Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

RASIONALISME EKONOMI PERSPEKTIF PEMIKIRAN TOKOH FILSAFAT KLASIK Lathif Hanafir Rifqi; Ana Zahrotun Nihayah
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v8i1.10100

Abstract

Istilah rasionalisme popular ketika dikonstruksi oleh Rene Descartes (pemikir filsafat zaman modern 1500-1800 M) dan menjadi sebuah madzhab yang diikuti oleh banyak masyarakat Eropa pada saat itu. Meskipun begitu, rasionalisme telah menjadi ciri khas bagi sebagian besar tokoh filsafat yang memiliki cara pemikiran rasional. Pemikiran rasional ini juga diterapkan oleh tokoh filsafat klasik (600 SM- 400M) yang popular yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Studi ini menggunakan metode kepustakaan dengan fokus pada analisis konsep rasionalisme oleh pemikir filsafat klasik yang diimplementasikan dalam konteks perekonomian. Socrates mendesign metode kebidanan (maieutika) dalam kerangka pemikiran filsafatnya. Idea menjadi metode pemikiran filsafat yang dikembangkan oleh Plato. Sementara, Aristoteles dianggap sebagai bapak logika karena memproduksi teori saintifik logis yang memiliki manfaat diberbagai bidang. Pemikiran rasionalis ketiga tokoh filsafat klasik juga dapat diimplementasikan dalam bidang ekonomi di antaranya metode kebidanan (maieutika) Socrates yang seringkali digunakan untuk melakukan studi kelayakan dalam sebuah bisnis. Dalam studi kelayakan, dibutuhkan informasi komprehensif yang didapatkan secara terstruktur untuk mendapatkan keputusan bisnis yang tepat dan rasional. Implementasi dari konsep idea Plato sering digunakan oleh pelaku bisnis dalam menerapkan spiritual company di perusahaan yang sedang dikelola. Sementara, pemikiran Aristoteles tentang ekonomi adalah mengenai konsep pertukaran barang dan jasa. Ekonomi berjalan karena adanya pertukaran barang dan jasa dalam tiga kegiatan utama ekonomi yaitu konsumsi, produksi, dan distribusi.
PANDEMI COVID-19 IMPLIKASI BAGI PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DI INDONESIA Ana Zahrotun Nihayah; Lathif Hanafir Rifqi
Jurnal Ekonomika : Manajemen, Akuntansi, dan Perbankan Syari'ah Vol. 10 No. 1 (2021): Maret
Publisher : Economic Faculty, University of Widya Gama Mahakam Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.633 KB) | DOI: 10.24903/je.v10i1.1220

Abstract

The Covid-19 pandemic is the result of the spread of coronavirus that occurs almost all over the world. In Indonesia, covid-19 first occurred on 02 March 2020. At that time, Indonesian citizen was infected by one of the Foreign Nationals of Japan. The transmission of covid-19 is increasing for a long time, until now covid-19 has spread in almost all 34 provinces in Indonesia. Health problems that further adversely affect almost all sectors of the industry, one of which is the Islamic banking industry. Therefore, the Financial Services Authority (OJK) issued several stimulus policies as a measure of anticipation of customers defaulting. This research is a descriptive study with the aim to determine the impact of pandemic covid-19 on Sharia bank financing in Indonesia. The samples used in this study were 11 Sharia commercial banks. The results showed that there are 8 Sharia commercial banks experiencing a downward trend in breeding, especially in April 2020. It can be concluded that the impact of covid-19 has a decrease in Sharia banking financing. Policies carried out by each Sharia commercial bank related to the anticipation of covid-19 to its financing activities, each bank implements a financing restructuring policy to debtors affected by the spread of covid-19
Analisis Indikator Makro Ekonomi pada Masa Pandemi Covid-19 Ana Zahrotun Nihayah; Lathif Hanafir Rifqi
Jurnal Ekonomi Vol 31 No 01 (2022): [Jurnal STEI Ekonomi - JEMI] Vol. 31 No. 01 (Juni 2022)
Publisher : Bagian Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (BPJP - STIE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36406/jemi.v31i01.495

