Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas

PELATIHAN MANAJEMEN USAHA BAGI UMKM DI KABUPATEN PACITAN – PROVINSI JAWA TIMUR Nanik Risnawati
ecoopsday Vol 1 No 2 (2020): E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Institut Manajemen Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.256 KB) | DOI: 10.32670/ecoopsday.v1i2.398 for articles

Abstract

Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia hampir mencapai 99,9% dari keseluruhan pelaku usaha yang ada. Ini dapat dimaknai sebagai betapa pentingnya keberadaan pelaku UMKM ini dalam mewarnai perkembangan perekonomian di Indonesia. Hanya saja performa UMKM di Indonesia, masih menghadapi sejumlah kendala dalam menjalankan usaha. Diantaranya soal Permodalan, manajemen usaha, strategi menghadapi persaingan, distribusi barang yang efektif, penguasaan teknologi dan sebagainya. Oleh karena itu salah satu upaya untuk turut serta dalam meningkatkan kemampuan manajerial pelaku UMKM adalah dengan mengadakan pelatihan manajemen usaha bagi UMKM. Maksud dilakukannya pelatihan ini adalah untuk turut serta memotivasi dan meningkatkan kemampuan pelaku UMKM di bidang manajemen usaha dan menambah wawasan dan pengetahuan peserta mengenai beberapa strategi yang bisa dilakukan pelaku UMKM dalam pengembangan usahanya. Secara keseluruhan peserta dapat berpartisipasi dengan baik dengan tingkat kehadiran 100% dan juga sungguh-sungguh dalam menyimak materi yang disampaikan. Serta dapat memberikan pendapat dan pertanyaan selama jalannya pelatihan. Diharapkan pelatihan seperti dapat dilakukan secara berkesinambungan dengan peserta yang sama dan materi yang terprogram dengan baik, sehingga dapat melengkapi pengetahuan, pemahaman dan juga keterampilan peserta.
PELATIHAN MANAJEMEN USAHA BAGI UMKM DI KABUPATEN PACITAN – PROVINSI JAWA TIMUR Nanik Risnawati
E-Coops-Day Vol. 1 No. 2 (2020): E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Universitas Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.256 KB) | DOI: 10.32670/ecoopsday.v1i2.398 for articles

Abstract

Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia hampir mencapai 99,9% dari keseluruhan pelaku usaha yang ada. Ini dapat dimaknai sebagai betapa pentingnya keberadaan pelaku UMKM ini dalam mewarnai perkembangan perekonomian di Indonesia. Hanya saja performa UMKM di Indonesia, masih menghadapi sejumlah kendala dalam menjalankan usaha. Diantaranya soal Permodalan, manajemen usaha, strategi menghadapi persaingan, distribusi barang yang efektif, penguasaan teknologi dan sebagainya. Oleh karena itu salah satu upaya untuk turut serta dalam meningkatkan kemampuan manajerial pelaku UMKM adalah dengan mengadakan pelatihan manajemen usaha bagi UMKM. Maksud dilakukannya pelatihan ini adalah untuk turut serta memotivasi dan meningkatkan kemampuan pelaku UMKM di bidang manajemen usaha dan menambah wawasan dan pengetahuan peserta mengenai beberapa strategi yang bisa dilakukan pelaku UMKM dalam pengembangan usahanya. Secara keseluruhan peserta dapat berpartisipasi dengan baik dengan tingkat kehadiran 100% dan juga sungguh-sungguh dalam menyimak materi yang disampaikan. Serta dapat memberikan pendapat dan pertanyaan selama jalannya pelatihan. Diharapkan pelatihan seperti dapat dilakukan secara berkesinambungan dengan peserta yang sama dan materi yang terprogram dengan baik, sehingga dapat melengkapi pengetahuan, pemahaman dan juga keterampilan peserta.
Pelatihan Manajemen Pemasaran Barang dan Jasa Bagi Tenaga Pendamping UMKM di Timika-Papua Nanik Risnawati
E-Coops-Day Vol. 3 No. 1 (2022): E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Universitas Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.199 KB) | DOI: 10.32670/ecoopsday.v3i1.1430 for articles

