Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STATUS PENGELOLAAN SUMBERDAYA CUMI - CUMI DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA BERBASIS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI, TRENGGALEK Nurulludin Nurulludin; Rudy Masuswo Purwoko; Mohamad Adha Akbar; Ralph Thomas Mahullete; Agustinus Anung Widodo
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.4.2021.%p

Abstract

Sumber daya cumi-cumi merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor produk perikanan Indonesia setelah udang, tuna dan rumput laut. Penelitian pengelolaan sumber daya cumi-cumi dilaksanakan pada Maret – November 2021 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji status pengelolaan cumi-cumi di perairan Samudera Hindia Selatan Jawa WPP NRI 573. Analisis data menggunakan pendekatan ekosistem atau Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM). Sumber daya cumi-cumi yang didaratkan merupakan jenis oseanik (Sthenoteuthis oualaniensis) dan jenis neritik (Photololigo duvaucelli). dengan daerah penangkapan di perairan WPP 573. Lokasi penangkapan berada di perairan < 12 mil sebesar 20 %, > 12 mil sebesar 80 %. Hasil rerata aggregat nilai komposit pengelolaan perikanan cumi di WPP 573, khususnya yang mendaratkan tangkapan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi (PPN) sebesar 2,21 dan tergolong kreteria “sedang”. Pemanfaatan sumber daya cumi-cumi di lokasi tersebut perlu kehati-hatian, sehingga produksi dan pengembangan bisnis cumi dapat dilakukan secara optimal dan berkelanjutan.Squid resources are one of the leading export commodities of Indonesian fishery products after shrimp, tuna and seaweed. The research was carried out in March – November 2021 at the Prigi Archipelago Fishery Port (PPN). The purpose of this study was to examine the overall management status of squid using an ecosystem approach (EAFM) in the waters of the South Indian Ocean, Java WPP NRI 573. Data analysis used an ecosystem approach (Ecosystem Approach to Fisheries Management). Sthenoteuthis oualaniensis) and neritic species (Photololigo duvaucelli). The fishing ground for boats that catch squid comes from the waters of WPP 573. The fishing grounds are at the Trenggalek research location with a location < 12 miles by 20%, > 12 miles by 80%. The average result of the composite value of squid fisheries management in WPP 573, Trenggalek Regency is 2.21 (medium). The status of squid resource management at the location needs to be carefully monitored so that the production and development of squid can be optimal and sustainable.
STATUS PEMANFAATAN DAN DINAMIKA PERIKANAN PUKAT CINCIN TERI LAUT JAWA YANG BERBASIS DI TPI PULOLAMPES BREBES JAWA TENGAH Mohamad Adha Akbar; Kamaluddin Kasim; Ria Faizah; Suryanto Suryanto; Nurulludin Nurulludin; Ignatius Tri Hargiyatno
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.27.4.2021.%p