Abstract

Pandemi covid 19 di tahun 2020 sangat berdampak pada perekonomian nasional. Beberapa indikator makro ekonomi menunjukkam angka yang tidak biasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif terhadap empat indikator makro ekonomi yaitu pruduk domestik bruto (PDB), BI rate, jumlah uang beredar, dan inflasi. Data penelitian dikumpulkan melalui dokumentasi dari studi kepustakaan. PDB mengalami kontraksi di angka negatif sebesar (-2,07)%. Angka terendah sejak 1998 yang mengalami pertumbuhan negatif (13,13%). Dari sisi moneter, bank indonesia konsisten menurunkan atau mempertahankan tingkat suku bunga BI Rate pada angka 3,75%. Angka terendah dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Jumlah uang beredar menunjukkan posisi cukup ironis, dimana mengalami kenaikan cukup signifikan pada desember 2020 sebesar 6.900 triliun rupiah dari 6.136,6 triliun pada bulan yang sama di tahun 2019. Dari sisi nominal, ini adalah kenaikan terbesar dalam satu tahun dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Sementara, inflasi pada angka 1,68% atau terendah setelah era reformasi tahun 1998. Daya beli masyarakat yang menurun, mengakibatkan permintaan konsumtif juga menurun sehingga menurunkan harga barang atau jasa secara aregat.
Faktor Penentu Sikap Penggunaan Platform Pembayaran Digital bagi Pelaku Usaha Mikro Kecil Kreatif Lathif Hanafir Rifqi; Ana Zahrotun Nihayah
Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan dan Investasi) Vol 6, No 1 (2022): Jurnal SEKURITAS
Publisher : Prodi Manajemen Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/skt.v6i1.22420

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengisi kekosongan dari penelitian sebelumnya mengenai digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Digitalisasi UMKM pada penelitian sebelumnya kebanyakan berbicara dari perspektif pemangku kebijakan. Penelitian ini hadir untuk menggali faktor penggunaan Platform pembayaran digital dari sisi pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) kreatif itu sendiri. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dengan memperhatikan sample jenuh. Hasil penelitian didapatkan tiga hal yang menjadi faktor rendahnya penggunaan platform pembayaran digital bagi UMK kreatif. Ketiga faktor tersebut adalah literasi keuangan, infrastruktur, dan literasi digital. Temuan penting selanjutnya adalah hal penting pemicu ketiga faktor yang disebutkan adalah tingkat pendidikan rendah dari pelaku UMK KreatifThis research was conducted for research from previous research regarding the digitization of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). The digitization of MSMEs in previous studies mostly spoke from the perspective of policy makers. This research is here to find factors in the use of digital payment platforms from the side of creative Micro Small Business (UMK) actors themselves. The method used is purposive sampling by paying attention to saturated samples. The results of the study found three factors that contributed to the low use of digital payment platforms for creative MSEs. The third factor is financial literacy, infrastructure, and digital literacy. The next important finding is the important thing that triggers the three factors mentioned is the low level of education of Creative UMK actors.
Pelatihan E-Commerce dan Social Commerce untuk Meningkatkan Kompetensi Tecnopreneurship pada Siswa SMK Ana Zahrotun Nihayah; Tatim Musolichah; Lathif Hanafir Rifqi
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2022): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v6i3.3876

Abstract

Pelatihan technopreneurship pada siswa SMK Dwi Sakti Tuban dilatarbelakangi oleh data nasional yang menunjukkan tingkat pengangguran lulusan SMK di antara kategori lain tergolong tertinggi (sebanyak 13,55%). Pada observasi awal diperoleh data bahwa sebagian siswa SMK Dwi Sakti memiliki akun media   sosial dan dapat mengoperasikan smartphone dengan baik. Namun, sedikit sekali yang memiliki  wawasan mengenai e-commerce dan social commerce. Secara garis besar, metode pengabdian ini meliputi tiga hal yaitu identifikasi masalah lapangan, pelatihan, dan evaluasi. Pelatihan diikuti oleh 34 siswa berlokasi di gedung sekolah SMK Dwi Sakti pada 7 Agustus 2021. Evaluasi hasil pelatihan menggunakan uji chi kuadrat yang membandingkan tingkat harapan dan realita dari uji pre-test dan posttest. Hasil analisis chi kuadrat menunjukkan tidak ada perbedaan antara harapan dengan realita dari peningkatan kompetensi siswa. Persentase peningkatan kompetensi siswa setelah pelatihan secara realita telah sesuai dengan persentase peningkatan kompetensi siswa yang diharapkan sebelum dilakukan pelatihan.
Kontribusi Perbankan Syariah terhadap Permodalan UMKM Selama Pandemi Covid-19 Ana Zahrotun Nihayah; Lathif Hanafir Rifqi
Jurnal Ecodemica : Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis Vol 6, No 2 (2022): Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/eco.v6i2.12998

