Martalia Ardiyaningrum
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar IPA Kelas III di SD Negeri Gunungsaren Srandakan Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 Martalia Ardiyaningrum; Sapta Indarsih
LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan) Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Alma Ata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.15 KB) | DOI: 10.21927/literasi.2016.7(1).11-23

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA kelas III di SD N Gunungsaren antara pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pembelajaran model konvensional dan mengetahui efektifitas pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III di SD N Gunungsaren. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD N Gunungsaren, dengan sampel penelitian adalah kelas III B yang memperoleh perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT dan kelas III A dengan model konvensional. Analisis data meliputi uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji Mann-Whitney U-Test dengan bantuan program SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan hasil belajar kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan hasil belajar kelas konvensional pada pembelajaran IPA kelas III di SD N Gunungsaren Srandakan Bantul. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) ini efektif digunakan karena rata-rata yang didapatkan di kelas eksperimen 95 dan terdapat 100% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dari jumlah siswa.
Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas Vii Smp Muhammadiyah 9 Yogyakarta Melalui Penerapan Pendekatan Pembelajaran Problem Posing Martalia Ardiyaningrum
LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan) Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Alma Ata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.221 KB) | DOI: 10.21927/literasi.2013.4(1).53-70

Abstract

Problem-solving ability is one of the objectives to be achieved in mathematics. This capability is not only used in solving problems related to the field of mathematics, but can be used in solving the problems faced by students in the day-to-day life. One way to develop this ability in mathematics learning is learning by problem posing approach. This approach gives the opportunity for students to formulate questions that are simpler than the available problems. This research aims is to improve the ability of mathematical problem solving of students of grade VIIA, Junior High School of Muhammadiyah 9 Yogyakarta through learning “problem solving”. This is a classroom action research; with the subject of the research were seventh grade students of Junior High School of Muhammadiyah 9 Yogyakarta. The results of study showed that the approach can enhance the ability of posing a problem-solving mathematical, grade VII A Junior High School of Muhammadiyah 9 Yogyakarta. Keywords : Problem posing, problem solving ability
RELIGIUSITAS GAYA BARU (Kajian atas Fenomena Kebangkitan Sufisme Kelas Menengah Perkotaan di Yogyakarta) Martalia Ardiyaningrum
Dialogia Vol 15, No 2 (2017): Dialogia jurnal Studi Islam dan Sosial
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/dialogia.v15i2.1192

