M. Agus Muhtadi Bilhaq
IAIN Pontianak

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penafsiran Kontekstualis Perihal Kepemimpinan Non-Muslim dalam Perspektif Alquran dan Hadis M. Agus Muhtadi Bilhaq
NALAR Vol 2, No 2 (2018): Nalar: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam
Publisher : IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.537 KB) | DOI: 10.23971/njppi.v2i2.948

Abstract

Perbedaan dalam menafsirkan QS. Ali Imran: 28 dan QS. Al-Maidah: 51, berimplikasi pada sikap pro-kontra perihal kepemimpinan non-muslim, seperti terlihat pada pemilukada Jakarta tahun 2012 dan 2017. Menyikapi hal itu, terdapat dua kubu yang masing-masing mengambil sikap berbeda. Pertama, kelompok tekstualis, yang diwakili oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) misalnya, secara tegas mengharamkan non-muslim sebagai auliā’ bagi umat muslim, dengan mengutip QS. Al-Maidah: 51. Kedua, kelompok yang lebih menekankan pada aspek esensial kriteria seorang pemimpin, semisal Nahdlatul Ulama (NU). Kaitannya dengan pengharaman oleh kubu tekstualis, terdapat sebuah riwayat yang dapat menegaskan sikap itu, bahwa Nabi Muhammad saw. pernah menolak tawaran pertolongan dari seorang kafir pada peristiwa perang Badar (lan asta’īna bi musyrikin). Akan tetapi, dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah pernah menjadikan seorang kafir sebagai pemimpin/penunjuk jalan (hādiyan) ketika hijrah. Riwayat lainnya juga menyebutkan bahwa Nabi Saw pernah menerima bantuan dari seorang kafir pada peristiwa Perang Hunain. Dalam hal ini, terkesan adanya kontradiksi antara teks alquran dan hadis yang dapat membingungkan pembaca dalam memahami teks tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam, khususnya dalam konteks Indonesia, yang meskipun menjadi negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, tetapi juga menjadi rumah bagi masyarakat dengan latar belakang suku, budaya, serta kepercayaan yang bermacam-macam. Masing-masing berhak untuk memilih dan dipilih sebagai pemimpin. Dengan menggunakan metode penafsrian kontekstual yang ditawarkan oleh Abdullah Saeed untuk membaca QS. Ali Imran: 28 dan QS. Al-Maidah: 51 serta metode interpretasi hadis Yusuf al-Qaradhawi teks hadis terkait, penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman komprehensif mengenai persoalan ini.Keywords: Penafsiran Kontekstualis, Pemimpin, Non-Muslim, Al-Maidah 51, Auliā’, Hadis.
Perihal Deforestasi di Indonesia Dalam Tinjauan Al-Qur’an Dan Hadist M. Agus Muhtadi Bilhaq
HUMANISTIKA : Jurnal Keislaman Vol 8 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract One of the environmental problems that occur in Indonesia is deforestation. This is caused by various factors, such as forest fires, illegal logging, forest land conversion, and other human activities that carry out massive exploitation of the forest. As a result, Indonesian forest has declined very significant (deforestation). As a response to this situation, religion is believed could be a solution for mitigating environmental damage, because religion is the base of human morality. Especially Islam, the largest religion in Indonesia, could be a solution for mitigating deforestation. The theme of environment was mentioned various times in the Qur’an and Hadith. Ironically, deforestation in Indonesia is one of the highest cases in the world. Therefore, based on these facts, this paper aims to further discuss the issue of deforestation through the Qur'an and Hadith perspective. In this paper, further verses and hadiths which instruct humans to preserve forest, and not destroy it, will be discussed. Abstrak Salah satu problem lingkungan yang terjadi di Indonesia adalah kerusakan hutan, deforestasi. Ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebakaran hutan, praktik illegal logging, maupun alih fungsi lahan hutan, serta tindakan eksploitatif lainnya. Akibatnya, lahan hutan Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan (deforestasi). Menyikapi hal ini, agama diyakini dapat menjadi solusi mitigasi kerusakan lingkungan hidup, sebab agama menjadi landasan moral manusia dalam bersikap, termasuk juga agama Islam. Islam melalui al-Qur’an dan Hadis dalam beberapa kesempatan menyinggung tema lingkungan hidup. Dalam pada itu, Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Ironisnya, deforestasi di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Oleh sebab itu, bertolak dari fakta tersebut tulisan ini dibuat untuk membahas lebih lanjut persoalan deforestasi dalam tinjauan al-Qur’an dan Hadis. Dalam tulisan ini, lebih lanjut akan dibahas ayat serta hadis yang memerintah manusia agar menjaga kelestarian hutan, bukan melakukan perusakan.
Peran Hadis sebagai Dasar Epistemologi Pemikiran Bey Arifin tentang Hari Pembalasan (Eskatologi) M Agus Muhtadi Bilhaq
Holistic al-Hadis Vol 6 No 1 (2020): June 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v6i1.1120

