Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : eProceedings of Engineering

Perancangan Dan Realisasi Bandpass Filter Interdigital Pada Frekuensi X-band Untuk Radar Penjejak Trayektori Pada Kendali Kapal Muhammad Misbah Arya Lugina; Bambang Sumajudin; Enceng Sulaeman
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan, oleh karena itu dibutuhkan pengamanan untuk sektor tersebut. Pemanfaatan teknologi seperti Radar Trajectory X-Band dapat memberikan informasi mengenai target sebagai trayektori kapal pengejar untuk meningkatkan pengawasan di wilayah perairan. Radar Trajectory bekerja pada frekuensi X-Band (9.25 - 10.75 GHz), agar dapat bekerja dengan baik dibutuhkan perangkat yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi kerja tersebut dan meredam frekuensi diluar itu. Perangkat yang memiliki kemampuan tersebut adalah sebuah Bandpass Filter. Dalam Tugas Akhir ini dirancang dan direalisasikan sebuah BPF yang bekerja sesuai spesifikasi Radar Trajectory X-Band, dengan bandwidth sebesar 1.5 GHz dan frekuensi tengah 10 GHz, dimana digunakan metode Interdigital. Dimensi dari filter yang telah direalisasikan adalah 33 mm x 27 mm. Dari hasil pengukuran realisasi filter didapatkan bandwidth sebesar 2.7 GHz, insertion loss pada frekuensi tengah (10 GHz) yaitu 7.65 dB, return loss sebesar 12.53 dB, dan VSWR sebesar 1.34. Kata Kunci : Bandpass Filter, Interdigital, Radar Trajectory, X-Band ABSTRACT Most parts of Indonesia are territorial waters, therefore security is needed for the sector. The use of technology such as the Radar Trajectory X-Band can provide information about the target as a chase trajectory to improve surveillance in the territorial waters. Trajectory radar works on the X-band frequency (9.25 - 10.75 GHz), so that it can work properly requires a device that functions to pass the working frequency and reduce the frequency outside it. Device that have this capability is a Bandpass Filter. In this Final Project, a BPF is designed and realized that works according to the X-Band Radar Trajectory specifications, with a bandwidth of 1.5 GHz and a 10 GHz center frequency. The dimensions of the filter that have been realized are 33 mm x 27 mm. From the results of the filter realization measurements obtained a bandwidth of 2.7 GHz, insertion loss at the middle frequency (10 GHz) is 7.65 dB, return loss of 12.53 dB, and VSWR of 1.34. Keywords : Bandpass Filter, Interdigital, Radar Trajectory, X-Band
Pengaruh Nilai Permitivitas Relatif Tidak Homogen Terhadap Performansi Pada Antena Mikrostrip Single Layer Patch Rectangular Frekuensi 2,4 – 2,5 Ghz Farhan Awwaliy Maulana Muhammad; Bambang Sumajudin; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Antena mikrostrip merupakan antena yang sering digunakan untuk berbagai keperluan karena ukuran yang kecil dan biaya yang murah. Masalah yang dihadapi ketika menggunakan antena mikrostrip adalah bandwidth dan gain yang tidak terlalu besar. Pada dasarnya, menggunakan substrat dengan nilai permitivitas yang rendah akan menghasilkan bandwidth yang besar tetapi dengan dimensi yang lebih besar dan gain yang kecil. Sebaliknya, menggunakan substrat dengan nilai permitivitas yang tinggi akan menghasilkan gain yang besar dan dimensi yang lebih kecil tetapi dengan bandwidth yang kecil. Pada penelitian ini, dilakukan perancangan menggunakan antena mikrostrip single layer patch rectangular frekuensi 2,4 -2,5 GHz dengan modifikasi pada substrat antena menjadi tidak homogen agar mendapatkan performansi antena yang lebih baik. Modifikasi dilakukan di sekitar tepi patch yang terbagi menjadi tiga jenis segmen, yaitu 5 segmen, 9 segmen, dan 13 segmen. Range nilai permitivitas relatif yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu +18% dan +25% dari nilai substrat homogen. Hasil dari perancangan antena ini adalah meningkatnya performansi antena dimana peningkatan paling besar berupa nilai bandwidth dan gain yang terjadi pada saat kondisi substrat tidak homogen 13 segmen dengan range nilai permitivitas relatif sebesar 25% dan lebar segmen sebesar 1,8 mm. Peningkatan nilai bandwidth yang terjadi sebesar 9,95 MHz atau sebesar 23,275% daripada nilai bandwidth dengan substrat homogen. Sedangkan peningkatan nilai gain yang terjadi sebesar 0,710 dBi atau sebesar 22% daripada nilai gain dengan substrat homogen. Untuk frekuensi tengah dari antena bergeser ke kanan (bertambah) sebesar 295,2 MHz atau sebesar 11,985% daripada frekuensi tengah dengan substrat homogen. Kata kunci: Antena Mikrostrip, Single Layer Patch Rectangular, Permitivitas Relatif Tidak Homogen, Inset Feed Line, Epoxy FR4 Abstract Microstrip antenna is an antenna that is often used for various purposes because of