Abstract

Abstract: Recently, the urban middle-class Sufism has become a phenomenon that successfully transforms the look of Islam into its own distinctive appeal with other forms of da’wah. This study focused on the implementation of Sufi preaching, which shows new strength in several places including Indonesia. For instance, da’wah carried out by the three Kyai, namely, Hamdani Bakran Adz-Dzakiy, Gus Miftah and Gus Muwafikin Yogyakarta. This study employed qualitative research approach and case study was the research design. The setting of this research was in 3 modern Islamic Boarding School in Yogyakarta. The findings showed that that the pattern of Sufism occurring in the middle class in Yogyakarta is a modern Sufi form. It is not tied to a particular stream of tarkat but it further develops the flow of the existing line. Also, there is no extremelystrict relationship between Kyai and jama'ah. The model of communication employed by Kyai to jama'ah is in the form of dhikr, prayer, shalawat as well as entrepreneurship and leadership training that introduce the values of Sufism. The middle-class Sufism model in Yogyakarta is a prototype of today's Sufism model. Brilliant idea in handling preaching by inviting artists becomes the stimulus for the community to join preaching and dhikr. ملخص:أصبحت الطبقة الوسطى من الصوفية المدنية ظاهرة تحوّل وجه الإسلام فى مجال الدعوة.  وتركز هذه الدراسة على تنفيذ الدعوة الصوفية التي أصبحت قوة جديدة في العديد من الأماكن في إندونيسيا. ومثال ذلك الدعوة التي قام بها ثلاثة أساتيذ وهو حمدان بكران الذكي، وأستاذ مفتاح، وأستاذ موافق، وكانوا في منطقة يوجياكرتا. ومنهج هذا البحث هو البحث النوعي، باستخدام دراسة الحالة. ويقع هذا البحث النوعي فى ثلاث معاهد الإسلامية الحديثة بيوجياكرتا. واستنتجت الباحثة أن نمط الطريقة الصوفية الذي حدث أثناء الطبقة الوسطى في يوجياكارتا هو شكل من أشكال الطريقة الصوفية الحديثة التي لا ترتبط بطريقة صوفية خاصة بل لتطوير الطريقة الموجودة، وكانت العلاقة بين المرشد والجماعة غير قوية. وكان شكل الاتصال بين المرشد والجماعة فى جماعة الذكر، والدعاء، والصلاة. وكذلك تدريبات لريادة الأعمال والرياسة التي تغرس فيها القيم الصوفية. الطريقة الصوفية من الطبقة الوسطى في يوجياكارتا هو نموذج الطريقة الصوفية التي يحبها الكثير من الناس. براعة المرشد فى دعوة الذكر، بما في ذلك الدعوة إلى الفنانين للحضور فى المجلس، هو من السبب في أن يشارك المجتمع فى مجلس الذكر. Abstrak: Belakangan ini, sufi kelas menengah perkotaan telah menjadi fenomena yang berhasil mengubah wajah Islam menjadi distinc tersendiri di banding dengan bentuk dakwah lainya. Kajian ini menfokuskan pada pelaksanaan dakwah sufi, yang menunjukkan kekuatan baru di banyak tempat termasuk Indonesia. Sebagai contoh adalah dakwah yang dilaksanakan oleh ketiga Kyai, yakni, Hamdani Bakran Adz-Dzakiy, Gus Miftah dan Gus Muwafik yang ketiganya berada di wilayah Yogyakarta. Paradigma penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif dengan setting 3 Pondok Pesantren modern ini mendapatkan kesimpulan bahwa pola sufisme yang terjadi pada kelas menengah di Yogyakarta ini adalah bentuk sufi modern yang tidak terikat pada satu aliran tarikat tertentu tetapi lebih mengembangkan pada aliran tarikat yang sudah ada dan tidak ada hubungan yang sangat ketat antara Kyai dengan jama’ah. Adapun bentuk komunikasi yang dijalankan antara Kyai dengan jama’ah meliputi dzikir, doa, dan shalawat serta training-training kewirausahaan dan leadership yang menanamkan nilai-nilai sufisme. Model sufi kelas menengah di Yogyakarta adalah prototipe model sufisme masa kini yang banyak digandrungi oleh masyarakat. Kecanggihan dalam mengemas pengajian para kyai, termasuk mendatangkan artis, adalah alasan tersendiri para masyarakat untuk mengikuti pengajian dan dzikir yang dilakukan. Keywords: Sufi Modern, Kelas Menengah.
Kesiapan Prosedur Pembelajaran Tatap Muka pada Masa Pandemi Covid-19 di Kelas Rendah SD Muhammadiyah Geger Bantul Nanda Rifki Lukma Vita; Mufida Awalia; Martalia Ardiyaningrum; Ahmad Syamsul Arifin
Indonesian Journal of Islamic Elementary Education Vol. 2 No. 2 (2022): November 2022
Publisher : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Study Program, Faculty of Education and Teacher Training, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.465 KB) | DOI: 10.28918/ijiee.v2i2.6478

