Heri Budi Santoso
Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Salatan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL PHARMASCIENCE

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol dan Ekstrak n-Heksan Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata. L) terhadap Waktu Kematian Cacing Pita Ayam (Raillietina Sp.) Secara In Vitro Intannia, Difa; Amelia, Rezki; Handayani, Lisda; Santoso, Heri Budi
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 2 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK            Indonesia diketahui banyak memiliki tumbuhan yang berkhasiat obat, diantaranya adalah daun ketepeng cina (Cassia alata. L) yang mempunyai khasiat sebagai obat cacing, sariawan, sembelit, panu, kurap, kudis dan gatal-gatal. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol dan n-heksan daun ketepeng cina (Cassia alata. L) terhadap waktu kematian cacing pita ayam secara in vitro. Metode Penelitian: Merupakan penelitian eksperimental dengan memberikan perlakuan terhadap cacing pita ayam yang direndam dalam ekstrak etanol dan ekstrak n-heksan dengan dosis 25 mg/25 mL, 50 mg/25 mL, 75 mg/ 25mL dan 100 mg/25 mL serta sebagai pembanding adalah mebendazole dengan seri dosis yang sama. Setiap perlakuan dilakukan 3 kali replikasi dengan masing-masing replikasi menggunakan 5 ekor cacing. Waktu kematian cacing dicatat dan dilakukan analisis. Hasil Penelitian: Ekstrak n-heksan diketahui lebih cepat mematikan cacing pita ayam dibandingkan dengan ekstrak etanol, namun masih lebih lambat dibandingkan dengan mebendazole. Dosis  100 mg/ 25mL memberikan waktu kematian yang paling cepat pada semua kelompok, dengan waktu kematian sebagai berikut: 1) Ekstrak etanol 202 menit±17.48, 2) Ekstrak n-heksan 138 menit±26,94 dan Mebendazole 95 menit±21,68. Kesimpulan: Ekstrak etanol dan n-heksan mampu mematikan cacing pita ayam (Raillietina sp.) secara in vitro.Kata kunci: Efek anthelmintic, daun Cassia alata. L, ekstrak etanol, ekstrak n-heksan, Raillietina spAbstractKetepeng Cina (Cassia alata. L) is one of Indonesian medical herb which have properties as an anthelmintic, laxative, treat scabies and itchy. Aim of this study is to understand the effect of ethanolic and n-hexane leaf extract of Cassia alata. L toward mortality time of chicken tapeworm (raillietina sp.) in vitro. Four concentrations (25, 50, 75 and 100 mg/ 25 mL) of each extract were studied in activity, which involved the determination time of death of the tapeworm. Both the extracts exhibited best anthelmintic effect at highest concentration of 100 mg/25 ml.  Mebendazole  in  same  concentration  as  that  of  extract  was included  as  standard  reference. Mortality time for each extracts are 1) Ethanolic extracts 202 minute±17.48; 2) n-hexane extract 138 minute±26.94 and Mebendazole 95 minute±21.68  The ethanolic  and  n-hexane leaf  extracts of Cassia alata. L has effect toward mortality time of chicken tapeworm Raillietina sp. in vitro.Key word: Anthelmintic effect, Cassia alata. L, Ethanolic leaf extract, n-Hexane leaf extract, Raillietina sp
Profil SGPT dan SGOT Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) di Sungai Riam Kanan Kalimantan Selatan Hidayaturrahmah, Hidayaturrahmah; Muhamat, Muhamat; Santoso, Heri Budi
JURNAL PHARMASCIENCE Vol 2, No 2 (2015): JURNAL PHARMASCIENCE
Publisher : JURNAL PHARMASCIENCE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui  Profil nilai SGPT dan SGOT ikan nila pada budidaya keramba di sungai riam kanan sebagai parameter untuk mengetahui fisiologi pada organ hati. Penentuan kadar SGPT dan SGOT dengan metode spektrofotometri (UV Visible spectrometer, GBC Scientific Equipment). Sampel ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) diambil dari tiga titik stasiun di sekitar sungai Riam Kanan, kemudian dari tiap stasiun dilakukan 3 kali pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada fungsi hati ikan nila pada stasiun I (Desa Awang Bangkal), Stasiun II (Desa Mandikapau) dan stasiun III (Desa Sungai alang) menghasilkan nilai SGPT dan SGOT yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai normal SGPT dan SGOT ikan nila tawar pada umumnya. Profil  SGPT dan SGOT paling tinggi terdapat pada stasiun Mandikapau yaitu sebesar 75 ± 21 U/I dan 204,67 ± 56,72. Profil nilai SGPT/SGOT paling rendah terdapat pada stasiun  awang Bangkal  sebesar 45 ± 18,73U/I dan 139,67 ± 26,84. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara fisiologis profil SGPT dan SGOT  Ikan Nila di perairan sungai Riam dinilai terdapat adanya gangguan pada hati. Hal ini dapat dilihat dari nilai SGPT dan SGOT yang  lebih rendah dari nilai normal.Kata kunci : SGPT, SGOT, Ikan Nila, Sungai Riam Kanan ABSTRACTThis study was conducted to determine the value of SGPT and SGOT profile tilapia in aquaculture cages in the river rapids as the right to determine the physiological parameters in the liver. Determination of SGPT and SGOT levels by spectrophotometric method (UV-Visible spectrometer, GBC Scientific Equipment). Samples Nile Tilapia (Oreochromis niloticus L.) were taken from the three-point stations around the river Riam Kanan, then from each station sampling is done 3 times. The results showed that the liver function of tilapia at station I (Desa Awang Bangkal), Station II (Village Mandikapau) and the station III (Sungai grasslands) produce value SGPT and SGOT were higher when compared with normal values SGPT and SGOT tilapia bargaining in general. SGPT and SGOT profile is highest in Mandikapau station that is equal to 75 ± 21 U / I and 204.67 ± 56.72. Profile value SGPT / SGOT lowest contained in Bangkal awang station by 45 ± 18.73U / I and 139.67 ± 26.84. This study shows that physiological profile SGPT and SGOT Tilapia in river waters cascade assessed there is a disturbance in the heart. It can be seen from SGPT and SGOT values were lower than normal value.Keywords: SGPT, SGOT, Oreochromis niloticus L.