its small size and low cost. The problem faced when using a microstrip antenna is the bandwidth and gain that are not too large. Using a substrate with a low permittivity value will produce large bandwidth but with larger dimensions and smaller gain. Conversely, using a substrate with a high permittivity value will produce a large gain and smaller dimensions but with a small bandwidth. In this study, we designed a single layer patch rectangular microstrip antenna with a frequency of 2.4-2.5 GHz with modifications to the antenna substrate to be not homogeneous to obtain better antenna performance. Modifications are carried out around the edge of the patch which is divided into three types of segments, namely 5 segments, 9 segments, and 13 segments. The range of the relative permittivity values used is divided into two, namely + 18% and + 25% of the value of the homogeneous substrate. The results of this antenna design are increasing antenna performance where the greatest increase is in the form of bandwidth and gain values that occur when 13 segment non-homogeneous substrate conditions with a range of relative permittivity values of 25% and segment widths of 1.8 mm. The increase in bandwidth value is 9.95 MHz or 23.275% compared to the bandwidth value with a homogeneous substrate. While the increase in the gain value is 0.710 dBi or 22% rather than the gain value with a homogeneous substrate. The center frequency of the antenna shifts to the right (increases) by 295.2 MHz or 11.985% rather than the center frequency with a homogeneous substrate Keywords: Microstrip Antenna, Single Layer Patch Rectangular, Non-Homogeneous Relative Permitivity, Inset Feed Line, Epoxy FR4
Perbandingan Metode Pencatuan Inset Feed Dan Emc (electromagnetically Coupled) Pada Antena Mimo Berslot Dual Band Faradila Faradila; Bambang Sumajudin; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Antena dual frequency merupakan antena yang digunakan untuk sistem yang bekerja pada dua kanal frekuensi yang berbeda jauh. Frekuensi yang digunakan sesuai dengan standar IEEE untuk wifi 802.11n. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dari wifi adalah dari antena nya. Teknik yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas performansi menggunakan teknik MIMO. Pada tugas akhir dirancang dan direalisasikan antena MIMO mikrostrip patch rectangular dual band frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz menggunakan slot dengan membandingkan metode teknik pencatuan. Teknik pencatuan yang akan dibandingkan pencatuan Inset Feed dan EMC (Electromagnetically Coupled). Hasil yang didapatkan antenna dapat berkerja pada frekuensi dual band dengan frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz. Pada pencatuan inset feed menghasilkan nilai mutual coupling terbesar -29,90 dB pada frekuensi 2,4 GHz dan -29,01 dB pada frekuensi 5 GHz. Dibandingkan dengan teknik pencatuan EMC menghasilkan nilai mutual coupling terbesar -10,38 dB pada frekuensi 2,4 GHz dan -12,68 dB pada frekuensi 5 GHz. Batas maksimum nilai mutual coupling yang diinginkan adalah -20 dB. Hasil kedua pencatu tersebut yang sesuai dengan spesifikasi nilai mutual coupling adalah teknik pencatuan inset feed. Pada teknik pencatu inset feed memiliki hasil perfomansi yang lebih baik dibandingkan dengan teknik pencatuan EMC. Kata kunci: Antena MIMO, Rectangular patch, Dual Band, Wifi, EMC, Inset Feed Abstract Dual frequency antenna is an antenna used for systems that work on two different frequency channels. The frequency used is in accordance with the IEEE standard for wifi 802.11n. One way to improve the quality of wifi is from the antenna. The technique used to increase performance capacity uses the MIMO technique In the final project, a rectangular 2.4 MHz and 5 GHz frequency band MIMO patch rectangular microstrip patch is designed and realized using slots by comparing the rationing technique. Rationing techniques that will be compared to the rationing of Inset Feed and EMC (Electromagnetically Coupled). The results obtained for the antenna can work on dual band frequencies with a frequency of 2.4 GHz and 5 GHz. In rationing the inset feed produces the largest mutual coupling value of -29.90 dB at a frequency of 2.4 GHz and -29.01 dB at a frequency of 5 GHz. Compared with EMC rationing technique, the biggest mutual coupling value is -10.38 dB at 2.4 GHz frequency and -12.68 dB at 5 GHz frequency. The maximum limit of desired mutual coupling value is -20 dB. The results of the two feeds that fit the mutual coupling value specifications are the inset feed rationing techniques. The inset feed feeding technique has better performance results than the EMC rationing technique.
