Chairulwan Umar
Pusat Riset Perikanan Tangkap, Ancol-Jakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DINAMIKA POPULASI UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis de Man) DI PERAIRAN KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN Ali Suman; Chairulwan Umar
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.743 KB) | DOI: 10.15578/jppi.16.1.2010.29-33

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dinamika populasi udang putih (Penaeus merguiensis de Man) di perairan Kotabaru dan sekitarnya. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Kotabaru dan sekitarnya dari bulan April-Nopember 2006. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan aplikasi model analitik. Hasil penelitian menunjukan bahwa musim pemijahan udang putih berlangsung sepanjang tahun dengan puncak musim pada bulan September. Laju pertumbuhan (K) udang putih 1,40/tahun dan panjang karapas maksimum (Loo ) sebagai 44,3 mm. Laju kematian total (Z) udang putih 4,52/tahun dan laju kematian alamiah 1,96/tahun, sementara itu laju kematian karena penangkapan (F) 2,56/tahun, serta laju pengusahaan (E) sekitar 0,56/tahun. Laju pengusahaan udang putih sudah berada dalam keadaan jenuh (fully exploited) dan cenderung sudah mengarah pada tekanan penangkapan yang berlebih (overfishing), oleh karena itu disarankan untuk mengurangi tekanan penangkapan sekitar 12% dari jumlah upaya yang ada saat ini. The purpose of the study was to identify the population dynamic of the banana prawn (P.merguiensis de Man) in Kotabaru waters. This study was conducted based on data collected during April-November 2006. The results showed that the spawning season of banana shrimp in Kotabaru waters happened throughout the year with one peak in September. The growth parameter of banana prawn was 1.40/ year with maximum carapace length (Loo) of 44.3 mm. Instantenous total mortality rate (Z) and natural mortality rate (M) were 4.52/year and 1.96/year, while fishing mortality rate (F) and exploitation rate (E) were 2.56/year and 0.56/year, respectively. The exploitation rate of banana prawn in Kotabaru waters was high. Therefore, it is recommended that the fishing effort of the banana prawn in that waters should be reduced about 12% in the next year.
STATUS KAWASAN KONSERVASI PERIKANAN PERAIRAN UMUM DARATAN DI BEBERAPA LOKASI PULAU SUMATERA Khairul Amri; Ali Suman; Chairulwan Umar
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1082.818 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.5.2009.199-208

Abstract

Penelitian kondisi kawasan konservasi perikanan di beberapa lokasi telah dilakukan mulai bulan Maret-Agustus 2007. Untuk Pulau Sumatera penelitian dilakukan di Propinsi Nangroeh AcehDarussalam, Sumatera Utara, Riau, dan Jambi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi kawasan konservasi perikanan perairan umum, khususnya suaka perikanan yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei lapangan, pada lokasi yang ditentukan dengan sengaja atau dipilih (purposive) di kawasan konservasi perikanan Danau Laut Tawar, Propinsi Nangroeh Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Riau, dan Jambi. Di samping itu, juga dilakukan desk study, studi literatur, dan wawancara dengan petugas Dinas Perikanan Tingkat I dan II serta nelayan sekitar kawasan konservasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, di antaranya jenis ikan, sistem pengelolaan, tipe perairan, dan kondisi sumber daya perikanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan konservasi di Sumatera sangat beragam dan pada umumnya belum didukung dengan perangkat hukum sebagai dasar pembentukkan. Namun demikian, upaya penetapan atau penyiapan calon kawasan konservasi sudah dilakukan. Kawasan konservasi yang dikelola secara adat oleh kelompok masyarakat seperti di Propinsi Riau (Danau Bakuok) berhasil baik sekali dan di Propinsi Jambi juga masuk katagori baik.
SUMBER DAYA IKAN PERAIRAN UMUM DARATAN DI INDONESIA-TERABAIKAN Endi Setiadi Kartamihardja; Kunto Purnomo; Chairulwan Umar
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 1, No 1 (2009): (Mei 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.392 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.1.1.2009.1-15

