Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Alat Bantu Pengajaran Mata Kuliah Sistem Komunikasi Bagian Modulasi Digital Umu Habibah; Budi Prasetya; Bambang Sumajudin
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2006
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi yang begitu pesat memacu munculnya beberapa aplikasi baru termasuk di dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah pengajaran berbantuan komputer yaitu suatu sistem komputer yang digunakan sebagai alat bantu dalam pengajaran melalui interaksi yang dilakukan antara user dengan materi pengajaran yang diprogramkan ke dalam komputer.Pada penelitian ini dibahas mengenai pembangunan alat bantu pengajaran untuk mata kuliah sistem komunikasi bagian modulasi digital. Materi modulasi digital yang akan dibuat simulasinya adalah Amplitude Shift Keying (ASK), Frekuensi Shift Keying(FSK), Binary Phase Shift Keying (BPSK) dan Quadrature Phase Shift Keying (QPSK). Alat bantu pengajaran ini dibangun dengan mengembangkan materi tutorial, visualisasi dan evaluasiDalam pengerjaan penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu. Menyiapkan teori-teori yang berkenaan dengan materi, membuat software simulasi, dan terakhir analisa. Antara teori dan software simulasi disatukan dalam halaman web. Analisa dilakukan di bagian simulasi dan analisa quisioner oleh pemakai.Kata Kunci: Alat Bantu Pengajaran, Modulasi Digital, ASK, FSK, BPSK, QPSK
Simulasi dan Analisa Pemodelan Sinkronisasi untuk Arah Reverse pada Sistem Penerima CDMA 2000 Dedhy Sudarmono; Bambang Sumajudin; Budi Prasetya
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2006
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem CDMA 2000 untuk arah reverse sangat berbeda dengan versi sebelumnya yaitu CDMA IS-95. Pada sistem ini user dapat mengirimkan beberapa kanal dengan kecepatan data yang berbeda-beda pada saat yang sama. Hal ini dimungkinkan karena adanya orthogonal spreading dan Code Multiplex. Dimana pada orthogonal spreading ini setiap kanal disebar menggunakan walsh code dengan panjang yang berbeda dan saling orthogonal kemudian dijumlahkan, proses penjumlahan ini bisa disebut juga Code Multiplex. Kemudian pada complex multiplier data dikalikan dengan quadrature spreading, dimana quadrature spreading ini terdiri dari Long code, short code In-Phase dan Quadrature. Karena itu, proses sinkronisasi harus mampu mensinkronkan ketiga kode tersebut secara bersamaan.Penelitian ini akan membahas bagaimana proses sinkronisasi kode pada kode scrambling dan kode spreading di penerima dengan mensimulasikannya mengunakan software Matlab simulink. Pembahasan penelitian ini difokuskan pada pemodelan sistem sinkronisasi kode pada CDMA 2000. Proses sinkronisasi kode harus melalui 2 proses. Yaitu proses akuisisi untuk menentukan fasa awal kode yang akan mensinkronkan pengirim dan penerima dan proses tracking untuk menjaga kode antara pengirim dan penerima tetap dalam keadaan sinkron.Hasil simulasi menunjukkan bahwa kinerja waktu akuisisi dan tracking sangat dipengaruhi oleh adanya interferensi dan derau pada kanal. Semakin besar periode integrasi akan membuat sistem lebih kebal dari noise baik akibat kanal maupun interferensi. Tetapi waktu akuisisi yang semakin lama. Karena itulah diamati efek noise baik kanal maupun interferensi terhadapberbagai periode integrasi. Dari simulasi diambil periode integrasi sebesar 16 x 32Tc dengan alasan waktu ini masih cukup kecil dibandingkan periode frame preamblenya.Kata kunci: CDMA 2000, PN Long Code, PN Short Code, Walsh Code, code synchronization.
PERBANDINGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY DUAL BAND DENGAN PENCATUAN MICROSTRIP LINE DAN ELECTROMAGNETICALLY COUPLED (EMC) Citra Andrieyani; Bambang Sumajudin; Trasma Yunita
TEKTRIKA Vol 5 No 1 (2020): TEKTRIKA Vol.5 No.1 2020
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/tektrika.v5i1.3241

Abstract

Single microstrip antenna has the characteristics of narrow bandwidth and small gain. This paper discusses the design of a microstrip array antenna that works at two working frequencies, namely 2.4 GHz and 5 GHz for WiFi. The method used to obtain dual band frequencies is by adding slots on the side of the patch. The results obtained are the 4-element microstrip array antenna with feed line supply has better results when applied to WiFi. This feed line antenna has a bandwidth of 75 MHz - 184.4 MHz in accordance with IEEE 802.11n standards and has a gain of 4.321 dBi. Whereas the EMC supply has a large gain of 11.54 dBi but the bandwidth obtained is very narrow, namely 27.5 MHz.
PENGARUH NILAI PERMITIVITAS RELATIF TIDAK HOMOGEN TERHADAP PERFORMANSI PADA ANTENA MIKROSTRIP SINGLE LAYER PATCH SIRKULAR FREKUENSI X-BAND Wahyu Fadhilah; Bambang Sumajudin; Edwar Edwar
TEKTRIKA Vol 5 No 1 (2020): TEKTRIKA Vol.5 No.1 2020
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/tektrika.v5i1.3242

Abstract

Antena mikrostrip merupakan antena yang sering digunakan untuk berbagai keperluan karena mempunyai beberapa kelebihan antara lain kecil, sederhana, dan murah. Dibalik kelebihan itu, terdapat beberapa kekurangan yaitu mempunyai Bandwidth yang kecil dan Gain yang kecil. Substrat tidak homogen telah digunakan untuk menurunkan indeks dielektrik yang efektif dari substrat Homogen, menekan gelombang permukaan yang berasal dari sebuah patch, dan meningkatkan pola radiasi dari patch. Pada penelitian ini, didapatkan hasil performansi yang lebih baik pada antena dengan menggunakan substrat tidak homogen. Performansi antena yang paling baik berupa peningkatan bandwidth sebesar 128,15 MHz (29,558%), gain sebesar 0.8076 dBi (11,855%), dan frekuensi tengah dari antena bergeser ke kanan (bertambah) sebesar 1,0075 GHz (9,842%) daripada performansi dengan substrat homogen.
Optimisasi Bentuk Feed Line untuk Meningkatkan Performansi Antena Mikrostrip Segitiga Dual Band Bambang Sumajudin; Gifari Muhammad; Hepi Ludiyati
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 11 No 1 (2020): Prosiding 11th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.122 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v11i1.2037

Abstract

Pada penelitian ini, dilakukan optimisasi terhadap antena mikrostrip patch segitiga dengan difokuskan pada feed line atau lebih tepatnya microstrip feed line. Optimisasi dilakukan dengan perubahan bentuk feed line, yaitu bentuk normal, mengecil dan membesar dan jenis substrat pada feed line, yaitu FR4, Taconic TLC32, dan Duroid RT5880. Tujuannya ialah mendapatkan bentuk feed line dan nilai konstanta dielektrik substrat yang optimal terhadap parameter kinerja antena yaitu gain, bandwidth dan nilai return loss pada dua daerah frekuensi kerja dengan frekuensi inisial awal pada 2,4 GHz. Perubahan kinerja antena yang difokuskan pada optimasi ini adalah nilai fungsi frekuensi, gain dan bandwidth yang bekerja pada frekuensi dual band. Dari hasil optimisasi, diperoleh bahwa bentuk dan substrat feed line yang optimal ialah bentuk feed line mengecil pada substrat FR-4 Epoxy dan Taconic, dengan nilai return loss tertinggi 19,86 dB, nilai gain tertinggi 1,092 dBi, dan nilai bandwidth tertinggi 60,3 MHz pada band 1 (2,4 GHz), serta nilai return loss tertinggi 13,90 dB, nilai gain tertinggi 3,890 dBi, dan nilai bandwidth tertinggi 109,7 MHz pada band 2 (6,4 GHz).