Efek Slot Pada Antena Mikrostrip Triangular Dual Band Dengan Frekuensi Antena Awal 2,4 Ghz Rizki Al-Qanun Ariantono; Bambang Sumajudin; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Antena mikrostrip merupakan salah satu jenis antena yang cukup popular saat ini. Ini memiliki bentuk dan ukuran yang kecil dengan kemampuan meradiasi dan menerima sinyal yang baik. Dengan berkembangnya teknologi semikonduktor menyebabkan ukuran dari perangkat yang digunakan semakin mengecil. Oleh karena itu dibutuhkan suatu antena dengan bentuk fisik yang kompak, mudah dipabrikasi dan memiliki peforma yang tinggi untuk diaplikasikan pada perangkat nirkabel yang ada, maka antena mikrostrip adalah salah satu solusi untuk digunakan pada permasalahan tersebut. Pada simulasi ini menggunakan dua perangkat lunak. Merancang antena mikrostrip patch bentuk segitiga dengan pencatuan langsung ke patch yang dapat beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz. Kemudian akan ditambahkan slot pada bagian tengah patch tanpa mengubah ukuran patch antenanya. Slot ini dirancang dengan bentuk belah ketupat, lingkaran, segitiga, persegi dan segitiga terbalik dengan ukuran 10 mm2 – 100 mm2 untuk setiap slotnya. Hasil dari simulasi ini dapat mengetahui efek dari pemberian slot pada operasi kerja dual band di antena mikrostrip segitiga pada parameter frekuensi, bandwidth dan gain. Dari hasil percobaan, setelah ditambahkan slot mengakibatkan pergeseran nilai frekuensi resonansi menjadi semakin kecil, yakni dari 2,404 GHz – 2,367 GHz. Kemudian terjadi kenaikan nilai VSWR dari 1,67 hingga 3,123. Kemudian untuk frekuensi resonansi tinggi setelah ditambahkan slot, mengakibatkan pergeseran frekuensi semakin kecil, yakni dari 6,405 GHz hingga 5,972 GHz dan terjadi kenaikan nilai bandwidth hingga 182,4 MHz dan gain hingga 5,32 dB. Kata kunci : antena mikrostrip, slot, dual band, frekuensi, bandwidth, gain Abstract Microstrip antenna is one type of antenna that is quite popular at this time. It has a small shape and size with the ability to radiate and receive good signals. With the development of semiconductor technology, the size of the devices used has become smaller. Therefore we need an antenna with a physical form that is compact, easily fabricated and has a high performance to be applied to existing wireless devices, the microstrip antenna is one solution to be used for these problems. In this simulation using two software. Design a triangular patch microstrip antenna with direct feed to a patch that can operate at a frequency of 2.4 GHz. Then a slot will be added in the middle of the patch without changing the size of the patch antenna. This slot is designed with a rhombus shape, circle, triangle, square and inverted triangle with a size of 10 mm2 - 100 mm2 for each slot. The results of this simulation can find out the effect of giving slots on dual band working operations on a triangular microstrip antenna on frequency, bandwidth and gain parameters. From the experimental results, after adding a slot, it causes the shift in the value of the resonant frequency to be smaller, ie from 2.404 GHz to 2.367 GHz. Then there was an increase in the value of VSWR from 1.67 to 3.123. Then for high resonance frequencies after adding slots, resulting in smaller frequency shifts, from 6.405 GHz to 5.972 GHz and an increase in bandwidth values up to 182.4 MHz and gain up to 5.32 dB. Keywords: microstrip antena, slot, dual band, frequency, bandwidth, gain