Abstract

Islamic banks as one of the MSME stakeholders, must participate in helping and resurrecting MSMEs so that they can grow and develop like their normal conditions. This research uses a descriptive approach by using secondary data from Islamic banking statistics during the COVID-19 period (March 2020 to February 2022). Data analysis used reduction, display, and descriptive analysis techniques. The results showed that the role of Islamic banks during the COVID-19 pandemic was manifested in three ways, namely 1) as a distributor of assistance from the government, 2) providing financing restructuring, and 3) encouraging increased financing for MSMEs. The development of Islamic bank financing during the COVID-19 pandemic was relatively stable and even had an average increase compared to the pre-covid-19 period. The increase in working capital financing was by 21%, while the average investment financing increased by 31.72%. The NPF ratio of Islamic banks during the COVID-19 pandemic on a monthly average was above the maximum standard set by Bank Indonesia for this type of working capital financing, which was 5.05%. On the other hand, the NPF ratio of working capital financing above 5% also occurred 15 times in 24 months of observation. Meanwhile, the NPF ratio for investment financing during the COVID-19 period was, on average, below Bank Indonesia's standard of 4.05%. However, in certain months it shows that the NPF ratio for investment financing is still above 5%. This must be a concern because Islamic banks are considered not to apply the principle of prudence in providing financing. Keywords: Covid-19, Islamic Banks, Productive Financing, Capital, SMEs
Edukasi Keuangan Digital dalam Memanfaatkan Jasa Pinjaman Online Ana Zahrotun Nihayah; Ifnasya Kahrismasuci; M Rikza Chamami; Lathif Hanafir Rifqi
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i1.7325

Abstract

Pemanfaatan kemajuan teknologi dalam bidang keuangan semakin berkembang pesat. Inovasi teknologi mendatangkan proses transaksi keuangan yang lebih praktis, salah satunya diaplikasikan pada pinjaman online. Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilatarbelakangi maraknya pinjaman online yang ditawarkan kepada masyarakat tetapi tidak diimbangi dengan pengetahuan masyarakat terhadap pinjaman online itu sendiri. Sehinngga menyebabkan beberapa diantara anggota Ibu-Ibu PKK terjebak pada permasalahan pinjaman online. Tujuan kegiatan PkM adalah memberikan edukasi kepada masyarakat seputar keuangan digital yang terfokus pada materi pinjaman online. Pelaksanaan pada kegiatan PkM dilakukan secara langsung pada hari Sabtu, 13 Agustus 2022 bertempat di kediaman Ibu Ketua PKK di Desa Jebol Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Hasil kegiatan PkM ini menjelaskan bawa pemahaman literasi seputar keuangan digital khususnya pada pinjaman online sangat bermanfaat untuk kelompok Ibu-Ibu PKK, hal terlihat dari hasil survei tingkat kepuasan peserta sebesar 83% menyatakan sangat puas atas terselenggaranya kegiatan PkM ini. The use of technological advances in the financial sector is overgrowing. Technological innovations bring about a more practical financial transaction process, one of which is applied to online loans. The implementation of community service activities (PkM) is motivated by the rise of online loans being offered to the public but not balanced with the public's knowledge of online loans. So that caused some of the PKK members to get stuck in online loan problems. The purpose of community service activities (PkM) is to educate the public about digital finance, which focuses on online material loans. The implementation of PkM activities is carried out through 3 stages: introduction, implementation and evaluation. The results of this PKM activity explain that understanding digital finance literacy benefits groups of PKK mothers, especially online loans. This can be seen from the survey results; satisfaction level of participants of 83% stated that they were very satisfied with implementing this PkM activity. 
PEMANFAATAN SOCIAL COMMERCE DALAM MEMBANTU AKTIVITAS BISNIS BAGI IBU RUMAH TANGGA Lathif Hanafir Rifqi; Ana Zahrotun Nihayah
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol 4 No 3 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i3.1569

