Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Karakteristik pedagang kaki lima dan preferensinya terhadap lokasi kawasan Solo Techno Park Eldora Aristian Lintang Perdana; Paramita Rahayu; Ana Hardiana
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 15, No 2 (2020)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v15i2.24440

Abstract

Jalan Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu ruas jalan yang termasuk dalam program penataan pemerintah untuk merelokasi PKL ke Pasar Panggungrejo pada tahun 2009. Sebagai tempat menyelenggarakan usaha informal, Jalan Ki Hajar Dewantara memiliki daya tarik yang tinggi karena lokasi yang berdekatan dengan berbagai pusat aktivitas, antara lain Solo Techno Park, kampus UNS Kentingan, kampus ISI Surakarta, Kantor BPN/ATR Kota Surakarta, Kantor Kecamatan Jebres, Balai Diklat Industri, dan Taman Cerdas. Meskipun sudah pernah dilakukan penataan, pada saat ini PKL masih bisa ditemui dengan mudah di ruas jalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi PKL terhadap karakteristik lokasi di Kawasan Solo Techno Park, yang terletak di Jalan Ki Hajar Dewantara. Penelitian juga menguraikan hubungan kesesuaian karakteristik PKL dengan karakteristik lokasi kawasan, yang juga mendukung preferensi PKL dalam berlokasi. Metode yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah deskriptif serta analisis data statistik deskriptif yang menggunakan teknik skala Likert dalam mengukur preferensi PKL terhadap setiap karakteristik lokasi di Kawasan Solo Techno Park. Hasil analisis menunjukkan preferensi PKL terhadap karakteristik lokasi di Kawasan Solo Techno Park secara urut dari yang paling disukai yaitu: (1) lokasi strategis; (2) luas ruang PKL; (3) pusat aktivitas; (4) aksesibilitas; (5) lalu lintas jalan; (6) sarana dan prasarana PKL, dan; (7) aglomerasi PKL.
Identifikasi Potensi Wisata Situs Gua Song Gilap Di Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah Raden Al Huda Belva A.W; Wiwik Setyaningsih; Purwanto Setyo Nugroho; Ana Hardiana; Ofita Purwani
ARSITEKTURA Vol 19, No 1 (2021): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v19i1.47060

Abstract

Wonogiri regency has a huge potency, especially in its natural wealth. Limestone sites are very easy to find in wonogiri regency, but there are still many limestone sites that are not optimally managed so it is feared to be damaged and lost. The local government provides considerable support in developing the potency of the region in the field of tourism. Song Gilap Cave is one of the cave sites that has tourism potency in Wonogiri Regency, especially in Pracimantoro District. The purpose of this research is to map the tourism potency in Song Gilap Cave so that it can be developed optimally. The method of maping tourism potency in this research was carried out with SWOT analysis that discussed the strengths, weaknesses, opportunities, and threats at the site of Song Gilap Cave. The mapping resulted in several strategies for the development of the Song Gilap Cave site area which is expected to maximize the natural potential so that it can be a forum for the surrounding community to develop themselves in the education, conservation, economic, social, and cultural fields. 
PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI PENGECORAN LOGAM SKALA BESAR DAN SEDANG YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN DI KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN Nur Lutfi Rizky Tantowi; Soedwiwahjono Soedwiwahjono; Ana Hardiana
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v1i1.14868.49-59

Abstract

Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu pertumbuhan yang pesat pada segala aspek kehidupan salah satu adalah aspek industri. Industri skala besar dan sedang setiap tahunnya mengalami perkembangan, hal tersebut juga terjadi pada industri pengecoran logam skala besar dan sedang yang berada di Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten selama kurun waktu tahun 2006 hingga tahun 2016. Industri-industri pengecoran logam tersebut memiliki lokasi yang berdekatan sebagai salah satu bentuk untuk mendapatkan keuntungan aglomerasi. Akan tetapi, industri yang mengalami peningkatan tersebut berpengaruh terhadap sekitarnya, salah satu pengaruh yang ditimbulkan adalah terhadap guna lahan di sekitarnya yang mengalami perubahan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perkembangan industri pengecoran logam skala besar dan sedang yang teraglomerasi terhadap perubahan guna lahan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sementara jenis penelitian ini adalah penelitian deduktif. Metode analisis yang digunakan adalah analisis skoring dengan membandingkan kondisi awal penelitian dengan kondisi akhir penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan bahwa industri pengecoran logam skala besar dan sedang yang teraglomerasi mengalami perkembangan, sementara guna lahan di wilayah tersebut juga ikut mengalami perubahan. Karena sama-sama mengalami perkembangan/perubahan maka hubungan antara perkembangan industri dan perubahan guna lahan dapat disebut sebagai hubungan yang lurus, hal tersebut dapat diketahui dari perkembangan industri pengecoran logam skala besar dan sedang yang teraglomerasi yang berpengaruh tinggi terhadap perubahan guna lahan.
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA SAMBIROTO MENUJU DESA WISATA BERKELANJUTAN Sri Yuliani; Yosafat Winarto; Ana Hardiana; Amin Sumadyo
Jurnal Arsitektur GRID Vol 4, No 2 (2022): Desember
Publisher : Jurnal Arsitektur GRID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52429/grid.v4i2.972