Realisasi Bandpass Filter Hairpin Chebyshev Dengan Dgs Untuk Synthetic Aperture Radar L-band Ahmad Faiz Rusydi; Heroe Wijanto; Bambang Sumajudin
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut UNESCO, hutan tropis di Indonesia telah masuk ke kategori In Danger. Hutan tropis yang memiliki luas sekitar 2,5 Juta Hektar itu menjadi rumah dari ribuan spesies tanaman, dan ratusan spesies mamalia dan burung. Melihat fakta tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang bisa melakukan pemetaan. Salah satu perangkat pemetaan yang biasa digunakan dalam pengindraan jarak jauh adalah Synthetic Aperture Radar (SAR). Filter yang didesain adalah sebuah filter disisi penerima dari SAR. Rencana untuk melakukan sebuah perancangan ini dilakukan pada Bandpass Filter (BPF) Microstrip Chebyshev, dengan cara membandingkan kinerjanya pada Frekuensi L Band. Metode Hairpin dipilih karena kelebihannya dalam desain resonator yang ringkas dan singkat, sedangkan Defected Ground Structure (DGS) telah diaplikasikan pada sistem ini namun justru keberadaan DGS membuat adanya penurunan performa dari filter. Variabel perbandingan yang akan dibandingkan antara lain adalah jenis substrat. Substrat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah substrat FR-4 epoxy dan Taconic. Nilai insertion loss dan return loss filter setelah disimulasikan adalah sebesar -0.4908 dB dan -21.801 dB untuk Substrat Taconic RF-35 sedangkan untuk substrat FR-4 Epoxy adalah sebesar -2.405 dB dan -31.116 dB. Hasil ini menjadikan filter dengan substrat Taconic RF-35 yang lebih baik performanya. Setelah filter dengan substrat FR-4 Epoxy direalisasikan hasilnya menjadi cukup berbeda dengan hasil insertion loss dan return loss menjadi -3.8784 dB dan -20.95 dB. Kata kunci : BPF Chebyshev , Hairpin, DGS , Microstrip, SAR, L Band. Abstract According to UNESCO, tropical forests in Indonesia have entered the In Danger category. The tropical forest, which has an area of around 2.5 million hectares, is home to thousands of species of plants, and hundreds of species of mammals and birds. Seeing this fact requires a system that can do mapping. One of the mapping devices commonly used in remote sensing is Synthetic Aperture Radar (SAR). The filter designed is a filter on the side of the receiver from SAR. The plan to do this design was done on Microstrip Chebyshev's Bandpass Filter (BPF), by comparing its performance to the Frequency L Band. The Hairpin method was chosen because its advantages in the resonator design are concise and concise, while the Defected Ground Structure (DGS) has been applied to this system, but the existence of the DGS makes a decrease in the performance of the filter. Comparison variables that will be compared include the type of substrate. The substrate used in this study was FR-4 epoxy and Taconic substrate. The insertion loss and return loss filter values after being simulated are -0.4908 dB and -21.801 dB for Taconic RF-35 substrate while those for Epoxy FR-4 substrate are -2.405 dB and -31,116 dB. This result makes the Filter with Taconic RF-35 substrate a better performing filter. After the filter with FR-4 Epoxy substrate was realized the results became quite different with the insertion loss and return loss results being - 3.8784 dB and -20.95 dB. Keywords: BPF Chebyshev , Hairpin, DGS , Microstrip, SAR, L Band