Abstract

Perairan umum daratan Indonesia mempunyai luas 13,85 juta ha yang terdiri atas 12,0 juta ha sungai dan paparan banjiran (flood plains), 1,8 juta ha danau alam (natural lakes) dan 0,05 juta ha danau buatan (man made lakes) atau waduk (reservoirs). Potensi perikanan tangkap di perairan umum daratan ditaksir mencapai 3.034.934 ton per tahun. Perairan umum daratan berperan penting sebagai sumber protein dan ketahanan pangan, sumber ekonomi masyarakat, sumber lapangan kerja, sumber plasma nutfah dan genetik, sumber devisa dan pendapatan asli daerah, serta obyek wisata alam (ecoturism). Perairan umum daratan yang terabaikan akan berdampak terhadap penurunan potensi luasnya, keanekaragaman jenis ikan, produksi ikan, kesempatan dan peluang kerja (peningkatan pengangguran), pendapatan asli daerah, dan fungsi estetika. Pengelolaan perairan umum dengan benar akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi minimal 20% dan fungsi ekologis, sehingga perikanan perairan umum daratan dapat dijadikan tumpuan pembangunan perekonomian masyarakat, khususnya nelayan. Berbagai upaya yang dilakukan untuk membangun perikanan perairan umum daratan antara lain mempromosikan akan penting dan peranan sub sektor perikanan, memberikan perhatian terhadap riset di bidang sumber daya perikanan, melakukan valuasi sumber daya, melaksanakan monitoring dan evaluasi (termasuk perbaikan statistik perikanan), mengembangkan ko manajemen dan kapasitas sumber daya manusia.Inland waters of Indonesia has a total area of 13.85 million ha composing of 12.0 million ha rivers and flood plains, 1.8 million ha natural lakes and 0.05 million ha man made lakes/ reservoirs. Total of fish potential yields of the inland waters was estimated to be 3,034,934 ton per yr. The inland waters plays an important role as source of protein and food security, source of economic and supporting livelihood of the peoples, source of employment, sources of genetics and germ plasm, contributing to foreign exchange and local government earning, and eco-tourism. The neglecting inland waters has affected on the decreasing potential area, fish potential yields, fish species diversity, employment opportunity, and local government earning and the ecological function. Management of the resources could impact on the increasing fish yields at least 20% and its ecological function, so that the inland waters fisheries can be used as a based of economic development of the peoples especially for the fishers. Some efforts which should be done in development of the inland waters fisheries are promotion of the role and importance of fisheries between other sectors, prioritizing research on fisheries resources, valuation of inland waters fisheries, monitoring and evaluation (including fisheries statistics), development of fisheries co-management and capacity building of the human resources.
KEBIJAKAN PEMACUAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN UMUM DARATAN INDONESIA: TEKNOLOGI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN DAN PENDAPATAN NELAYAN Endi Setiadi Kartamihardja; Chairulwan Umar
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 1, No 2 (2009): (November, 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.939 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.1.2.2009.99-111

Abstract

Pemacuan sumberdaya ikan adalah suatu teknologi untuk meningkatkanhasil tangkapan ikan dan sekaligus pendapatan nelayan. Potensi produksi ikan perairan umum daratan Indonesia (luasnya 13,85 juta ha) ditaksir 3.034.934 ton/th, sedangkan produksi ikan yang telah dicapai 325.000 ton/th. Berdasarkan keberhasilan penerapan pemacuan sumber daya ikan di beberapa badan air, produksi ikan dapat ditingkatkan menjadi 1.452.947 ton/th. Ke depan, penerapan kebijakan pemacuan sumber daya ikan yang selama ini kurang didasarkan hasil kajian yang memadai perlu diperbaiki. Untuk setiap badan air perlu ditetapkan protokol pemacuan sumber daya ikan. Protokol tersebut meliputi identifikasi sumber daya perairan, menentukan tujuan penebaran, menentukan jenis, jumlah dan ukuran ikan, serta biaya yang diperlukan, mengembangkan strategi penebaran, monitoring dan evaluasi, serta pembentukan kelembagaan pengelolaan. Pedoman pemacuan sumber daya ikan di Indonesia perlu segera ditetapkan yang mengacu pada tata laksana perikanan yang bertanggungjawab.Fisheries enhancement is a technique to increase fish yield and fishers’income. Fish potential yield of inland open waters (13.85 million ha in area) was estimated at 3,034,934 ton/yr, while an average of the actual fish production was 325,000 ton/yr. Based on the success story of fisheries enhancement techniques applied in some water bodies, the fish yield total can be increased to be 1,452,947 ton/yr. In the future, application of policy on fisheries enhancement should be improved. Protocol on fisheries enhancement should be designed for every waterbody. The protocol should consit of identification of fisheries resources,establishment of the objective, determine a suitable fish species, optimum number and size of fish released, estimation of total cost, development of stocking strategy, monitoring and evaluation, and establishment of fisheries management unit. A guideline of fisheries enhancement in Indonesian inland open waters need to be constructed referring to code of conduct for responsible fisheries.