Abstract

Kajian tentang hari kiamat (eskatologi) memiliki tempat tersendiri di dalam Islam, sebab keimanan terhadap hari kiamat merupakan bagian dari rukun iman. Namun demikian, dalam perkembangannya, kajian eskatologi seakan telah berhenti pada titik tertentu, dan dianggap telah selesai. Ini dapat dilihat dari sedikitnya jumlah intelektual muslim yang memiliki perhatian tentang eskatologi. Hal ini tentu menjadi problem tersendiri bagi dinamika kesarjaan muslim. Di anatara intelektual muslim yang memiliki perhatian terhadap kajian eskatologi adalah Bey Arifin. Ini menjadi penting untuk dikaji sebab, pertama Bey Arifin merupakan intelektual muslim yang berasal dari Indonesia dan hidup pada abad 20. Kedua, meskipun banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat, Bey Arifin menjadikan Teks (al-Qur’an dan Hadis) sebagai landasan epistemologi dalam merumuskan pemikirannya tentang hari pembalasan.
INTERPRETATION ULUMUL QUR’AN COURSE AS THE FOUNDATION FOR MODERATE UNDERSTANDING OF FEBI IAIN PONTIANAK STUDENTS, WEST KALIMANTAN PROVINCE Abdurrahman Abdurrahman; Muhammad Irfan; M. Agus Muhtadi Bilhaq
Tanzil: Jurnal Studi Al-Quran Vol. 6 No. 1 (2023): October
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Sadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20871/tjsq.v6i1.308

Abstract

This article reveals the existence of the “Ulumul Qur’an” course taught as the foundation for a Moderate Understanding among students of the Faculty of Islamic Economics and Business (FEBI) at the State Islamic Institute (IAIN) in Pontianak, which is located in West Kalimantan Province, a province known for its diversity in terms of ethnicity, traditions, and religions, but coexist peacefully and harmoniously in their daily lives. This article is a form of library research that uncovers the moderate values from the Ulumul Qur’an materials as well as its teaching methods. Therefore, the method used is qualitative research with a descriptive approach, where the data were collected through literature studies or documents discussing this theme, both from books and from recent online articles discussing the Ulumul Qur’an and religious moderation, and directly observed the environment at FEBI IAIN Pontianak, so that the collected data can be verified and revealed with reliable results. The instilling of moderate values towards the students of FEBI IAIN Pontianak is largely derived from the Ulumul Qur’an materials taught by a lecturer, although in delivering the material, the main focus of achievement is the understanding of the materials that have been agreed in the semester Learning Plan (RPS). The materials include Jam‘ al-Qur’ān (collection of the Qur’an), Qirā’ah al-Qur’ān (reading of the Qur’an), Asbāb al-Nuzūl (causes of the revelation of the Qur’an), and materials about the interpreters of the Qur’an, their conditions, and interpretation methods.