<![CDATA[POLRI dapat menghasilkan sesuatu yang optimal apabila kualitas dan kuantitas anggota POLRI terus ditingkatkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Sistem pendidikan POLRI yang selama ini diwarnai nuansa militer, berdampak terhadap sikap perilaku anggota POLRI yang arogan, tidak profesional sehingga tidak disukai masyarakat. Sebagai upaya mewujudkan anggota POLRI yang profesional dan berbudaya, serta mampu mengimbangi tingkat pendidikan masyarakat, maka sistem pendidikan POLRI disusun berdasarkan sistem pendidikan nasional melalui pengembangan Ilmu Kepolisian, yang saat ini memiliki konsorsium (Lembaga Kerja sama Kurukulum) Ilmu Kepolisian di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik korelasional. Variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas (independent variable) yaitu kecerdasan emosional (X1) dan kecerdasan intelektual (X2). Sedangkan variabel terikat (dependent variable) yaitu hasil belajar Intelejen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta Peserta Didik Pada Pendidikan Pembentukan Brigadir Tugas Umum POLRI di Sekolah Polisi Negara Polda Metro Jaya Lido Bogor, sedangkan sampel penelitian ini sebanyak 100 orang.Hasil penelitian ini yaitu 1). Terdapat hubungan positif Kecerdasan emosional dengan hasil belajar mata pelajaran Intelejen Pada Peserta Pendidikan Pembentukan Brigadir Tugas Umum POLRI Di Sekolah Polisi Negara Polda Metro Jaya Lido Bogor. 2). Terdapat hubungan positif Kecerdasan intelektual dengan hasil belajar mata pelajaran Intelejen Pada Peserta Pendidikan Pembentukan Brigadir Tugas Umum POLRI Di Sekolah Polisi Negara Polda Metro Jaya Lido Bogor, dan 3). Terdapat hubungan positif Kecerdasan emosional dan Kecerdasan intelektual secara bersama-sama dengan hasil belajar mata pelajaran Intelejen Pada Peserta Pendidikan Pembentukan Brigadir Tugas Umum POLRI Di Sekolah Polisi Negara Polda Metro Jaya Lido Bogor.]]>