Abstract

Pertumbuhan UMKM secara Nasional cukup positif dan mampu menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga 60,34 persen (tahun 2018). Namun demikian, UMKM di Indonesia wilayah Timur secara umum kondisinya masih belum berkembang dengan baik. Hadirnya pandemi Covid-19 turut memperparah kondisi UMKM di Indonesia Timur. Selain itu, Bank Dunia juga mencatat, terdapat sebanyak 86 persen pelaku UMKM mengalami penurunan penjualan di awal pandemi Covid-19. Sulitnya mendapatkan bahan baku menghambat proses produksi, sulitnya memperoleh modal, berkurangnya pelanggan hingga terhambatnya distribusi merupakan dampak pandemic Covid-19 yang dirasakan berat bagi UMKM. Mensikapi kondisi tersebut, Pusat Inkubator Bisnis (PIBI) Universitas Koperasi Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Pengembangan Masyarakat Amogme Komoro (YPMAK), bermaksud turut serta membantu UMKM Indonesia bagian Timur khususnya di Kabupaten Timika agar dapat bangkit, tumbuh sehat dan bahkan mungkin berkembang menghadapi Era New Normal pasca pandemic Covid-19 saat ini. Bantuan tersebut dilakukan dengan cara mengirimkan tenaga konsultan pendamping, untuk dapat memberikan pendampingan usaha bagi UMKM di wilayah tersebut. Untuk membekali dan memperkuat pemahaman tenaga konsultan pendamping dilakukannya pelatihan ini tentang upaya-upaya yang bisa dilakukan UMKM dalam pengembangan usaha di era New Normal saat ini. Salah satunya materi yang diberikan adalah manajemen pemasaran untuk barang dan jasa dengan menekankan pada konsep-konsep penting pemasaran dan upaya-upaya untuk memberikan pelayanan yang mampu melebihi ekspektasi pelanggan. Aktivitas pelatihan dilaksanakan dengan metode pendidikan orang dewasa, yaitu dengan memperbanyak sesi diskusi, sharing pengetahuan dan pengalaman. Terlihat peserta sangat antusias mengikuti jalannya pelatihan dan semua berperan aktif pada jalannya diskusi dan sharing session. Secara keseluruhan pelatihan berjalan dengan baik.
Bimtek Manajemen Perkoperasian Bagi Pengurus Koperasi di Kabupaten Cimahi: Pelayanan Prima Dalam Koperasi Nanik Risnawati
E-Coops-Day Vol. 3 No. 2 (2022): E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Universitas Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.486 KB) | DOI: 10.32670/ecoopsday.v3i2.2413 for articles

Abstract

Sebagai badan usaha seperti halnya badan usaha lainnya, koperasi dalam menjalankan usahanya juga dihadapkan dengan tingkat persaingan usaha, yang kian lama kian ketat. Oleh karena itu bisnis saat ini tidak cukup hanya menyediakan barang ataupun jasa yang diinginkan pelanggan, tetapi juga harus menambahkan unsur nilai di dalamnya sebagai pembeda dari bisnis lainnya. Salah satu unsur pembeda tersebut bisa berupa pemberian pelayanan prima pada para pelanggan, sehingga pelanggan merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Dalam koperasi kedudukan anggota sangatlah istimewa, karena anggota koperasi bukan saja merupakan pelanggan utama koperasi tetapi sekaligus juga merupakan pemilik perusahaan koperasinya. Oleh karenanya melayani pelanggan juga haruslah dilakukan dengan istimewa yang dibedakan dengan pelanggan non anggota. Jika koperasi berhasil membuat anggota merasa bahwa pelayanan yang diberikan koperasi sesuai dengan harapan anggota, maka anggota akan merasa puas (customer satisfaction). Kepuasan yang dirasakan oleh anggota dari pelayanan koperasi, akan berakibat anggota akan menjadi pelanggan yang loyal ( melakukan pembelian ulang, tidak mudah dipengaruhi oleh pihak lain, menceritakan hal-hal baik tentang koperasi pada orang lain, menjadi pelanggan yang fanatic. Dan jika ini terjadi maka anggota bisa menjadi ujung tombak promosi koperasinya melalui worth of mouth. Jika koperasi sudah berhasil melaksanakan tahapan ini yaitu membuat anggota merasa puas (customer satisfaction), maka koperasi jangan berhenti di level ini, karena dalam tingkatan pelayanan prima masih ada dua tingkatan diatas kepuasan pelanggan, yang disebut dengan customer surprise yaitu upaya untuk membuat pelanggan merasa terkejut dengan pelayanan prima koperasi dan customer delight, yaitu pemberian pelayanan prima yang diluar perkiraan pelanggan, karena istimewanya.
“Training and Capacity Building for Eligible SMEs” Kewirausahaan Sosial bagi Pemuda Bidang Pertanian pada Program Youth Entrepreneurship And Employment Support Service (YESS) di Bogor Jawa Bara Nanik Risnawati
E-Coops-Day Vol. 4 No. 1 (2023): E-coops-day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Universitas Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55904/ecoopsday.v4i1.3124 for articles