Abstract

Perikanan Pukat Cincin Teri (PCT) di Laut Jawa, khususnya yang berbasis di Kabupaten Brebes berkontribusi signifikan terhadap total produksi perikanan teri secara nasional. Sebanyak 29% dari total produksi teri di propinsi Jawa Tengah berasal dari Kabupaten Brebes, sedangkan sisanya tersebar di beberapa lokasi pendaratan lainnya seperti Pemalang, Tegal, Kendal dan Larangan. PCT merupakan Alat Penangkapan Ikan (API) paling efektif menangkap teri, namun dikhawatirkan dapat mengganggu keberlanjutan sumberdaya karena daya tangkapnya yang tinggi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui status pemanfaatan dan dinamika perikanan Pukat Cincin Teri (PCT) di perairan Utara Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kelimpahan sumberdaya ikan (Catch per Unit Effort/CPUE) menurun secara signifikan selama periode tahun 2018 hingga tahun 2020, dimana hasil tangkapan rata rata per trip turun sebesar 76% hanya dalam kurun waktu tiga tahun.  Total pendapatan nelayan (Total Revenue) juga menurun drastis hingga 99% pada bulan Juni 2020 dibandingkan dengan total penghasilan tertinggi per kapal di bulan Maret 2018. Proses usaha penangkapan PCT yang tidak menguntungkan (namun tidak memungkinkan dilakukan penambahan ukuran kapal karena adanya pembatasan tonase kapal PCT), disiasati oleh nelayan dengan melengkapi dua alat tangkap sekaligus, yang mampu menangkap sumberdaya pelagis lain seperti kembung dan tembang. Dengan demikian, tindakan pengelolaan perikanan berupa pengendalian akses perikanan (pengaturan jumlah armada penangkapan PCT, pembatasan jumlah alat tangkap per kapal, serta pembatasan ijin tambahan bagi armada baru kapal PCT) perlu segera dilakukan untuk menjamin kelestarian sumberdaya teri dan keberlanjutan usaha perikanan.The anchovy purse seiners in the Java Sea contribute significantly to the total national anchovy's landing. Roughly 29% of Central Java's anchovy landings were originated from the Brebes municipality, while the rest came from the adjacent areas such as Pemalang, Tegal, Kendal, and Larangan. The Anchovy Purse Seiner (PCT) is well-known as the most effective and efficient fishing gear that targeted anchovy since they used small mesh sizes (locally known as waring) to catch small fish and other juveniles. However, its high catchability rate but low selectivity becomes a concern since the gear may harm the sustainability of anchovy's stock. This research aims to define the anchovy's utilization status and describes the purse seiners' dynamics. As expressed in CPUE (Catch per Unit Effort) scores, the results show that the stock abundance index (catch per trip) declined dramatically to roughly 76% in three consecutive years from 2018 to 2020. On the other hand, the total revenue calculation shows plummeted revenue per vessel, almost 99% from its peak revenue in June 2020, compared to the income made in March 2018. This poor business, combined with a deadlock to upgrade vessel size to more than 10 GT because of the recent ministerial regulation, has prompted fishers to deploy their vessel with double fishing gears that targeted alternative other pelagics, the mackerel, and scad. This research suggests limiting the fishing access by controlling the number of active PCT vessels entry to the fishery, restricting the number of deployed fishing gears per vessel, and halting the new license issuance to eliminate the fishing pressure. 
INDIKATOR KELIMPAHAN SUMBERDAYA IKAN SIRO (AMBLYGASTER SIRM) DI LAUT JAWA Rudy Masuswo Purwoko; Andhika Prima Prasetyo; Nurulludin Nurulludin
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 2, No 1 (2019): JKPT Juni 2019
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.188 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v2i1.8001

Abstract

Pemanfaatan ikan siro (Amblygaster sirm) di Laut Jawa menunjukkan gejala overfishing. Beberapa aksi pengelolaan telah dilakukan untuk mengatasinya dan efektifitasnya dipertanyakan. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaharui status populasi ikan siro di Laut Jawa dengan menggunakan beberapa indikator, yakni kelimpahan dan biologi. Pengumpulan data dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan selama 6 bulan (Oktober 2013 - Maret 2014). TropFishR package digunakan untuk menganalisis beberapa parameter pada 830 individu. Hasil penelitian menunjukkan ukuran panjang berkisar antara 14,1-24.5 cmFL. Parameter pertumbuhan ikan siro (Linf, K dan t0) masing-masing sebesar 21.9 cmFL, 1,7/tahun dan 0,45. Perbandingan antara jumlah kelamin jantan dan  betina dalam kondisi seimbang. Pola pertumbuhan ikan siro bersifat alometrik negatif (2,259), dimana pertumbuhan panjang lebih cepat dari pertumbuhan beratnya. Ukuran panjang pertama kali matang gonad (Lm) dan ukuran panjang pertama kali tertangkap (Lc) masing-masing sebesar 16,8 cmFL dan 15,4 cmFL. Indikator kelimpahan menunjukkan kecenderungan penurunan. Selain itu, Lc lebih kecil dari Lm yang mengindikasikan terjadinya growth overfishing.
PARAMETER POPULASI IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus malabaricus) DI PERAIRAN LAUT CINA SELATAN Nurulludin Nurulludin; Khairul Amri; Pratiwi Lestari
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 2, No 1 (2019): JKPT Juni 2019
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.856 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v2i1.7407

