Katmiatin, S.Pd.
TK Pratiwi Desa Tulakan Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Peningkatan Semangat Kerja Guru TK Pratiwi Desa Tulakan Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan Melalui Supervisi Komunikasi Administrasi Oleh Kepala Sekolah Katmiatin, S.Pd.
Wahana Kreatifitas Pendidik (WKP) Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 No.2 Tahun 2021
Publisher : Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sering dijumpai adanya guru yang kurang bersemangat dalam bekerja meskipun kebutuhan hidupnya, yang berupa gaji yang tinggi sudah dipenuhi. Hal ini disebabkan karena pihak sekolah kurang memperhatikan kebutuhan sosial psikologis para guru. Kebutuhan sosial psikologis ini bisa berupa komunikasi yang baik guru dengan kepala sekolah selaku pimpinan lembaga pendidikan. Sebagai upaya membantu memecahkan masalah tersebut, maka peneliti menawarkan suatu bentuk supervisi komunikasi administrasi. Hasil dari pelaksanaan supervisi komunikasi administrasi ini ditengarai menjadikan situasi sekolah menjadi lebih kondusif apalagi jika didukung adanya lingkungan kerja yang memadai. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Tiap siklus melalui pentahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan Semangat Kerja Guru TK Pratiwi Desa Tulakan Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan melalui Supervisi Komunikasi Administrasi oleh Kepala Sekolah pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Kenyataan membuktikan bahwa penggunaan komunikasi administrasi dapat meningkatkan Semangat Kerja Guru, karena komunikasi administrasi mampu memperjelas tugas guru dalam melaksanakan manajemen sekolah yang akan selalu dikembangkan guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian sebagai berikut : pada Siklus I adalah : 1 orang guru mendapat skor 102; 1 orang guru mendapat skor 122; dan 1 orang guru mendapat skor 125. Rata-rata skor 116,33. Skor tertinggi 125 dan skor terendah 102. Kemudian pada Siklus II adalah : 1 orang guru mendapat skor 124; 1 orang guru mendapat skor 138; dan 1 orang guru mendapat skor 142. Rata-rata skor 134,67. Skor tertinggi 142 dan skor terendah 124. Dan pada Siklus III adalah : 1 orang guru mendapat skor 160; 1 orang guru mendapat skor 172; dan 1 orang guru mendapat skor 175. Rata-rata skor 169,00. Skor tertinggi 175 dan skor terendah 160.