Abstract

Pengembangan desa wisata memerlukan pertimbangan multi aspek untuk mengoptimalisasikan potensi dan mengendalikan dampak pasca operasional kegiatan wisata. Optimalisasi potensi mencakup ekplorasi sumber daya alam maupun sumber daya manusia dengan orientasi pemberdayaan secara berkelanjutan. Untuk itu, penelitian mengarah pada penyusunan strategi pengelolaan sumber daya alam dan manusia dengan konsep arsitektur berkelanjutan. Penelitian menggunakan metode case study, dengan penggalian data melalui teknik survei lapangan, melakukan wawancara dan penggalian informasi secara komunal dalam kegiatan focus group discussion. Lokasi penelitian di Desa Sambiroto Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri, sebagai sampel desa yang berpeluang untuk dikembangkan ke arah desa wisata. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa strategi pengembangan dapat dilakukan melalui tiga sektor, yaitu sosial dan budaya lokal, pengembangan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat serta konservasi alam dan lingkungan sekitar. 
Fungsi ekonomi hutan kota (studi kasus: Hutan Kota Sangga Buana, Lebak Bulus, Jakarta) Muhammad Raafi Setiawan; Ana Hardiana; Paramita Rahayu
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 1 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i1.47791

Abstract

Perkembangan dan tingginya pembangunan kota-kota besar di Indonesia, khususnya DKI Jakarta mengakibatkan peningkatan kebutuhan lahan yang sangat signifikan. Lahan-lahan kosong dan ruang terbuka hijau kini banyak dialihfungsikan sebagai kawasan-kawasan yang dikomersilkan, seperti permukiman, perdagangan, sarana prasarana pendukung perkotaan, hingga kawasan industri. Untuk kasus di Jakarta, keprihatinan atas hal tersebut diperkuat dengan data bahwa kebutuhan dari 30% Ruang Terbuka Hijau (RTH) baru terpenuhi sebesar 9.98%. Terkait dengan kebutuhan RTH, hutan kota adalah salah satu kontributor penting RTH. Akan tetapi, hutan kota rawan mengalami alih fungsi karena dianggap memiliki nilai ekonomi rendah karena harus menjaga fungsinya sebagai area hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi ekonomi hutan kota, dengan Hutan Kota Sangga Buana di Lebak Bulus, Jakarta Selatan sebagai studi kasus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deduktif. Pengumpulan data dilakukan secara langsung melalui observasi, survei instansi, dan studi literatur. Data terkumpul selanjutnya dikompilasi dan dilakukan analisis secara kuantitatif. Penelitian ini membuktikan bahwa hutan kota dapat mengakomodasi aktivitas dengan nilai ekonomi tinggi, dengan tetap menjaga fungsi sebagai RTH. Aktivitas ekonomi dalam hutan kota tersebut juga mampu meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam menjaga fungsi RTH. Temuan pada studi ini dapat menjadi dasar bahwa perlu adanya peningkatan efektivitas fungsi ekonomi hutan kota yang sejalan dengan fungsi RTH sehingga hutan kota tetap terus mampu mengimbangi perkembangan dan tingkat pembangunan kawasan perkotaan.
Kawasan perdagangan-jasa Solo Baru sebagai Central Business District di Kabupaten Sukoharjo Najwa Wijdania; Paramita Rahayu; Ana Hardiana
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 18, No 1 (2023)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v18i1.47901

Abstract

Solo Baru merupakan kawasan di peri-urban Kota Surakarta yang memiliki tujuan awal pembangunan sebagai penyedia perumahan skala besar sebagai tindak lanjut dari pertumbuhan Kota Surakarta yang tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu, tujuan pengembangan berubah untuk menjadikannya sebagai pusat penggerak baru di Kabupaten Sukoharjo. Pengembangan CBD ini diperlukan untuk mengakomodasi perkembangan kawasan perdagangan-jasa yang pesat di dalamnya. CBD dianggap sebagai kawasan yang memainkan peran kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, fakta yang ada di lapangan menggambarkan adanya beberapa sarana perekonomian yang kurang diperhatikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesiapan kawasan perdagangan-jasa Solo Baru sebagai kawasan CBD. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deduktif. Metode pengumpulan data, meliputi studi dokumen, observasi lapangan, dan pemetaan citra satelit. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik-deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa kawasan perdagangan-jasa Solo Baru sudah mengakomodasi beberapa variabel untuk menjadikannya sebagai CBD. Hal ini didapatkan dari hasil analisis per variabel yang menyatakan bahwa 6 dari 11 variabel yang digunakan sebagai pengukuran berada dalam kondisi siap atau sesuai dengan parameter kesiapan kawasan CBD.