Perancangan Dan Realisasi Bandpass Filter Interdigital Pada Frekuensi X-band Untuk Radar Penjejak Trayektori Pada Kendali Kapal Muhammad Misbah Arya Lugina; Bambang Sumajudin; Enceng Sulaeman
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan, oleh karena itu dibutuhkan pengamanan untuk sektor tersebut. Pemanfaatan teknologi seperti Radar Trajectory X-Band dapat memberikan informasi mengenai target sebagai trayektori kapal pengejar untuk meningkatkan pengawasan di wilayah perairan. Radar Trajectory bekerja pada frekuensi X-Band (9.25 - 10.75 GHz), agar dapat bekerja dengan baik dibutuhkan perangkat yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi kerja tersebut dan meredam frekuensi diluar itu. Perangkat yang memiliki kemampuan tersebut adalah sebuah Bandpass Filter. Dalam Tugas Akhir ini dirancang dan direalisasikan sebuah BPF yang bekerja sesuai spesifikasi Radar Trajectory X-Band, dengan bandwidth sebesar 1.5 GHz dan frekuensi tengah 10 GHz, dimana digunakan metode Interdigital. Dimensi dari filter yang telah direalisasikan adalah 33 mm x 27 mm. Dari hasil pengukuran realisasi filter didapatkan bandwidth sebesar 2.7 GHz, insertion loss pada frekuensi tengah (10 GHz) yaitu 7.65 dB, return loss sebesar 12.53 dB, dan VSWR sebesar 1.34. Kata Kunci : Bandpass Filter, Interdigital, Radar Trajectory, X-Band ABSTRACT Most parts of Indonesia are territorial waters, therefore security is needed for the sector. The use of technology such as the Radar Trajectory X-Band can provide information about the target as a chase trajectory to improve surveillance in the territorial waters. Trajectory radar works on the X-band frequency (9.25 - 10.75 GHz), so that it can work properly requires a device that functions to pass the working frequency and reduce the frequency outside it. Device that have this capability is a Bandpass Filter. In this Final Project, a BPF is designed and realized that works according to the X-Band Radar Trajectory specifications, with a bandwidth of 1.5 GHz and a 10 GHz center frequency. The dimensions of the filter that have been realized are 33 mm x 27 mm. From the results of the filter realization measurements obtained a bandwidth of 2.7 GHz, insertion loss at the middle frequency (10 GHz) is 7.65 dB, return loss of 12.53 dB, and VSWR of 1.34. Keywords : Bandpass Filter, Interdigital, Radar Trajectory, X-Band
Pengaruh Nilai Permitivitas Relatif Tidak Homogen Terhadap Performansi Pada Antena Mikrostrip Single Layer Patch Rectangular Frekuensi 2,4 – 2,5 Ghz Farhan Awwaliy Maulana Muhammad; Bambang Sumajudin; Edwar Edwar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Antena mikrostrip merupakan antena yang sering digunakan untuk berbagai keperluan karena ukuran yang kecil dan biaya yang murah. Masalah yang dihadapi ketika menggunakan antena mikrostrip adalah bandwidth dan gain yang tidak terlalu besar. Pada dasarnya, menggunakan substrat dengan nilai permitivitas yang rendah akan menghasilkan bandwidth yang besar tetapi dengan dimensi yang lebih besar dan gain yang kecil. Sebaliknya, menggunakan substrat dengan nilai permitivitas yang tinggi akan menghasilkan gain yang besar dan dimensi yang lebih kecil tetapi dengan bandwidth yang kecil. Pada penelitian ini, dilakukan perancangan menggunakan antena mikrostrip single layer patch rectangular frekuensi 2,4 -2,5 GHz dengan modifikasi pada substrat antena menjadi tidak homogen agar mendapatkan performansi antena yang lebih baik. Modifikasi dilakukan di sekitar tepi patch yang terbagi menjadi tiga jenis segmen, yaitu 5 segmen, 9 segmen, dan 13 segmen. Range nilai permitivitas relatif yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu +18% dan +25% dari nilai substrat homogen. Hasil dari perancangan antena ini adalah meningkatnya performansi antena dimana peningkatan paling besar berupa