Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK DI KELURAHAN DASAN CERMEN KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM Khairul Rijal; Teddy Hartawan
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 8 No. 2 (2021): Juni 2021
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pekerjaan penyelidikan tanah dilakukan guna mendapatkan data dan gambaran mengenai kondisi tanah dilokasi penyelidikan sehingga dapat mengurangi tingkat risiko kondisi tanah yang tidak terduga selama pelaksanaan dan pasca konstruksi. Maksud pekerjaan ini adalah untuk mengetahui kondisi permukaan dan bawah permukaan tanah pada lokasi terpilih di Kelurahan Dasan Cermen Kecamatan Sandubaya Kota Mataram.Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran kondisi bawah permukaan dan nilai parameter-parameter geoteknik pada lokasi terpilih. Penyelidikan tanah di lapangan meliputi pekerjaan drilling sebanyak 2 (dua) titik dengan kedalaman titik BH-1 yakni 40.0 meter; titik BH-2 sedalam 40.0 meter dan uji SPT setiap interval 2 meter. Di samping itu juga dilakukan uji Sondir CPT Sebanyak 3 (tiga) titik. Pengujian laboratorium dilakukan untuk mengetahui karakteristik sifat fisik dan mekanik tanah sehingga dapat memberikan informasi teknis untuk perencanaan bangunan struktur. Pengujian laboratorium dilaksanakan sesuai dengan standar SNI yang telah di tetapkan. Pelaksanaan pekerjaan lapangan dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan jenis lapisan tanah sehingga dapat diketahui sifat-sifat tanah. Pekerjaan pemboran inti (core drilling) meliputi pengambilan contoh (core sampling), pengujian daya dukung standard (Standard Penetration Tes). Metode pengambilan sampel tersebut dilakukan dengan menggunakan mesin bor putar hidrolik didukung dengan mesin pompa untuk sirkulasi air pemboran. Standard Penetration Test (SPT) dilaksanakan untuk mengetahui resistansi tanah terhadap penetrasi dengan interval 2.0 meter kedalaman yang dilaksanakan pada tanah unconsolidated atau pada lapukan dari batuan berupa tanah residual. Geomorfologi lokasi penyelidikan merupakan morfologi pedataran dengan kemiringan lereng kurang dari 50 (derajat). Kondisi geologi permukaan daerah penyelidikan berupa endapan aluvium yang terdiri dari lanau pasiran hingga pasir lanauan. Lanau berukuran 0.002 – 0.06 mm dan pasir berukuran 0.20 – 2.0 mm. Hasil boring log pada titik BH – 01 menunjukan bahwa pada lapisan pertama; lanau kepasiran dengan kedalaman 0.0 – 3.20 meter dengan kepadatan rendah. Lapisan kedua; pasir berkerikil dari kedalaman 3.20 – 4.0 dengan tingkat kepadatan padat rendah. Lapisan ketiga; pasir kelanauan dengan kedalaman 4.0 – 8.0 meter dengan tingkat kepadatan sedang. Lapisan keempat; pasir berkerikil dengan kedalaman 8.0 – 28.0 meter yang memiliki nilai N- SPT 10 - 43 yang menunjukkan tingkat kepadatan mulai dari sedang sampai dengan agak padat. Lapisan kelima; pasir dengan kedalaman 28.0 – 30.0 meter yang tingkat kepadatan sedang. Lapisan keenam; pasir kelanauan dengan kedalaman 30.0 – 40.0 meter yang memiliki nilai N-SPT 20 - 25 dengan tingkat kepadatan sedang
APLIKASI GEOLISTRIK METODE SHCLUMBERGER UNTUK PENYELIDIKAN AIR TANAH DI DUSUN SURABAYE DESA BARABALI LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT Gusti Ayu Esty Windhari; Khairul Rijal
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 8 No. 4 (2021): Desember 2021