Perbandingan Antena Mikrostrip Array Dual Band Dengan Pencatuan Microstrip Line Dan Emc (electromagnetically Coupled) Citra Andrieyani; Bambang Sumajudin; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Antena merupakan suatu perangkat yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam komunikasi wireless. Antena mikrostrip single patch atau antena tunggal memiliki karakteristik bandwidth yang sempit dan gain antena yang kecil. Pada tugas akhir ini membahas tentang perancangan antena mikrostrip array yang bekerja pada dua frekuensi kerja atau dual band yaitu 2,4 GHz dan 5 GHz yang dapat diaplikasikan untuk WiFi atau Wireless Fidelity sesuai dengan standar IEEE 802.11n. Metode yang digunakan untuk mendapatkan frekuensi dual band ini adalah dengan penambahan slot pada sisi patch. Teknik array dapat mengatasi kekurangan antena mikrostrip yang memiliki bandwidth yang sempit. Selain dapat memperlebar bandwidth, teknik array juga dapat meningkatkan nilai gain. Perancangan ini menggunakan antena mikrostrip array (disusun) dengan patch rectangular dan dilakukan penambahan slot pada sisi patch agar mendapatkan frekuensi resonan yang berbeda. Bahan patch dan groundplane yang digunakan adalah cooper yang memiliki ketebalan 0,035 mm, dan untuk substrat bahan yang digunakan adalah Epoxy Fr-4 yang memiliki ketebalan 1,6 mm dan 𝜀𝑟 = 4,4. Teknik catuan menggunakan teknik catuan microstrip line dan akan dibandingkan dengan teknik catuan EMC. Hasil yang didapatkan pada tugas akhir ini adalah antena mikrostrip array 4 elemen dengan teknik catuan feed line memiliki hasil yang lebih baik jika diaplikasikan pada WiFi. Antena dengan teknik catuan feed line ini memiliki bandwidth sebesar 75 MHz – 184,4 MHz sesuai dengan standar IEEE 802.11n dan memiliki gain sebesar 4,321 dB sehingga tercapai tujuan untuk meningkatkan nilai bandwidth dan gain yang besar. Sedangkan pada catuan EMC, walaupun pada teknik catuan EMC memiliki gain yang sangat besar yaitu sebesar 11,54 dB namun bandwidth yang didapatkan sangat sempit yaitu sebesar 14,9 MHz – 27,5 MHz. Kata kunci : Antena Mikrostrip, Dual Band, Antena Array, WiFi, EMC, Microstrip line Abstract Wireless communication system or commonly called fast wireless development with the support of the large number of requests for large bandwidth and high data transfer. At present, wireless standardization has reached the fifth generation, namely 802.11ac where the bandwidth obtained reaches 160 MHz and works at a frequency of 5 GHz. This study aims to compare the microstrip array antenna at the frequency of 2.5 GHz and 5.2 GHz with a microstrip line and Electromagnetically Coupled (EMC) technique. This design uses a microstrip antenna that will be arrayed (arranged) with patch rectangular with patch material and the groundplane is cooper which has a thickness of 0.035 mm, and for the substrate the material used is Epoxy Fr-4 which has a thickness of 1.6 mm and ε_r = 4 , 4 and to obtain dual band frequencies using the reactive loaded oatch antenna technique or adding load. The load referred to here is a slot. The purpose of adding slots is to produce two resonant frequencies. Keywords: Microstrip array antenna , rectangular, feedline, EMC.