nilai bandwidth dan gain yang terjadi pada saat kondisi substrat tidak homogen 13 segmen dengan range nilai permitivitas relatif sebesar 25% dan lebar segmen sebesar 1,8 mm. Peningkatan nilai bandwidth yang terjadi sebesar 9,95 MHz atau sebesar 23,275% daripada nilai bandwidth dengan substrat homogen. Sedangkan peningkatan nilai gain yang terjadi sebesar 0,710 dBi atau sebesar 22% daripada nilai gain dengan substrat homogen. Untuk frekuensi tengah dari antena bergeser ke kanan (bertambah) sebesar 295,2 MHz atau sebesar 11,985% daripada frekuensi tengah dengan substrat homogen. Kata kunci: Antena Mikrostrip, Single Layer Patch Rectangular, Permitivitas Relatif Tidak Homogen, Inset Feed Line, Epoxy FR4 Abstract Microstrip antenna is an antenna that is often used for various purposes because of its small size and low cost. The problem faced when using a microstrip antenna is the bandwidth and gain that are not too large. Using a substrate with a low permittivity value will produce large bandwidth but with larger dimensions and smaller gain. Conversely, using a substrate with a high permittivity value will produce a large gain and smaller dimensions but with a small bandwidth. In this study, we designed a single layer patch rectangular microstrip antenna with a frequency of 2.4-2.5 GHz with modifications to the antenna substrate to be not homogeneous to obtain better antenna performance. Modifications are carried out around the edge of the patch which is divided into three types of segments, namely 5 segments, 9 segments, and 13 segments. The range of the relative permittivity values used is divided into two, namely + 18% and + 25% of the value of the homogeneous substrate. The results of this antenna design are increasing antenna performance where the greatest increase is in the form of bandwidth and gain values that occur when 13 segment non-homogeneous substrate conditions with a range of relative permittivity values of 25% and segment widths of 1.8 mm. The increase in bandwidth value is 9.95 MHz or 23.275% compared to the bandwidth value with a homogeneous substrate. While the increase in the gain value is 0.710 dBi or 22% rather than the gain value with a homogeneous substrate. The center frequency of the antenna shifts to the right (increases) by 295.2 MHz or 11.985% rather than the center frequency with a homogeneous substrate Keywords: Microstrip Antenna, Single Layer Patch Rectangular, Non-Homogeneous Relative Permitivity, Inset Feed Line, Epoxy FR4
Perbandingan Metode Pencatuan Inset Feed Dan Emc (electromagnetically Coupled) Pada Antena Mimo Berslot Dual Band Faradila Faradila; Bambang Sumajudin; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Antena dual frequency merupakan antena yang digunakan untuk sistem yang bekerja pada dua kanal frekuensi yang berbeda jauh. Frekuensi yang digunakan sesuai dengan standar IEEE untuk wifi 802.11n. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dari wifi adalah dari antena nya. Teknik yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas performansi menggunakan teknik MIMO. Pada tugas akhir dirancang dan direalisasikan antena MIMO mikrostrip patch rectangular dual band frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz menggunakan slot dengan membandingkan metode teknik pencatuan. Teknik pencatuan yang akan dibandingkan pencatuan Inset Feed dan EMC (Electromagnetically Coupled). Hasil yang didapatkan antenna dapat berkerja pada frekuensi dual band dengan frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz. Pada pencatuan inset feed menghasilkan nilai mutual coupling terbesar -29,90 dB pada frekuensi 2,4 GHz dan -29,01 dB pada frekuensi 5 GHz. Dibandingkan dengan teknik pencatuan EMC menghasilkan nilai mutual coupling terbesar -10,38 dB pada frekuensi 2,4 GHz dan -12,68 dB pada frekuensi 5 GHz. Batas