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyelidikan air tanah dibutuhkan untuk mengetahui ketersediaan air baku di daerah penelitian yaitu di Dusun Surabaye, Desa Barabali Lombok Tengah. Metode geofisika menggunakan alat geolistrik dapat diaplikasikan utuk mendapat gambaran kondisi geologi bawah permukaan terkait persediaan air baku. Metode ini mempelajari sifat aliran listrik di bumi dan menggambungkannya dengan nilai resistivitas. Penelitian dilakukan menggunakan konfiguasi Schlumberger yang selanjutnya diolah dengan software IPI2Win dan Progress untuk mendapatkan nilai tahanan jenis yang sebenarnya. Hasil interpretasi data geolistrik di Dusun Surabaye Desa Barabali menunjukkan akuifer (muka air) berada pada kedalaman 14,10 m. Dari nilai resistivity dapat diperkirakan kondisi air tanah adalah lapisan akuifer air tawar (fresh water)
PENILAIAN KONDISI PERKERASAN JALAN BERBASIS VISUAL ASSESMENT DENGAN METODE BINA MARGA (Studi Kasus: Jalan TGH Lopan Kabupaten Lombok Barat) Khairul Rijal
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 9 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Forum Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Kebupaten Lombok Barat, ruas jalan TGH Lopan mengalami kerusakan akibat menurunnya kapasitas jalan dan meningkatnya volume lalu lintas. Untuk menilai kondisi perkerasan jalan tersebut, digunakan Metode Bina Marga sebagai salah satu metode untuk menilai kondisi perkerasan jalan yang dilakukan berbasis visual. Ruas jalan yang dinilai sepanjang 1.00 km, dari hasil penilaian kondisi perkerasan dengan metode Bina Marga diperoleh nilai kondisi perkerasan jalan TGH Lopan sebesar 2.40 dengan urutan prioritas 7.6 sehingga termasuk dalam program pemeliharaan rutin.
KINERJA JARINGAN IRIGASI DAERAH IRIGASI (DI) GEGUTU KECAMATAN LINGSAR, LOMBOK BARAT Abdul Ghaibil Haqqil Muakhir; Khairul Rijal; Ni Putu Ety Lismaya Dewi
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 9 No. 4 (2022): Desember 2022
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Pengamat Pengairan Wilayah Gunung Sari (2020), terpantau debit yang masuk kesaluran daerah irigasi Gegutu pada tahun 2020 rata-rata sebesar 1804,16 liter/detik, dibandingkan dengan data debit pada tahun 2010 sebesar 3607,91 liter/detik dengan rentang jarak 10 tahun mengalami penurunan drastis, berdampak pada kurangnya areal yang di layani yang semula 141 Ha menjadi 80 Ha pada musim tanam III artinya mengalami penurunan sebesar 42,55 persen. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi sebagai upaya yang dilakukan guna meningkatkan kinerja jaringan irigasi Gegutu. Dalam pengumpulan data ini terdapat dua jenis data, yaitu data primer yang di dapat dari hasil survey observasi dan pengukuran langsung, serta data sekunder yang di dapat dari instansi terkait. Besar faktor keseimbangan air (faktor K) Daerah Irigasi Gegutu rata-rata sebesar 1.024. Perbandingan dari beberapa parameter penilaian indeks kinerja daerah irigasi Gegutu sebesar 57.39% dari indeks kinerja optimum menurut Permen PU No 32/PRT/M/2007 sebesar 77.50%. dikatakan indeks kinerja Daerah Irigasi Gegutu kurang dan perlu diperhatikan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jaringan irigasi Gegutu dengan memperbaiki jaringan irigasi yang sudah ada, agar jaringan irigasi berfungsi secara maksimal dalam mengalirkan air. Meningkatkan sosialisasi kepada para petani agar mengikuti aturan tanam yang ada untuk mengurangi gagal panen, menjaga jaringan irigasi agar tidak dirusak demi keperluan individu.