Perancangan Dan Realisasi Antena Biconical Ultra Wide Band Untuk Medeteksi Kotoran Pada Makanan Cair Bagus Kurnia; Bambang Sumajudin; Yusuf Nur Wijayanto
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Food radar adalah sistem sensor yang dibuat untuk makanan emulsi dan pumpable seperti makanan bayi, yogurt, atau produk olahan tomat. Sistem bisa mendeteksi benda asing yang lebih padat (logam, batu, dan kaca) dan kontaminan seperti kayu, plastik, tulang, benda lain yang ada di sayuran dan serangga. Sistem membutuhkan satu meter pipa yang terdiri sebuah panel operator, unit pembuangan, penyangga pipa,dan unit sensor. Food radar menggunakan microwaves di dalam pipa atau di luar pipa yang bisa mengutupi diameter pipa. Ketika ada sesuatu datang melewati pipa yang mempunyai dielektrik yang berbeda dari dielektrik makanan maka dielektrik benda asing akan mengubah noise level dan dari situlah diketahui bahwa ada benda asing. Jadi makanan yang melewati pipa menjadi acuan dan jika ada benda lain yang melewati sistem maka benda tersebut akan terdeteksi sebagai benda asing. Kemudian ada sebuah algoritma yang mengirimkan sinyal untuk membuat katup terbuka dan membuang benda asing tersebut. Salah satu hal yang sangat penting dalam sistem ini adalah antena sebagai media untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik. .Pada perancangan ini dibutuhkan antena biconical yang bekerja di frekuensi Ultra Wide Band (UWB) 8 GHz sampai 12 GHz. Kata kunci: Ultra Wide Band (UWB), Antena Biconical. Abstract Food radar is a system sensor that is made for emulsion food and pumped like baby food, yogurt, or tomato processed products. The system can protect more dense foreign objects (metals, rocks and glass) and contaminants such as wood, plastic, bone, other objects in vegetables and insects. The system requires one meter pipe consisting of panel operators, dispensing units, pipe supports, and sensor units. Radar food uses microwaves in pipes or outside pipes that can cover the diameter of the pipe. When something comes through a pipe that has a dielectric that is different from a food dielectric, the dielectric of a foreign object will change the noise level and that is where a foreign body is known. So food that passes through the pipe becomes a reference and there are other objects through the system so that the object will be carried as a foreign object. Then there is an algorithm that sends signals to make the valve open and throw away the objects. One of the things that is very important in this system is the antenna as a medium for radiating electromagnetic waves. . In this design, bicycal antennas that work on Ultra Wide Band (UWB) 8 GHz to 12 GHz are needed. Keywords: Ultra Wide Band (UWB), Antenna Biconical.
Perancangan Dan Realisasi Harmonic Suppression Antenna Untuk Aplikasi Wireless Energy Harvesting Ni Putu Kartika Dewi; Bambang Sumajudin; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Teknologi gelombang radio saat ini sedang berkembang dengan cepat di dunia. Radio Frequency Identification (RFID) merupakan salah satu teknologi yang menggunakan gelombang radio secara otomatis untuk mengidentifikasi orang atau benda. Teknologi RFID ini adalah proses pengidentifikasian tanpa kabel, jika sebelumnya telah dikenal penggunaan kode batang (barcode) dimana proses identifikasinya dilakukan secara bersentuhan, namun RFID ini menawarkan keunggulan sebagai bentuk penyempurnaan dari penggunaan barcode sebelumnya. Untuk mendukung teknologi RFID diperlukan suatu antena yang memiliki spesifikasi berukuran kecil dan praktis, bahan yang relatif sederhana, biaya produksi yang relatif murah sehingga mampu mendukung performansi yang baik untuk aplikasi RFID. Perancangan antena patch square spiral dengan menggunakan defected ground structure (DGS) yang bekerja pada band UHF dengan bentuk DGS yaitu dumbbell-shape dan direalisasikan dengan substrat FR-4 Epoxy yang memiliki konstanta dielektrik Ô‘r = 4,3 dan ketebalan h = 1,6 mm. Hasil simulasi antena bekerja pada frekuensi 924 MHz dengan nilai VSWR adalah 1,249, bandwidth 27 MHz, dan nilai gain adalah -12,89 dBi. Pada antena yang telah dilakukan proses pengukuran didapatkan nilai VSWR pada frekuensi 924 MHz adalah 1,502 dan bandwidth 37 MHz. Gain antena hasil pengukuran sebesar -10,52 dBi, polarisasi yang dihasilkan adalah ellips dengan pola radiasi omnidirectional. Berdasarkan hasil pengukuran beberapa parameter antena yang dirancang belum memenuhi spesifikasi sehingga