Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DETERMINAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN KALIANDA Sumardi Rahardjo; Riyanti Imron
Jurnal Kesehatan Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.155 KB) | DOI: 10.26630/jk.v4i2.78

Abstract

Sumardi Rahardjo 1)Riyanti Imron 1)1)Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Abstrak: Determinants of Early Marriage In District Kalianda.  Early marriage is a marriage by women under the age of 19 years, and men under the age of 20 years (BKKBN, 2008). Currently the number of early marriages in the district of South Lampung Kalianda still very high. Pre survey results that researchers do in VAT / KUA Kalianda South Lampung District 1 September 2012, it is known that the number of early marriages in 2010 as many as 186 weddings, (18.9) of 983 marriages, the number of marriages increased to 201 (21%) of 953 marriages, whereas in 2012 (January-August) the number of early marriages as marriages 192 (21.84).This study is an analytical study with nested case-control approach, which aims to determine the determinants of early marriage in the District of South Lampung regency Kalianda 2012. Whole population is 879 people whereas a sample taken with the 214 control cases numbered 107 and 107 are taken. Secondary data is taken directly from the respondents, sampling using Simple Random Sampling and collection tool was a questionnaire with interview techniques . The analysis is univariate, bivariate statistics using Chi square test.The research concludes with 214 respondents, of the nine variables in meticulous in getting results: education (p value = 0.006), knowledge (p value = 0.000), behavior (p value = 0.000), occupation (p value = 0.273), quality family environment (p value = 0.005), the quality of the public environment (p value = 0.038), medium (p value = 0.299), socio-cultural (p value = 0.331), and economic (p value = 0.487). Expected to health care workers in order to cooperate with other agencies to improve education about reproductive health, religion, and improve the skills of people, especially teenagers who drop out of school, both formal and informal.Keywords: Determinants, Early MarriageAbstrak: Determinan Pernikahan Dini di Kecamatan Kalianda.Pernikahan dini yaitu pernikahan yang dilakukan oleh perempuan yang berusia di bawah 19 tahun, dan laki-laki yang berusia di bawah 20 tahun (BKKBN, 2008). Saat ini jumlah pernikahan dini di kecamatan Kalianda Lampung Selatan masih sangat tinggi. Hasil pre survei yang peneliti lakukan di PPN/KUA Kecamatan Kalianda Lampung Selatan pada 1 September 2012, diketahui bahwa jumlah pernikahan dini pada tahun 2010 sebanyak 186 pernikahan, (18,9) dari 983 pernikahan, jumlah tersebut meningkat menjadi 201 pernikahan(21%) dari 953 pernikahan, sedangkan pada tahun 2012 (Januari-Agustus) jumlah pernikahan dini sebanyak 192 pernikahan (21,84). Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan  Case Control, yang bertujuan untuk mengetahui determinan pernikahan dini di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2012. Populasi seluruhnya adalah, 879 orang sedangkan yang diambil menjadi sampel sebanyak 214 dengan kasus berjumlah 107  dan kontrol 107 orang.data yang diambil adalah data skunder yang di ambil langsung dari responden, pengambilan  sampel menggunakan Simple Random Sampling dan alat pengumpulan data adalah kuesioner dengan tehnik wawancara. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan uji statistik menggunakan Chi square.Hasil penelitian menyimpulkan dengan 214 responden, dari sembilan variabel yang di teliti di dapatkan hasil: pendidikan (p value=0,006), pengetahuan (p value=0,000), perilaku (p value=0,000),  pekerjaan (p value=0,273), kualitas lingkungan keluarga (p value=0,005), kualitas lingkungan masyarakat (p value=0,038),  media (p value=0,299), sosial budaya (p value=0,331), dan ekonomi (p value=0,487).  Diharapkan petugas kesehatan dapat bekerjasama dengan instansi lain untuk meningkatkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, agama dan meningkatkan keterampilan masyarakat khususnya remaja yang putus sekolah baik formal maupun informal. Kata Kunci: Determinan,PernikahanDini
HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN HIPERBILIRUBINEMIA PADA BAYI DI RUANG PERINATOLOGI Riyanti Imron; Diana Metti
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.355 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i1.517

