Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Komunikasi, Legitimasi, dan Mediasi: Kritik atas Hegemoni Pemaknaan dalam Ruang Publik Sindung Tjahyadi
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 16, No 3 (2006)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jf.23203

Abstract

The shoping of modern society  tends to refuse my theological legitimation. This pattern leads the society face serious problems because every domain in human life hasdeveloped in autonomous basic legitimation. There is no systemwhich organizes rules to knowledge, science, ethics, politics, andlaws. Mass media as free market of ideologiea is a power whichdominates the significance of  public sphere. This paper concernsin discussive the problem of communication as mediation ofmeaning in modern society. Based on an analysis ofcommunication aspects in modern society, we draw the prospectiveconclusion on which to build the future.   
Teori Kritis Jurgen Habermas: Asumsi-asumsi Dasar menuju Metodologi Kritik Sosial Sindung Tjahyadi
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 13, No 2 (2003)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jf.31322

Abstract

Multiculturalism the global cultural exchange, and the need of humanized communation are the real challenges for social sciences and social philosophy. Jurgen Habermas attemps to answer approach fundamental probelms. He built a comprehensive theory to analyze the relationship of knowledgem, science, politics, society, and culture in modern society. He found that we need a new approach to devolp an emancipatory science, a science which regard the human as the subject of change
"Petangan" dalam Kosmologi Jawa Di Tengah Pluralitas Pandangan Dunia Sindung Tjahyadi; Mustofa Anshori Lidinillah
Jurnal Filsafat "WISDOM" Jurnal Filsafat Seri 25 Mei 1996
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jf.31629

Abstract

Kebudayaan Jawa sebagai unit terbesar kebudayaan Indoensia, dewasa ini menghadapi masalah internal dan masalah eksternal yang cukup kompleks.
Problem Intrinsik DALAM AGENDA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: Analisis FILSAFAT POLITIK TERHADAP PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI INDONESIA PASCA REFORMASI Lailiy Muthmainnah; Rizal Mustansyir; Sindung Tjahyadi
JWP (Jurnal Wacana Politik) Vol 6, No 1 (2021): JWP (Jurnal Wacana Politik) Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jwp.v6i1.27801

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kritis atas problem intrinsik gagasan pembangunan berkelanjutan di Indonesia, khususnya terkait dengan politik pengelolaan lingkungan di Indonesia pasca reformasi.  Hal ini didasarkan pada fakta bahwa tingkat kerusakan lingkungan, khususnya sumber daya alam di Indonesia, masih sangat tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang menggunakan filsafat politik sebagai metode analisis. Unsur-unsur metodis yang digunakan dalam penelitian ini adalah interpretasi, induksi-deduksi, refleksi, idealisasi, dan heuristika. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa adopsi gagasan pembangunan berkelanjutan di Indonesia masih berada dalam  pusaran paradigma antroposentrisme dan utilitarianisme. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai persoalan intrinsik dalam aktualisasi konsep pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Persoalan tersebut antara lain berupa karut marutnya aturan perundangan terkait pola pengelolaan lingkungan hidup, politik anggaran yang eksploitatif, lemahnya penegakan hukum, serta dominasi oligarki dalam pengelolaan sumberdaya. Keempat hal tersebut secara kumulatif masih terus terjadi dalam praktik politik pengelolaan lingkungan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan akhirnya sekedar menjadi jargon politik. Untuk keluar dari persoalan intrinsik tersebut harus ada re-orientasi pola pembangunan di Indonesia. Orientasi pembangunan tidak boleh hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, melainkan harus lebih fokus pada upaya mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini dikarenakan keterjebakan pada pertumbuhan ekonomi pada kenyataan justru membuat situasi semakin melampaui batas pertumbuhan yang memicu krisis ekologi dalam jangka panjang.
Pemikiran Sarvepalli Radhakrishnan dan Relevansinya terhadap Isu Toleransi Beragama di Indonesia Puspo Renan Joyo; RR. Siti Murtiningsih; Sindung Tjahyadi
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 7 No 4 (2023)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/jpah.v7i4.2489

Abstract

Indonesia is a plural country in many aspects, including: religion, customs, culture, language, and others. In fact, plurality has not only positive, but also negative impacts. Therefore, tolerance is an important value to maintain harmony in Indonesia. The purpose of this research is to examine Sarvepalli Radhakrishnan's thoughts and their relevance to the issue of religious tolerance in Indonesia. This study is intended to present alternative ideas on religious tolerance from Hinduism, especially the advaitic framework through Radhakrishnan's thought. Methodologically, this research is literature research on the thoughts of figures. Qualitative paradigm is used in this research with the material object is religious tolerance according to Sarvepalli Radhakrishnan. Research data is obtained through document studies. Data analysis includes interpretative, holistic and descriptive. The results of this study show that religious tolerance according to Radhakrishnan is assimilation, non-discrimination and respect for the values of religions, and the ultimate goal is brotherhood. The basis of Radhakrishnan's thoughts on religious tolerance: 1) God as the ineffable ultimate reality. Thus, the truth is possible to be present in every religion, and 2) Tat Twam Asi is a non-dual form of religious awareness and experience (advaita), which implies unity, compassion, overcoming differences and conflicts.