Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Optimalisasi Jumlah Anakan Produktif Padi dengan Pengairan Macak-macak serta Penambahan Pupuk P dan K Rudi Wardana; Irma Hariyati
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 16 No 3 (2016): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v16i3.313

Abstract

Peningkatan hasil produksi padi masih perlu dioptimalkan dengan cara intensifikasi seperti penggunaan bibit unggul, pemupukan serta perbaikan teknologi pascapanen. Pengairan juga merupakan suatu komponen yang penting untuk meningkatkan hasil produksi padi. Pemupukan yang dilakukan harus mempertimbangkan kebutuhan tanaman terhadap unsur hara, pada fase vegetatif sampai fase generatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan sistem pengairan macak-macak dengan penambahan unsur hara P dan K terhadap optimalisasi peningkatan jumlah anakan produktif padi. Metode yang digunakan yaitu menggunakan pengairan macak-macak dengan penambahan pupuk P dan K dengan dosis 50 kg/ha, 100 kg/ha, 150 kg/ha, dan 200 kg/ha. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan tersebut menghasilkan data yang tidak berbeda nyata untuk semua paramater pengaman, dengan signifikansi 0,634 pada tinggi tanaman 4 MST, 0,848 untuk signifikansi jumlah anakan produktif dan 0,403 untuk signifikansi bobot 100 bulir padi. Jumlah anakan produktif terbanyak terdapat pada perlakuan MP4 yaitu 15 anakan.
Optimasi Metode Sterilisasi Eksplan Daun Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) dan Robusta (Coffea Canephora Var. Robusta chev.) secara In Vitro Sepdian Luri; Rudi Wardana; Rahmawati Rahmawati
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 21 No 3 (2021): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v21i3.2916

Abstract

Salah satu metode perbanyakan tanaman kopi (Coffee sp) untuk mendapatkan bibit unggul melalui metode kultur jaringan adalah dengan teknik Somatic Embryogenesis (SE). Tetapi permasalahan yang sering terjadi adalah adanya kontaminasi pada eksplan. Kontaminasi dapat menghambat proses pertumbuhan sehingga eksplan tidak dapat tumbuh atau mati. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kontaminasi adalah dengan optimalisasi teknik sterilisasi eksplan. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode sterilisasi yang optimal untuk mendapatkan eksplan steril dari 2 jenis tanaman kopi yang diujikan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah 2 jenis klon kopi yaitu Arabica Andungsari dan Robusta BP 308. Faktor kedua adalah 3 metode sterilisasi. Dengan demikian, penelitian ini terdiri dari 6 perlakuan dan akan diulang sebanyak 5 kali. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode sterilisasi 1 optimal dalam menekan kontaminasi dan juga browning. Kopi robusta BP 308 lebih responsif dalam pembentukan kalus dengan rata-rata munculnya kalus yaitu 11 hari setelah inokulasi.
RESPONS PERTUMBUHAN TUNAS MIKRO STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni) SECARA IN VITRO PADA BEBERAPA JENIS SITOKININ DAN KONSENTRASI AIR KELAPA Sepdian Luri Asmono; Vega Kartika Sari; Rudi Wardana
Agrin Vol 21, No 2 (2017): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2017.21.2.395

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan beberapa jenis sitokinin dan beberapa levelkonsentrasi air kelapa terhadap respon pertumbuhan tunas mikro stevia. Rancangan Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Lengkap (RAL), meliputi 3 jenis sitokinin (2 ppm Kinetin, 2ppm BAP, 2ppm TDZ) dan 4 levelkonsentrasi air kelapa (0%; 5%; 10%; 15%) dengan 5 ulangan. Parameter pengamatan meliputi persentasekontaminasi, persentase browning, saat muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas dan jumlah ruas. Data dianalisisdengan analisis ragam (ANOVA) dan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian pada 30 HST untuk parametersaat muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas dan jumlah ruas, interaksi antara BAP dan air kelapa menunjukkanperbedaan yang tidak nyata. Namun hasil analisis menunjukkan pengaruh tunggal sitokinin dan air kelapa dalampembentukan dan pertumbuhan tunas. Media perlakuan dengan menggunakan MS+2ppm BAP tanpa air kelapaterbukti memacu kemunculan tunas lebih cepat, yaitu rata-rata 3,05 Hari Setelah Kultur (HSK) serta memacupertambahan jumlah ruas (2,6 ruas per tunas) dan tunas (3,7 tunas per eksplan). Penambahan air kelapamenghambat kecepatan pertumbuhan tunas. Parameter pertumbuhan tunas menunjukkan semakin besarkonsentrasi air kelapa yang ditambahkan semakin menurunkan pertumbuhan tunas baik dari jumlah, panjang atauruas.Kata kunci: Stevia, in vitro, air kelapa, sitokininABSTRACTThis study aimed to determine effect of use of several types of cytokinin and levels of coconut waterconcentration on stevia micro shoot growth response. This study was arranged in a Randomized Block Design,including 3 types of cytokines (2 ppm Kinetin, 2ppm BAP, 2ppm TDZ) and 4 levels of coconut water concentration(0%, 5%, 10%, 15%) with 5 replications. The parameters included percentage of contamination, percentage ofbrowning, time to form shoots, number of shoots, shoot length and number of nodes. Analyzed by variance analysis(ANOVA) and DMRT test at 5% level. For analysis results of time to form shoots, number of shoots, shoot lengthand number of segments showed that the interaction between BAP and coconut water gave no significantdifference. However, the results of the analysis showed a single effect of cytokinin and coconut water in shootformation and growth. Treatment media using MS + 2ppm BAP without coconut water proved to accelerate theappearance of shoot more rapidly, that is average 3.05 days after culture and induced the increase of the numberof node (2.6 node per shoot) and shoot number (3.7 shoots per explant). The addition of coconut water inhibitedthe growth rate of buds. Shoot growth of the number, length, and node number of shoots decline due to highconcentration of coconut water added further decrease the growth of shoot either from the number, length, andnode number of shoots.Key words: Stevia, in vitro, coconut water, cytokinins