Kota Mataram sebagai pusat pemerintahan Propvinsi Nusa Tenggara Barat mengalami pertumbuhan pembangunan yang signifikan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya gedung bertingkat banyak, sehingga membutuhkan tingkat keamanan konstruksi yang bergantung pada kemampuan tanah mendukung beban pondasi dari struktur diatasnya. Daya dukung tanah diperlukan untuk menghitung dan merencanakan dimensi fondasi, stabilitas dan penuruan pondasi. Kemampuan tanah dalam mendukung beban struktur sangat bergantung pada jenis lapisan tanah. Sebagian besar wilayah Kota Mataram didominasi oleh endapan aluvium yang tebal dengan kekuatan yang rendah sehingga perlu dilakukan penyelidikan tanah berupa uji sondir. Metode yang dipakai penelitian ini adalah penyelidikan langsung di lapangan untuk mendapatkan data sondir. Titik-titik penyelidikan sondir disebar di semua wilayah kota mataram. Disamping itu, sumber data sondir berasal hasil penyelidikan instansi pemerintah atapun swasta. Data sondir yang sudah tersedia selanjutnya dianalisis untuk mengitung daya dukung tanah berdasarkan metode Mayerhof (1956) dan metode Bowles (1997). Hasil analisis yang sudah tersedia kemudian dilakukan pembuatan peta daya dukung tanah dengan menerapkan konsep spasial. Untuk mempermudah dalam menerapkan konsep spasial, maka digunakan software ArcGIS yang khusus mengelola data spasial sehingga dapat menjawab permasalahan dan tujuan dalam penelitian. Kapasitas dukung ijin pondasi telapak ditinjau kedalaman (Df) 1.0 m, ukuran pondasi 1.0 x 1.0 m dan kedalaman 2.0 m ukuran pondasi 2.0 x 2.0 m dengan mengambil qc dari hasil uji sondir. Desain pondasi disyaratkan pada Df/B ≤ 1.0, sehingga dibuatkan bujur sangkar. Hasil perhitungan kapasitas dukung ijin pondasi telapak (qa) maks. ukuran pondasi 1.0 x 1.0 m kedalaman 1.0 m berada di Kecamatan Sekarbela Tugu Bunderan (STB01) dengan nilai 4.39 kg/cm2 dan ukuran pondasi 2.0 x 2.0 m pada kedalaman 2.0 m berada di Kecamatan Sekarbela Tugu Bunderan (STB01) dengan nilai 5.29 kg/cm2, sedangkan kapasitas dukung ijin pondasi telapak (qa) minimum ukuran 1.0 x 1.0 m pada kedalaman 1.0 m berada di Kecamatan Sekarbela di Jempong Baru (SJP02) dan Kota Mataram (SKM01) dengan nilai 0.26 kg/cm2, untuk ukuran pondasi 2.0 x 2.0 m pada kedalaman 2.0 m berada di Kecamatan Sandubaya Gudang Bertais (SGB02) dengan nilai 0.32 kg/cm2. Kapasitas dukung ijin pondasi tiang pancang kedalaman pondasi (Df) diambil ≥ 5.0 meter. Untuk pondasi tiang, tahanan konus (qc) menggunakan metode Bowles yaitu dengan mengambil data qc pada kedalaman 8d di atas tiang dan 4d bawah tiang dengan d adalah diameter tiang. Hasil analisa menunjukkan kapasitas dukung pondasi tiang berada pada kisaran 9.95 - 43.68 ton dengan kedalaman bervariasi.