maksimum nilai mutual coupling yang diinginkan adalah -20 dB. Hasil kedua pencatu tersebut yang sesuai dengan spesifikasi nilai mutual coupling adalah teknik pencatuan inset feed. Pada teknik pencatu inset feed memiliki hasil perfomansi yang lebih baik dibandingkan dengan teknik pencatuan EMC. Kata kunci: Antena MIMO, Rectangular patch, Dual Band, Wifi, EMC, Inset Feed Abstract Dual frequency antenna is an antenna used for systems that work on two different frequency channels. The frequency used is in accordance with the IEEE standard for wifi 802.11n. One way to improve the quality of wifi is from the antenna. The technique used to increase performance capacity uses the MIMO technique In the final project, a rectangular 2.4 MHz and 5 GHz frequency band MIMO patch rectangular microstrip patch is designed and realized using slots by comparing the rationing technique. Rationing techniques that will be compared to the rationing of Inset Feed and EMC (Electromagnetically Coupled). The results obtained for the antenna can work on dual band frequencies with a frequency of 2.4 GHz and 5 GHz. In rationing the inset feed produces the largest mutual coupling value of -29.90 dB at a frequency of 2.4 GHz and -29.01 dB at a frequency of 5 GHz. Compared with EMC rationing technique, the biggest mutual coupling value is -10.38 dB at 2.4 GHz frequency and -12.68 dB at 5 GHz frequency. The maximum limit of desired mutual coupling value is -20 dB. The results of the two feeds that fit the mutual coupling value specifications are the inset feed rationing techniques. The inset feed feeding technique has better performance results than the EMC rationing technique.
Efek Slot Pada Antena Mikrostrip Triangular Dual Band Dengan Frekuensi Antena Awal 2,4 Ghz Rizki Al-Qanun Ariantono; Bambang Sumajudin; Trasma Yunita
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Antena mikrostrip merupakan salah satu jenis antena yang cukup popular saat ini. Ini memiliki bentuk dan ukuran yang kecil dengan kemampuan meradiasi dan menerima sinyal yang baik. Dengan berkembangnya teknologi semikonduktor menyebabkan ukuran dari perangkat yang digunakan semakin mengecil. Oleh karena itu dibutuhkan suatu antena dengan bentuk fisik yang kompak, mudah dipabrikasi dan memiliki peforma yang tinggi untuk diaplikasikan pada perangkat nirkabel yang ada, maka antena mikrostrip adalah salah satu solusi untuk digunakan pada permasalahan tersebut. Pada simulasi ini menggunakan dua perangkat lunak. Merancang antena mikrostrip patch bentuk segitiga dengan pencatuan langsung ke patch yang dapat beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz. Kemudian akan ditambahkan slot pada bagian tengah patch tanpa mengubah ukuran patch antenanya. Slot ini dirancang dengan bentuk belah ketupat, lingkaran, segitiga, persegi dan segitiga terbalik dengan ukuran 10 mm2 – 100 mm2 untuk setiap slotnya. Hasil dari simulasi ini dapat mengetahui efek dari pemberian slot pada operasi kerja dual band di antena mikrostrip segitiga pada parameter frekuensi, bandwidth dan gain. Dari hasil percobaan, setelah ditambahkan slot mengakibatkan pergeseran nilai frekuensi resonansi menjadi semakin kecil, yakni dari 2,404 GHz – 2,367 GHz. Kemudian terjadi kenaikan nilai VSWR dari 1,67 hingga 3,123. Kemudian untuk frekuensi resonansi tinggi setelah ditambahkan slot, mengakibatkan pergeseran frekuensi semakin kecil, yakni dari 6,405 GHz hingga 5,972 GHz dan terjadi kenaikan nilai bandwidth hingga 182,4 MHz dan gain hingga 5,32 dB. Kata kunci : antena mikrostrip, slot, dual band, frekuensi, bandwidth, gain Abstract Microstrip antenna is one type of antenna that is quite popular at this time. It has a small shape and size with the ability to radiate and receive good signals. With the development of semiconductor technology, the size of the