Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FOTO PREWEDDING DALAM PRESPEKTIF SANTRI PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH BANDAR KIDUL MOJOROTO KOTA KEDIRI Andik Hermawan; Ropingi Ropingi
Jurnal Mediakita : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : IAIN KEDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/mediakita.v1i1.536

Abstract

Fotografi menjadi sebuah ladang bisnis baik bagi fotografer pemula maupun fotografer profesional. Sekarang ini foto prewedding sudah menjadi budaya baru di tengah-tengah masyarakat modern, yakni foto yang dilakukan sebelum pernikahan. Tidak terkecuali umat muslim juga melaksanakan foto prewedding yang mana hukum dari foto prewedding tersebut adalah haram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandar Kidul Mojoroto Kota Kediri terkait tentang foto prewedding tersebut. Mulai dari tahap eksternalisasi di mana santri beradaptasi dengan budaya baru ini. Kemudian tahap objektivasi, memahami bagaimana dan seperti apa foto pre wedding. Yang terakhir tahap internalisasi, yakni santri memberi pemaknaan atau penafsiran terhadap foto pre wedding. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu observasi, yang mana penulis menjadi observasi partisipan, wawancara mendalam (indept interview), informan dari penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Al-Ishlah yang berjumlah 20 orang, dan selanjutnya dokumentasi. Untuk menganalisis data penulis menggunakan teknik Analisis Interaktif Miles dan Huberman dengan membuat gambaran yang sistematis, faktual dan analisisnya dilakukan melalui tiga jalur reduksi data, penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandarkidul, Mojoroto, Kota Kediri memberi penafsiran atau pemaknaan terhadap foto prewedding dengan beberapa tahap seperti yang dikemukakan oleh Peter L. Berger. Pertama tahap eksternalisasi di mana santri membuka diri dan beradaptasi dengan budaya baru yang ada di masyarakat yakni foto pre wedding. Kemudian tahap objektivasi, santri berusaha memahami bagaimana dan seperti apa foto pre wedding tersebut. Yang terakhir tahap internalisasi, yakni santri memberi pemaknaan atau penafsiran terkait foto pre wedding yang menjamur di masyarakat. Bahwa hukum foto pre wedding menurut santri adalah haram, apabila dalam pembuatan dan hasil foto terdapat adegan atau pose yang melanggar syariat. Dan boleh melakukan foto pre wedding, apabila dalam pembuatan dan hasil foto pre wedding tidak menyalahi syariat dan norma agama. Kata kunci: Konstruksi, Santri, Foto Prewedding.
FOTO PREWEDDING DALAM PRESPEKTIF SANTRI PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH BANDAR KIDUL MOJOROTO KOTA KEDIRI Andik Hermawan; Ropingi
Jurnal Mediakita : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Mediakita :Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : Fakultas Usluhuddin dan Dakwah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/mediakita.v1i1.536

Abstract

Fotografi menjadi sebuah ladang bisnis baik bagi fotografer pemula maupun fotografer profesional. Sekarang ini foto prewedding sudah menjadi budaya baru di tengah-tengah masyarakat modern, yakni foto yang dilakukan sebelum pernikahan. Tidak terkecuali umat muslim juga melaksanakan foto prewedding yang mana hukum dari foto prewedding tersebut adalah haram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemaknaan santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandar Kidul Mojoroto Kota Kediri terkait tentang foto prewedding tersebut. Mulai dari tahap eksternalisasi di mana santri beradaptasi dengan budaya baru ini. Kemudian tahap objektivasi, memahami bagaimana dan seperti apa foto pre wedding. Yang terakhir tahap internalisasi, yakni santri memberi pemaknaan atau penafsiran terhadap foto pre wedding.Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu observasi, yang mana penulis menjadi observasi partisipan, wawancara mendalam (indept interview), informan dari penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Al-Ishlah yang berjumlah 20 orang, dan selanjutnya dokumentasi. Untuk menganalisis data penulis menggunakan teknik Analisis Interaktif Miles dan Huberman dengan membuat gambaran yang sistematis, faktual dan analisisnya dilakukan melalui tiga jalur reduksi data, penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan.Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandarkidul, Mojoroto, Kota Kediri memberi penafsiran atau pemaknaan terhadap foto prewedding dengan beberapa tahap seperti yang dikemukakan oleh Peter L. Berger. Pertama tahap eksternalisasi di mana santri membuka diri dan beradaptasi dengan budaya baru yang ada di masyarakat yakni foto pre wedding. Kemudian tahap objektivasi, santri berusaha memahami bagaimana dan seperti apa foto pre wedding tersebut. Yang terakhir tahap internalisasi, yakni santri memberi pemaknaan atau penafsiran terkait foto pre wedding yang menjamur di masyarakat. Bahwa hukum foto pre wedding menurut santri adalah haram, apabila dalam pembuatan dan hasil foto terdapat adegan atau pose yang melanggar syariat. Dan boleh melakukan foto pre wedding, apabila dalam pembuatan dan hasil foto pre wedding tidak menyalahi syariat dan norma agama.