belum sesuai untuk aplikasi RFID reader pada band UHF. Kata kunci: Antena, mikrostrip, UHF, square spiral, RFID, DGS Abstract Radio wave technology is currently developing rapidly in the world. Radio Frequency Identification (RFID) is one technology that uses radio waves automatically to identify people or objects. RFID technology is the process of identifying wirelessly if previously it was known to use barcodes where the identification process was carried out in contact, but this RFID offers excellence as a form of improvement from the previous barcode usage. RFID technology required specification such as, the antenna that has small dimension and practical specifications is required, a relatively simple material, relatively inexpensive production costs so that it can support good performance for RFID applications. The design of square spiral antenna using defected ground structure (DGS) at UHF bands frequency with use dumbbell-shaped DGS and realized with epoxy FR-4 substrate which has a dielectric constant Ô‘r = 4,3 and thickness h = 1,6 mm. Based on simulation results VSWR value at the frequency of 924 MHz is 1,249 and 27 MHz bandwidth. Gain antenna simulation result of -12,89 dBi. Based on the measurement process obtained VSWR value at the frequency 924 MHZ is 1,502 and 37 MHz bandwidth. Antenna gain measured is -10,52 dBi, the resulting polarization is an ellips with an omnidirectional radiation pattern. Based on the measurement results from of the antenna parameters designed have not been so the antenna is not suitable for RFID reader application on the UHF band. Keywords: Antenna, microstrip, UHF, square spiral, RFID, DGS
Analisis Performansi Penyusunan Polarisasi Circular Pada Sistem Antena Mimo 4x4 Patch Rectangular Ahmad Rizaldy Rahman; Bambang Sumajudin; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi Fifth Generation (5G) memberikan layanan live streaming dengan latency kurang dari 1ms. Untuk memenuhi kebutuhan pengguna, teknologi 5G mengadopsi penggunaan sistem Multiple Input Multiple Output (MIMO) dengan memperhatikan aspek mutual coupling yang rendah agar daya yang dipancarkan tidak diterima oleh antena lainnya. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menyiapkan spektrum frekuensi 3,5 GHz untuk pengaplikasian 5G di Indonesia. Tugas akhir ini dilakukan kajian terhadap pengaruh penyusunan polarisasi circular pada sistem antena MIMO 4x4 dengan melihat return loss, mutual coupling, dan bandwidth. Menggunakan spesifikasi antena MIMO mikrostrip patch rectangular yang bekerja pada frekuensi 3,5 GHz sesuai dengan frekuensi yang akan digunakan di Indonesia dan menggunakan metode truncated. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh dari penyusunan polarisasi circular pada sistem antena MIMO 4x4 patch rectangular. Pengaturan polarisasi pada elemen patch sirkular untuk antena MIMO pada konfigurasi polarisasi cross-polarization dapat meningkatkan nilai return loss pada elemen antena. Selain itu, Hasil mutual coupl
Optimisasi Bentuk Feed Line Untuk Meningkatkan Performansi Antena Mikrostrip Segitiga Dual Band Gifari Muhammad; Bambang Sumajudin; Hepi Ludiyati
eProceedings of Engineering Vol 7, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada penelitian ini, dilakukan optimisasi terhadap antena mikrostrip patch segitiga dengan difokuskan pada feed line atau lebih tepatnya microstrip feed line. Optimisasi dilakukan dengan perubahan bentuk feed line, yaitu bentuk normal, mengecil dan membesar dan Duroid RT5880 dan jenis substrat pada feed line, yaitu FR4, Taconic TLC32, dan Duroid RT5880. Tujuannya ialah mendapatkan bentuk feed line dan nilai permitivitas relatif substrat yang optimal terhadap parameter kinerja antena yaitu gain, bandwidth dan nilai return loss pada dua daerah frekuensi kerja dengan frekuensi inisial awal pada 2,4 GHz. Perubahan kinerja antena yang difokuskan pada optimasi ini adalah nilai 𝑺 𝑺𝟏𝟏𝟏�� fungsi frekuensi, gain dan bandwidth. Dari hasil optimisasi, diperoleh bahwa bentuk dan substrat feed line yang optimal ialah bentuk feed line mengecil pada substrat FR-4 Epoxy dan Taconic, dengan nilai return loss tertinggi 19,86 dB, nilai gain tertinggi 1,092 dBi, dan nilai bandwidth tertinggi 60,3 MHz pada band 1 (2,4 GHz), serta nilai return loss tertinggi 13,90 dB, nilai gain tertinggi 3,890 dBi, dan nilai bandwidth tertinggi 109,7 MHz pada band 2 (6,4 GHz).Kata kunci: antena mikrostrip segitiga, optimisasi feed line, dual bandfrequency, substrat.