Abstract

Hiperbilirubinemia merupakan salah satu penyebab kematian bayi yang terbanyak disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada neonatus. Berdasarkan data di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2011 terdapat bayi yang dirawat 833 bayi dengan BBLR 510 (61,2%) denganhiperbilirubinemia 87 (10%), tahun 2012 terdapat 859 bayi yang di rawat dengan BBLR 556 (65%) dan hiperbilirubin 120 (14%) di ruang perinatologi. Masalah dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan bayi dengan berat badan lahir rendah dengan kejadian hiperbilirubinemia pada bayi di ruangperinatologi pada tahun 2011 (10%) dan 2012 (14%) di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan bayi dengan berat badan lahir rendah dengan kejadian hiperbilirubinemia pada bayi di ruang perinatologi RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek ProvinsiLampung Tahun 2013. Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Case Control, jumlah populasi 1098 bayi dan sampel 315 bayi Teknik pengambilan sampel pada kasus kontrol studi ini adalah Simple Random Sampling. Data yang di kumpulkan merupakan data sekunder dengan melihatdokumentasi yang di ambil dari rekam medik atau buku register di ruang perinatologi. Alat ukur yang digunakan yaitu checklist. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat persentase dan bivariat chi square. Hasil penelitian di dapatkan dari 315 bayi terdapat bayi dengan berat badan lahir rendah berjumlah 105 bayi (33,3%) dan hiperbilirubinemia berjumlah 111 bayi (35,2%). Ada hubungan antara berat badan lahir rendah dengan hiperbilirubinemia (p value=0,000), dengan nilai OR 2,182 berarti bayidengan BBLR beresiko 2,182 kali untuk mengalami hiperbilirubinemia dibandingkan bayi yang tidak BBLR. Peneliti menyarankan bagi petugas kesehatan agar terus menerus memberikan penyuluhan, deteksi dini dalam penjaringan resiko tinggi bekerjasama dengan dukun, kader, bidan desa, BPM dan puskesmas untuk mencegah terjadinya BBLR sehingga angka kematian bayi (AKB) menurun.
PENYEBAB PERSALINAN PRETERM Riyanti Imron; Amrina Oktaviana
Jurnal Keperawatan Vol 8, No 2 (2012): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.794 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v8i2.159

Abstract

Prematuritas merupakan faktor kematian yang terkait dengan mortalitas dan morbiditas sebagian bayi meninggal pada 28 hari pertama mempunyai bobot kurang dari 2500 gram saat lahir, bayi prematur juga rentan terhadap kompresi kepala dikarenakan lunaknya tulang tenggkorak dan immaturitas jaringan otak, perdarahan intrakranial 5 kali lebih sering terjadi pada bayi prematur, dapat terjadi sindrom distres respirasi (RDS) yang menyebabkan 44% bayi meninggal pada bayi kurang dari 1 bulan, jika berat bayi kurang dari 100 gram angka kematian sebesar 74%, bayi kuning (jaundice), necrotising enterocolitis (radang usus, hipoglikemia, hipotermi, dan infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  penyebab persalinan.  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan preterm sebanyak 226 orang. Sampel yang digunakan total populasi. Data yang di kumpulkan adalah data sekunder. Alat ukur dalam penelitian ini adalah checlist dengan melihat catatan medical record pasien, analisis yang di gunakan adalah univariat dengan menggunakan prosentase. Hasil penelitian didapatkan  persalinan preterm yang terbanyak adalah responden berusia <20 - >35  tahun (59,3%), memiliki pendidikan rendah (61.9%), memiliki paritas primipara (59%), melakukan  pekerjaan berat (48,2%), terbanyak memiliki riwayat penyakit kronis (51,3%). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa  persalinan preterm dapat pengaruhi oleh faktor  usia, pendidikkan, paritas, pekerjaan. Untuk itu di sarankan kepada masyarakat khususnya ibu hamil untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan  kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan KIE dan pelayanan kepada ibu hamil yang beresiko.
HUBUNGAN USIA MENARCHE DAN PARITAS DENGAN MIOMA UTERI Novita Rudiyanti; Riyanti Imron
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.894 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i2.604

Abstract

Di Indonesia, mioma uteri ditemukan 2.39%–11.7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Bila mioma uteri bertambah besar pada masa post menopause harus dipikirkan kemungkinan terjadinya degenerasi maligna (sarcoma) dengan pertumbuhan mioma dapat mencapai berat lebih dari 5 kg (Indra, 2012). Data RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek menunjukan kejadian mioma uteri tahun 2013 sebesar 10,4% dan tahun 2014 naik menjadi 11,8%.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia menarche dan paritas dengan kejadian mioma uteri di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek tahun 2014.Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan case control,dilakukan pada bulan September – November 2015,   populasi adalah 941 responden,  kelompok populasi kasus yaitu pasien yang terdiagnosa mioma uteri sebanyak 99 kasus, kelompok populasi kontrol yaitu seluruh populasi yang terdiagnosis selain mioma uteri yaitu sebanyak 842, jumlah sampel 68 orang, alat pengumpulan data adalah ceklist dengan tehnik dokumentasi. Analisis data adalah univariat, bivariat menggunakan Chi square.Hasil penelitian menyimpulkan dari 68 responden, usia menarche banyak pada usia dini yaitu 51,4%, multipara yaitu 58,8%.Ada hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan kejadian mioma uteri (P- value=0,020 dan OR=4,418).Ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian mioma uteri (P- value=0,027 dan OR=3,519). Peneliti menyarankan agar menjaga keseimbangan hormon tubuh agar pengeluaran estrogen yang menjadi penyebab mioma uteri dapat sesuai kebutuhan tubuh melalui pola makan yang baik dan mempunyai anak lebih dari satu.