Abstract

Agricultural business is one of the business fields that is mostly engaged in by the Indonesian population. However, currently, the interest of the younger generation to do business in agriculture is decreasing and fading. Meanwhile, the need for agricultural products, especially food, is even higher as the population continues to increase. Therefore the government launched the YESS program aimed at helping young people to be willing and able to take part in the world of agriculture.One of the YESS program activities is the provision of Entrepreneurship and Social Entrepreneurship training. This activity was attended by 24 participants who work as Offtaker. Participants who work in agriculture, either farm or off-farm personally, their business is quite good, some of them have even carried out export business, such as to the Netherlands, Malaysia, and several European countries. After measuring the quality of their personal entrepreneurship, it can be seen that theparticipants generally already have good entrepreneurial qualities with a score above 15. It's just that what still needs improvement or improvement is self-confidence and the ability to seek business opportunities. Because Oftaker It is hoped that it can accommodate the business results of potential beneficiary novice farmers (CPM) so participants are instructed to learn how to develop social entrepreneurship, so that awareness grows order to be able to jointly benefit from the business activities they carry out, not only for themselves but also the people who can be helped.
Pelatihan Pengembangan Usaha Koperasi bagi Pengurus dan Pengawas Koperasi Primer Tempe Tahu Indonesia (KOPTI) Sleman Yogyakarta Nanik Risnawati
E-Coops-Day Vol. 4 No. 2 (2023): E-Coops-Day : Jurnal Ilmiah Abdimas
Publisher : LPPM Universitas Koperasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koperasi Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) is a type of cooperative whose members are producer of tofu and tempeh for the community. So that as a producer cooperative, the efforts carried out by KOPTI are aimed at helping and facilitating the needs of its members to advance their business. One of the KOPTI in Sleman Regency complained about the challenges and obstacles in developing a business, especially in the soybean procurement business and the tempeh house business. Therefore, in Cooperative Education this March, training and guidance on cooperative business development were carried out interactively. In cooperative education, it is discussed that the purpose of business development is to increase efficiency, productivity, competitiveness, income and increase the role of cooperatives in serving their members. Some steps that can be taken are to develop an existing business or add a new business. In overcoming soybean price competition, cooperatives are advised to buy soybeans from importers domiciled in Semarang and if necessary pack and deliver the soybean brands with their own brands modified from existing brands that are first known by tempe and tofu producers, to overcome the fanaticism of producers on a certain brand. Meanwhile, to overcome barriers to marketing premium tempe products produced by KOPTI in Sleman Regency, KOPTI explore cooperation with mini markets or supermarkets and conduct personal selling to upper- middle-class restaurants that provide menus made from tempe and target consumers in high-class housing. On the other hand, to increase member loyalty to the cooperative, it is suggested that cooperatives can carry out membership education for producers of KOPTI members in stages.