Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUKUM MAHAR MURAH: Ahmad Fadhil
Holistic al-Hadis Vol 7 No 2 (2021): July -December (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v7i2.5311

Abstract

Sebagian orang menganggap pernikahan dengan mahar sandal yang pernah viral sebagai pelecehan terhadap kaum perempuan. Sebagian lagi berpendapat bahwa hal itu wajar karena Nabi Muhammad Saw memperbolehkannya. Dengan menggunakan metode takhrij dan fiqh hadits, penelitian ini menguji pendapat terakhir dengan mencari kitab hadis apa yang menjadi sumber hadis mahar sandal, bagaimana kekuatan sanadnya, dan bagaimana pemahaman atau penarikan hukum dari hadis tersebut, dengan menggunakan metode penelitian takhrij dan fiqh hadis. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa hadis mahar sandal terdapat di dalam kitab hadis Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram. Hadis ini dikutip dari Sunan al-Tirmidzi dan dikuatkan oleh satu hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan tiga hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad. Semua hadis itu berkualitas dha'if atau lemah sehingga tidak dapat secara mandiri sebagai sumber hukum. Hadis itu justru menekankan bukan besar/kecilnya nilai mahar, tapi pentingnya keridaan perempuan akan mahar yang dia terima. Hadis-hadis yang lain menunjukkan bahwa mahar yang diberikan Nabi Muhammad Saw kepada istri-istrinya bernilai besar dalam standar zaman sekarang. Some people consider that weddings with sandals as the dowry that have gone viral on social media as an harassment against women. Some believe it reasonable because Prophet Muhammad allowed it. Using takhrij and fiqh hadith as a method, this study will re-examine the last opinion by looking for what hadith books are the sources of the sandal as the dowry, how the strength of the sanad is, and how to understand the hadith. The finding of this study is that the hadith of the dowry of sandals is contained in the Hadith book of Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram. This hadith is quoted from Sunan al-Tirmidhi and is corroborated by one hadith narrated by Ibn Majah and three traditions narrated by Ahmad. All hadiths are of weak so that they cannot be independently used as sources of law. The hadith is not concerning about the size of the dowry, but the importance of a woman's pleasure in the dowry she receives. Other hadiths show that the dowry that the Prophet Muhammad gave to his wives was decent by today's standards.
Akal, Agama, dan Pengetahuan Tentang Tuhan Ahmad Fadhil
Al-Fath Vol 4 No 1 (2010): Juni 2010
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v4i1.3352

Abstract

Akal dapat mengabstraksikan idenya dari benda-benda yang konkrit. Dari situ muncul idea-idea dan hukum-hukum yang bersifat universal dan dirumuskan oleh akal melalui proses pengamatan dan pengalaman inderawi. Tanpa pengetahuan inderawi, menurut Alristoteles, manusia tidak bisa menemukan hal-hal yang bersifat intelektual universal. Manusia dengan sifat yang kontruksinya selalu ingin mengelabui akan makna_yang lebih tinggt, atau dzat yang tinggt, yaitu Tuban. Menurut aliran dalam epistemilogi terdapat dua macam, yattu idealisme dan realisme. Idealisme adalah suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya peran ide dan akal sebagai sumber pengetahuan, sehingga aliran ini disebut juga “rasionalisme”. Adapun realisme lebih menekankan peran indera (sentuhan, penciuman, penglibatan, pencicipan, dan pendegaran) sebagat sumber pengetahuan, sebingga aliran ini disebut juga “empirisme”. Kedua aliran tersebut merupakan masuk dalam kajian filsafat. Dan dalam filsafat salah satu metode untuk mengetahu Tuhan, masih dikatakan pro dan kontra.
Tafsir Al-Sayis dan Al-Zuhayli terhadap Ayat Nusyuz dan Syiqaq Serta dan Penyelesaiannya: Analisa Teologis Normatif, Psikologis, dan Sosiologis Ahmad Fadhil
Syakhsia Jurnal Hukum Perdata Islam Vol 22 No 2 (2021): Juli - Desember
Publisher : Islamic Civil Law Departement of Shari'a Faculty at Islamic State University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37035/syakhsia.v22i2.5536

Abstract

Tafsir ayat Al-Qur’an sebagai bagian dari narasi keagamaan seringkali dianggap sebagai salah satu pemicu ketidakadilan terhadap kaum perempuan dan kekerasan di dalam rumah tangga. Di antaranya adalah tafsiran terhadap ayat-ayat yang menerangkan tentang pembangkangan istri terhadap suami di mana suami diperbolehkan untuk memukul istrinya dalam rangka mendidiknya. Tulisan ini menerangkan bahwa Muhammad Ali al-Sayis dan Wahbah al-Zuhayli memiliki pandangan yang moderat tentang nusyuz dan syiqaq. Pandangan mereka di dalam kitab tafsir mereka di dalam kitab Tafsir Ayat al-Ahkam dan Tafsir al-Munir tentang nusyuz dan syiqaq ramah terhadap perspektif gender dan moderat dalam hal bersandar kepada teologis normatif maupun dengan maqashid al-syari'ah serta pandangan tentang hak asasi dan kesetaraan perempuan dengan lelaki dalam wacara kontemporer.
Konseling Keluarga dalam Perspektif Karisma Max Weber untuk Mengatasi Konflik Pasangan Suami Istri: ENG Ahmad - Fadhil
Jurnal al-Shifa Bimbingan Konseling Islam Vol. 3 No. 1 (2022): Januari - Juni 2022
Publisher : Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alshifa.v3i1.6071

Abstract

Para ahli agama tidak hanya berfungsi mengajarkan ajaran agama, tapi juga membantu umat dalam memecahkan problem mereka seperti problem keluarga. Umat mendatangi mereka di luar lembaga yang disediakan negara seperti Kantor Urusan Agama (KUA), Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dan Pengadilan Agama. Dari sudut pandang konseling, hal ini dibahas sebagai family conseling. Tulisan ini membahas fenomena ini dari perspektif sosiologis. Kesimpulannya, konflik keluarga pada dasarnya bersifat netral dan tergantung pada kemampuan mengelolanya. Di antara tiga jenis karisma yang dilontarkan Weber, yaitu profetis, magis, dan institusional, para ulama memiliki karisma atas umat dalam kategori karisma institusional yang membuat mereka menjadi salah satu rujukan bagi anggota keluarga untuk menyelesaikan kemelut yang mereka alami.
Harmonisasi Filsafat Dengan Agama dalam Risalah al-Ḥilah Li Daf‘ al-Aḥzān Karya Al-Kindi Ahmad Fadhil
Aqlania Vol 13 No 1 (2022): June
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/aqlania.v13i1.6159

Abstract

This paper aims, firstly, to present a complete translation of the Risa>lah al-H}i>lah li Daf‘ al-Ah}za>n into Indonesian, and secondly, to suggest that al-Kindi has paved the way for the harmonization between religion with philosophy. Conducting research on al-Kindi’s philosophy is important because some Islamic Philosophy scholars almost ignored him and jumped into Ibnu Rusyd's book Fas}l al-Maqa>l as the major resource in this discourse. This paper uses a library research methodology. The translation of Risalah al-H}ilah li Daf‘ al-Ah}zan in this paper referred to the publication of this treatise edited by ‘Abd al-Rahman Badawi. This paper concludes that there are indicators of the influence of Stoicism, Socrates, and Aristotle in al-Kindi’s Risalah al-H}ilah li Daf‘ al-Ah}zan and has many relevancies with principles of Rational, Emotional, Behavioral Therapy (REBT). But, al-Kindi’s rational method of dealing with grief is also in line with the guidance of the Qur’an.