Abstract

Ikan kakap merah merupakan salah satu ikan demersal yang rentan terhadap penangkapan dan mempunyai pengaruh dalam keseimbangan ekosistem. Penelitian dilakukan pada Mei-Desember 2015. Pengambilan data sebanyak 669 ekor ikan kakap merah di wilayah pendaratan ikan Belitung yang termasuk dalam wilayah Laut Cina Selatan. Hasil analisis diperoleh beberapa parameter populasi ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) memiliki koefisien pertumbuhan (=K) sebesar 0,21 per tahun dan panjang asimtotik (=L∞) 86,10 cm. Laju mortalitas alami (=M) 0,49 pertahun dan mortalitas penangkapan (F) sebesar 0,59 per tahun, sehingga diperoleh nilai kematian total (=Z) 1,08 pertahun. Panjang pertama kali tertangkap (= Lc) sebesar 38,2 cmTL dan panjang pertama kali matang gonad (=Lm) 45,6 cmTL. Status tingkat pemanfaatan ikan kakap merah (=E) sebesar 0,55. Tingkat pemanfaatan ikan kakap sudah over exploited sebesar 9 persen dari kondisi optimum.
KOMPOSISI JENIS DAN INDEK KEANEKARAGAMAN HAYATI IKAN DEMERSAL DI LAUT NATUNA SELATAN Nurulludin Nurulludin; Asep Priatna; Helman Nur Yusuf; Tri Ernawati
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 14, No 1 (2022): (APRIL) 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.14.1.2022.39-45

Abstract

Informasi keanekaragaman hayati ikan memiliki peranan penting dalam manjaga ekosistem perairan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menginvetaris jenis-jenis ikan demersal dan pembaruan nilai Indek keragaman hayati spesies ikan demersal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu informasi dalam pengelolaan sumber daya ikan di Laut Natuna Selatan. Penelitian ini lakukan pada bulan November 2017 menggunakan KR. Baruna Jaya IV (1200 GT). Pengambilan data menggunakan metode sapuan dengan alat tangkap pukat ikan. Nilai Indek keanekaragaman (‘H) antara 1,54 – 3,45 dengan tertinggi pada wilayah bagian tengah, sedangkan terendah pada wilayah bagian timur. Indek kekayaan jenis (‘R) diperoleh antara 8,15 – 19,67 dengan tertinggi di wilayah perairan bagian tengah sebesar 19,67 dan terendah pada bagian barat Laut Natuna Selatan 8,15. Indek dominansi (‘C) tertinggi berada pada perairan bagian timur dengan7,08 dan terendah pada perairan bagian tengah dengan 0,06. Indek kemerataan (‘E) tertinggi pada wilayah perairan bagian tengah dengan 0,36 dan terendah pada wilayah perairan bagian timur sebesar 0,15Information on the biodiversity of the fish plays an essential role when it comes to support and manage ecosystem health. This research aims to list the demersal species and update its biodiversity index, as well as its distribution. The results could provide the baseline information on the richness and evenness of the demersal species in South Natuna waters for the management purposes. The swept area method was used by using the trawler net of R.V. Baruna Jaya IV when conducting the swept area surveys in November 2017. The diversity index value ('H) is between 1.54 - 3.45 with the highest in the central region, while the lowest in the eastern region. The species richness index ('R) was obtained between 8.15-19.67 with the highest in the central waters area of 19.67 and the lowest in the western part of the South Natuna Sea 8.15. The highest dominance index ('C) is in the eastern waters with 7.08 and the lowest is in the middle waters with 0.06. The highest evenness index ('E) is in the central waters with 0.36 and the lowest is in the eastern waters at 0.15