Puji Santosa
Pusat Bahasa, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra

REPRESENTASI KISAH NABI IBRAHIM DALAM DELAPAN SAJAK INDONESIA MODERN (The Story Representation of Prophet Ibrahim in Eight Modern Indonesian Poems) Santosa, Puji
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2011.v4i1.68-81

Abstract

Makalah ini mengkaji representasi kisah Nabi Ibrahim dalam delapan sajak Indonesia modern, yaitu “Hanya Satu” (Amir Hamzah), “Ibrahim! Ibrahim!” (Remy Sylado), “Bapak Semua Bangsa” (Remy Sylado), “Sajak 10 Zulhijah” (Remy Sylado), “Balada Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.” (Taufiq Ismail), “Sajak-Sajak Kelahiran” (Abdul Hadi W.M.), “Ibrahim Alaihisalam I” (Ahmadun Yosi Herfanda), dan “Ibrahim Alaihisalam II” (Ahmadun Yosi Herfanda). Kajian terhadap kedelapan sajak Indonesia modern yang ditulis oleh lima penyair tersebut dilakukan dengan cara membandingkan kisah Nabi Ibrahim yang terdapat dalam Alkitab dan Alquran dengan puisi hasil kreasi lima penyair tersebut. Hasil kajian dari delapan puisi tersebut merepresentasikan pewartaan keimanan Nabi Ibrahim dalam menyebarluaskan ajaran ketuhanan. Nabi Ibrahim dipandang sebagai insan yang paling luhur dan mulia karena Nabi Ibrahim disebut sebagai “abu al-anbiya”, yakni bapak segala nabi-nabi atau para rasul Tuhan, sekaligus juga kekasih Allah yang Mahapenyayang. Nabi Ibrahim menegakkan keesaan Tuhan dengan memberangus semua berhala dan mendirikan Kakbah. Hasil kajian ini merekomendasikan agar setiap insan dapat meneladani keluhuran dan kemuliaan budi pekerti Nabi Ibrahim yang senantiasa beriman kepada Tuhan.Abstract:This paper examines the story representation of Prophet Ibrahim in the eight modern Indonesian poems, namely, “ Hanya Satu (The Only One) “ (Amir Hamza), “Abraham! Abraham! “(Remy Sylado),” Bapak Semua Bangsa (The father of all Nations)”(Remy Sylado),” 10 Zhul- Hijjah Poem”(Remy Sylado),” Balada Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. (Ballad of the Prophet Ibrahim and Prophet Ismail a.s.) “(Taufiq Ismail),” Sajak-Sajak Kelahiran (Birth Poems )”(Abdul Hadi WM), “Ibrahim Alaihisalam I” (Yosi Ahmadun Herfanda), and “Abraham Alaihisalam II” (Yosi Ahmadun Herfanda). The study of eight modern Indonesian poems written by five poets was done by comparing the story of Prophet Ibrahim contained in the Bible and the Qur’an to the poetry created by the five poets. The study finds that the eight poems represents preaching the faith of Prophet Ibrahim in disseminating the teachings of the divine. Prophet Ibrahim was seen as the most sublime and the most glorious man, hence; the Prophet Ibrahim was so called ‘’abu al- anbiya’, namely, the father of all prophets,  as well as The Lover of God, Most Merciful. Prophet Ibrahim upheld the unity of God by destroying all the idols and set up the Ka’ba. The results of this study recommends that every man can imitate the grandeur and glory of the Prophet Ibrahim who always believed in God.
KEARIFAN BUDAYA DAN FUNGSI KEMASYARAKATAN DALAM SASTRA LISAN KAFOA (Local Wisdom and Communal Function in The Oral Literature of Kafoa) Santosa, Puji
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 5, No 1 (2012)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2012.v5i1.67-82

Abstract

Penelitian ini mengungkapkan dan mendeskripsikan kearifan budaya dan fungsi kemasyarakatan dalam sastra lisan Kafoa di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitian menemukan enam judul sastra lisan yang memiliki kearifan budaya yang masih dipertahankan oleh masyarakat tersebut. Kearifan budaya tersebut meliputi fungsi dan nilai budaya sebagai media komunikasi lisan masyarakat setempat. Ada enam fungsi budaya kemasyarakatan dalam sastra lisan Kafoa, yaitu (1) fungsi hiburan, (2) fungsi estetis, (3) fungsi media pendidikan nonformal, (4) fungsi kepekaan batin dan sosial, (5) fungsi penambah wawasan, dan (6) fungsi pengembangan kepribadian. Sementara itu, ada juga enam nilai budaya masyarakat Kafoa yang terungkap dalam sastra lisannya, yaitu (1) religiusitas, (2) upaya belajar dari alam, (3) sportivitas dan kebersatuan, (4) semangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan, (5) penghargaan terhadap yang muda dan berprestasi, dan (6) sifat tolong-menolong antarsesama. Kearifan budaya dan fungsi kemasyarakatan dalam sastra lisan tersebut menunjukkan adanya kesantunan berbahasa dan sikap menghormati orang lain sehingga menjadi penentu arah kebijaksanaan hidup yang mulia, luhur, dan bermartabat.Abstract:This study reveals and describes the cultural wisdom and social function in oral litera- ture Kafoa, Alor Island, Nusa Tenggara Timur. The study found six oral literature titles having cultural wisdom that is retained by the community. These include cultural wisdom and cultural values as a function of oral communication media in the community. There are six functions of civic culture in Kafoa oral literature, namely (1) entertainment function, (2) aesthetic function, (3) non-formal educational media function, (4) inner and social sensitivity  function, (5)enhancer sight function, and (6) personality development function. In the meantime, there are also six Kafoa cultural values expressed in the oral literature, namely (1) religiosity, (2) effort to learn something from nature, (3) fairness and unity, (4) spirit to maintain the unity and integrity, (5) appreciating the young achievers, and (6) mutual assistance. Cultural wisdom and social function in oral literature shows the language of politeness and respect other people so that it determines the wisdom direction a glorious, noble, and dignified life.