Abstract

Ibu rumah tangga memiliki potensi lebih untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga. Ibu rumah tangga dapat melakukan aktivitas bisnis dari rumah disamping masih tetap menjalankan aktivitas kerumahtanggaan. Kecanggihan teknologi sangat membantu untuk memanfaatkan potensi tersebut. Aplikasi social media tidak hanya terbatas pada fungsi interaksi sosial semata. Media sosial juga dapat digunakan untuk aktivitas bisnis sehingga familiar disebut dengan social commerce. Secara metodologis ilmiah, kegiatan dilakukan dengan pendekatan service learning. Kegiatan dilaksanakan melalui webinar. Tahapan kegiatan secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu pra kegiatan, kegiatan utama dan evaluasi. Pra kegiatan terdiri dari pembuatan materi, penentuan jadwal, dan publikasi peserta. Sementara kegiatan utama meliputi pembukaan, pemaparan materi, diskusi dan praktik pemanfaatan social commerce. Evaluasi dilakukan dengan mengukur (mengoreksi) tingkat keberhasilan peserta dalam membuat contoh pemanfaatan social commerce. Substansi materi secara garis besar memaparkan strategi memanfaatkan media sosial untuk kegiatan bisnis (komersil). Ada tiga strategi yang dapat dilaksanakan yaitu pengenalan terhadap target audiens, pembuatan konten yang menarik, keaktifan interaksi dengan audiens. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa 100% peserta dapat mempraktikkan dalam membuat contoh memanfaatkan social commerce melalui akun social media masing-masing. Hasil yang diperoleh menunjukkan kontribusi pelatihan (pengabdian) dalam meningkatkan kompetensi peserta dalam mengoptimalkan social commerce dalam bianis yang telah atau akan dijalani.
PEMANFAATAN SOCIAL COMMERCE DALAM MEMBANTU AKTIVITAS BISNIS BAGI IBU RUMAH TANGGA Lathif Hanafir Rifqi; Ana Zahrotun Nihayah
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i3.1569

Abstract

Ibu rumah tangga memiliki potensi lebih untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga. Ibu rumah tangga dapat melakukan aktivitas bisnis dari rumah disamping masih tetap menjalankan aktivitas kerumahtanggaan. Kecanggihan teknologi sangat membantu untuk memanfaatkan potensi tersebut. Aplikasi social media tidak hanya terbatas pada fungsi interaksi sosial semata. Media sosial juga dapat digunakan untuk aktivitas bisnis sehingga familiar disebut dengan social commerce. Secara metodologis ilmiah, kegiatan dilakukan dengan pendekatan service learning. Kegiatan dilaksanakan melalui webinar. Tahapan kegiatan secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu pra kegiatan, kegiatan utama dan evaluasi. Pra kegiatan terdiri dari pembuatan materi, penentuan jadwal, dan publikasi peserta. Sementara kegiatan utama meliputi pembukaan, pemaparan materi, diskusi dan praktik pemanfaatan social commerce. Evaluasi dilakukan dengan mengukur (mengoreksi) tingkat keberhasilan peserta dalam membuat contoh pemanfaatan social commerce. Substansi materi secara garis besar memaparkan strategi memanfaatkan media sosial untuk kegiatan bisnis (komersil). Ada tiga strategi yang dapat dilaksanakan yaitu pengenalan terhadap target audiens, pembuatan konten yang menarik, keaktifan interaksi dengan audiens. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa 100% peserta dapat mempraktikkan dalam membuat contoh memanfaatkan social commerce melalui akun social media masing-masing. Hasil yang diperoleh menunjukkan kontribusi pelatihan (pengabdian) dalam meningkatkan kompetensi peserta dalam mengoptimalkan social commerce dalam bianis yang telah atau akan dijalani.