Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA ANGKA KEJADIAN STUNTING PADA BALITA UMUR 24-55 BULAN DI DESA PENYARING KECAMATAN MOYO UTARA KABUPATEN SUMBAWA Ayu Afriani; Desy Fadilah Adina Putri
Jurnal Kesehatan dan Sains Vol 4 No 1 (2020): JURNAL KESEHATAN DAN SAINS (JKS)
Publisher : LPPM STIKES Griya Husada Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Hubungan Pendidikan Dan Pola Asuh Dengan Tingginya Angka Kejadian Stunting Pada Balita Umur 24-55 Bulan Di Desa Penyaring Kecamatan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa Ayu Afriani Masalah stunting (anak pendek) merupakan salah satu masalah gizi di dunia, terutama di negara miskin dan berkembang. Stunting menjadi masalah kesehatan karena dikaitkan dengan risiko morbiditas dan kematian, perkembangan otak yang kurang optimal. Sehingga, perkembangan motorik terhambat dan pertumbuhan mental terhambat. Stunting di Sumbawa meningkat pada 2017 lalu, menurun 10,35% pada 2018. Salah satu desa dengan angka stunting tinggi di Kecamatan Moyo Utara adalah Desa Penyaring yaitu 53 anak dari 229 anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi tingginya angka stunting. Beberapa diantaranya adalah faktor pendidikan dan pola asuh. Faktor-faktor tersebut diduga berhubungan dengan tingginya angka stunting pada anak usia 24-55 bulan di Desa Penyaring. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara. Kemudian data sekunder diperoleh dari data Puskesmas Moyo Utara dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Sampel penelitian ini adalah 34 anak yang diambil dengan teknik total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua mempunyai korelasi yang tinggi dengan kejadian tingginya angka stunting di Desa Penyaring. Nilai P value pola asuh menunjukkan nilai p = 0,001. Akhirnya diharapkan ibu dapat menerapkan pola asuh yang baik sesuai pedoman pengasuhan anak. Kata Kunci: Stunting, Pendidikan Orangtua, Pola Asuh.
The Relationship between Environmental Sanitation and Stunting Incidence in Toddlers Aged 24-55 Months in Desa Penyaring, Sumbawa Regency Desy Fadilah Adina Putri; Ayu Afriani
Journal of Fundus Vol. 1 No. 1 (2021): Journal of Fundus
Publisher : STIKES Yarsi Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57267/fundus.v1i1.126

Abstract

Stunting is a health problem because it is associated with the risk of morbidity and mortality, suboptimal brain development, and inhibited motor development and mental growth. Stunting in Sumbawa increased in 2017, decreased by 10.35% in 2018. One of the villages with a high stunting rate in North Moyo District is Penyaring Village, namely 53 children out of 229 children. The purpose of this study was to analyze the various factors that influence the high rate of stunting. In children aged 24-55 months in Penyaring Village. This research is survey research that is observational with a cross-sectional approach. This study population was all houses that had children under five and had diarrhea as many as 34 children under five. The research sample is the entire population. The sampling technique used in this study was using total sampling. Data analysis using the statistical chi-square test (χ2). Based on statistical results using the chi-square test with Asymp.sig results (0.000; p <0.05), which means that environmental sanitation has a significant relationship with the high incidence of stunting. It shows that environmental sanitation is an indirect factor that causes stunting. After all, poor sanitation will increase the incidence of illness, resulting in diarrhea incidence. For this reason, it is hoped that all related parties, especially family or the role of mothers, are important for reducing the incidence of stunting.