Abstract

Kasus Covid-19 mulai mengalami penurunan, sekolah didorong untuk menjalankan pembelajaran tatap muka. Oleh sebab itu pemerintah telah mengeluarkan beberapa prosedur terkait sekolah yang akan melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui prosedur yang telah disiapkan untuk pelaksanaan PTM dan 2) mengetahui prosedur pelaksanaan PTM di SD Muhammadiyah Geger. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, jenis penelitiannya adalah deskriptif kualitatif. subjek penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, guru wali kelas rendah (kelas 1 SD), siswa kelas rendah, dan wali siswa kelas rendah. Pengambilan subjek siswa kelas rendah dan wali siswa kelas rendah yang dikelompokkan dikelompokkan menjadi tiga tingkatan (tinggi, sedang dan rendah). Teknik penggumpulan data dari siswa tentang kesiapan prosedur menggunakan angket. Bagi Kepala sekolah dan guru wali kelas rendah menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Prosedur yang telah disiapkan oleh SD Muhammadiyah Geger dalam pembelajaran tatap muka secara keseluruhan sudah berjalan sesuai dengan aturan SKB 4 Menteri seperti melakukan penyemprotan disenfektan, pengecekan suhu, mencuci tangan, menjaga jarak, dan diapastikan bagi setiap guru dan siswa sudah di suntik vaksin dan saat berangkat kesekolah harus dalam keadaan sehat. Pelaksanaan prosedur pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Muhammadiyah Geger sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa Guru, siswa dan wali siswa SD Muhammadiyah Geger sangat siap untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka dengan mematuhi prosedur yang telah dibuat. Namun ada beberapa aspek yang perlu perbaikan utamanya pengajar yang belum terbiasa memakai masker di dalam lingkungan sekolah, siswa yang belum divaksin minimal dua kali, serta siswa yang enggan membawa bekal makanan sendiri ke sekolah.
Kesiapan Prosedur Pembelajaran Tatap Muka pada Masa Pandemi Covid-19 di Kelas Rendah SD Muhammadiyah Geger Bantul Nanda Rifki Lukma Vita; Mufida Awalia Putri; Martalia Ardiyaningrum; Ahmad Syamsul Arifin
Indonesian Journal of Islamic Elementary Education Vol 2 No 2: November 2022
Publisher : Indonesian Journal of Islamic Elementary Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus Covid-19 mulai mengalami penurunan, sekolah didorong untuk menjalankan pembelajaran tatap muka. Oleh sebab itu pemerintah telah mengeluarkan beberapa prosedur terkait sekolah yang akan melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui prosedur yang telah disiapkan untuk pelaksanaan PTM dan 2) mengetahui prosedur pelaksanaan PTM di SD Muhammadiyah Geger. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, jenis penelitiannya adalah deskriptif kualitatif. subjek penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, guru wali kelas rendah (kelas 1 SD), siswa kelas rendah, dan wali siswa kelas rendah. Pengambilan subjek siswa kelas rendah dan wali siswa kelas rendah yang dikelompokkan dikelompokkan menjadi tigatingkatan (tinggi, sedang dan rendah). Teknik penggumpulan data dari siswa tentang kesiapan prosedur menggunakan angket. Bagi Kepala sekolah dan guru wali kelas rendah menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis datameliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Prosedur yang telah disiapkan oleh SD Muhammadiyah Geger dalam pembelajaran tatap muka secara keseluruhan sudah berjalan sesuai dengan aturanSKB 4 Menteri seperti melakukan penyemprotan disenfektan, pengecekan suhu, mencuci tangan, menjaga jarak, dan diapastikan bagi setiap guru dan siswa sudah di suntik vaksin dan saat berangkat kesekolah harus dalam keadaan sehat. Pelaksanaan prosedurpembelajaran tatap muka (PTM) di SD Muhammadiyah Geger sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa Guru, siswa dan wali siswa SD Muhammadiyah Geger sangat siap untuk melaksanakan PembelajaranTatap Muka dengan mematuhi prosedur yang telah dibuat. Namun ada beberapa aspek yang perlu perbaikan utamanya pengajar yang belum terbiasa memakai masker di dalam lingkungan sekolah, siswa yang belum divaksin minimal dua kali, serta siswa yang enggan membawa bekal makanan sendiri ke sekolah.