This Author published in this journals
All Journal Jurnal Filsafat
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konsep Ilmu dalam Misticisme Islam Farid Farid
Jurnal Filsafat "WISDOM" Jurnal Filsafat Seri 27 Maret 1997
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jf.31654

Abstract

Misticisme Islam tidaklah hanya berisi sekumpulan cara pengendalian diri secara jasmani dan rohani saja, melainkan juga mencakup beberapa konsep atau istilah yang sifatnya khas.
Otoritas Wahyu dan Kreativitas Akal dalam Penetapan Hukum Islam (Tinjauan Epistemologis terhadap Hukum Islam) Farid Farid; Mustofa Anshori Lidinillah
Jurnal Filsafat "WISDOM" Jurnal Filsafat Seri 28 Juli 1997
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jf.31664

Abstract

Penelitian ini bet'tujuan menelaah adanya kreativitas akal dalam penetapan hukum Islam yang bersumber dati ototitas wahyu Tuhan, baik yang langsung teredaksikan dalam AI-Quran, maupun dalam Hadits Nabi. Penelitian berangkat dari permasalahan bahwa hukum Islam bersumbetĀ· dati wahyu Tuhan yang sifatnya mutlak. Di sisi lain produk hukum tersebut dipemntukkan bagi manusia dengan segenap kemampuan akalnya. Maka, bagaimana keduanya dikompromikan. Hipotesisnya adalah bahwa hukum Islam sebenarnya mempakan sistem ilmu yang bersumber datiototitas wahyu, namun demikian kreativitas akal mengambil peran interpretasi dan rekonstmksi dalam pembakuannya.Penelitian dilakukan dengan cara menempatkan hukum Islam sebagai objek yang ditelaah, dan epistemologi atau filsafat pengetahuan menjadi sudut pandangnya. Dalam proses analisis ini unsur metodis penelitian filsafat seperti diskriptif, analisis, dan sintesis dipergunakan.Istimbath hukum Islam pada hakikatnya adalah proses pemahaman akal terhadapĀ  firman Tuhan. Sebagai sebuah ciptaan Tuhan, hukum Islam memuat ptinsipptinsip atura'n yang sifatnya tetap dan abadi, namun pengakuan terhadap eksistensi akal menjamin pelaksanaannya bersifat fleksibel. Pada wilayah inilah fiqh dipahami sebagai wujud upaya ilmiah manusia untuk mengkaji dan menyusun ptinsip-prinsip Tuhan itu ke dalam sistem hukum yang manusiawi. Kreativitas akal (ar-rayu) dipergunakanansebagai sumber pengetahuan hukum Islam ketiga setelah sumber utamasecara hatfiah tidak memuat ketentuan hukum yang diperlukan. Ar-ra'yu dibutuhkan untuk mengetahui hukum yang tersirat di balik suatu redaksi AI-Quran yang memerlukan pengkajian lebih, mendalam. Latar belakang dari diakuinya peranan akal ini adalah kenyataan berkembangnya kehidupan masyarakat yang diikuti oleh berbagai permasalahan hidup yang tidak ditemui jawabannya secara halfiah dalam AI-Quran maupun AI-Hadits.
Formulasi Paham Mistik-Keagamaan dalam Tradisi Kepimpinan Jawa dan Kontribusinya bagi Kepimpinan Nasional Farid Farid; Mustofa Anshori Lidinillah
Jurnal Filsafat "WISDOM" Jurnal Filsafat Seri 29 Juni 1999
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jf.31678

Abstract

The methodical aspects to analyze these research are interpretation, intern-coherency, holistical, and heuristical methods.The power in Javanese tradition is a metaempirical ideas that metaphysically is The successfully leadership will bring a good social order and the fail leadership will cause a chaos society. To reach the succesfully religion is used to legitimate the leadership sometime, everthought this way brings a negative aspect.This research will explain how mystic-religion ideas or religions influence a Javanese leadership, and its contribution to national leadership. This research is a libralian research. The material object of this research is to the tradition of Javanese leadership reached to the spiritual activity to accumulate the cosmic power in to a leader itself.The leadership therefore, is valid because sources from adikodrati power. The manunggaling kawula Gusti as religion-mystic ideas does not only explain relation between a leader with God, but between a leader with people also.The power of Javanese ideas usefull for national leadership development. It is important to remain that in the leadership personality there is a cosmic harmony. Believing to God and concern to the people are requierment in building a tight leadership.