devices used has become smaller. Therefore we need an antenna with a physical form that is compact, easily fabricated and has a high performance to be applied to existing wireless devices, the microstrip antenna is one solution to be used for these problems. In this simulation using two software. Design a triangular patch microstrip antenna with direct feed to a patch that can operate at a frequency of 2.4 GHz. Then a slot will be added in the middle of the patch without changing the size of the patch antenna. This slot is designed with a rhombus shape, circle, triangle, square and inverted triangle with a size of 10 mm2 - 100 mm2 for each slot. The results of this simulation can find out the effect of giving slots on dual band working operations on a triangular microstrip antenna on frequency, bandwidth and gain parameters. From the experimental results, after adding a slot, it causes the shift in the value of the resonant frequency to be smaller, ie from 2.404 GHz to 2.367 GHz. Then there was an increase in the value of VSWR from 1.67 to 3.123. Then for high resonance frequencies after adding slots, resulting in smaller frequency shifts, from 6.405 GHz to 5.972 GHz and an increase in bandwidth values up to 182.4 MHz and gain up to 5.32 dB. Keywords: microstrip antena, slot, dual band, frequency, bandwidth, gain
Realisasi Bandpass Filter Hairpin Chebyshev Dengan Dgs Untuk Synthetic Aperture Radar L-band Ahmad Faiz Rusydi; Heroe Wijanto; Bambang Sumajudin
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut UNESCO, hutan tropis di Indonesia telah masuk ke kategori In Danger. Hutan tropis yang memiliki luas sekitar 2,5 Juta Hektar itu menjadi rumah dari ribuan spesies tanaman, dan ratusan spesies mamalia dan burung. Melihat fakta tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang bisa melakukan pemetaan. Salah satu perangkat pemetaan yang biasa digunakan dalam pengindraan jarak jauh adalah Synthetic Aperture Radar (SAR). Filter yang didesain adalah sebuah filter disisi penerima dari SAR. Rencana untuk melakukan sebuah perancangan ini dilakukan pada Bandpass Filter (BPF) Microstrip Chebyshev, dengan cara membandingkan kinerjanya pada Frekuensi L Band. Metode Hairpin dipilih karena kelebihannya dalam desain resonator yang ringkas dan singkat, sedangkan Defected Ground Structure (DGS) telah diaplikasikan pada sistem ini namun justru keberadaan DGS membuat adanya penurunan performa dari filter. Variabel perbandingan yang akan dibandingkan antara lain adalah jenis substrat. Substrat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah substrat FR-4 epoxy dan Taconic. Nilai insertion loss dan return loss filter setelah disimulasikan adalah sebesar -0.4908 dB dan -21.801 dB untuk Substrat Taconic RF-35 sedangkan untuk substrat FR-4 Epoxy adalah sebesar -2.405 dB dan -31.116 dB. Hasil ini menjadikan filter dengan substrat Taconic RF-35 yang lebih baik performanya. Setelah filter dengan substrat FR-4 Epoxy direalisasikan hasilnya menjadi cukup berbeda dengan hasil insertion loss dan return loss menjadi -3.8784 dB dan -20.95 dB. Kata kunci : BPF Chebyshev , Hairpin, DGS , Microstrip, SAR, L Band. Abstract According to UNESCO, tropical forests in Indonesia have entered the In Danger category. The tropical forest, which has an area of around 2.5 million hectares, is home to thousands of species of plants, and hundreds of species of mammals and birds. Seeing this fact requires a system that can do mapping. One of the mapping devices commonly used in remote sensing is Synthetic Aperture Radar (SAR). The filter designed is a filter on the side of the receiver from SAR. The plan to do this design was done on Microstrip Chebyshev's Bandpass Filter (BPF), by comparing its performance to the Frequency L Band. The Hairpin method was chosen because its advantages in the resonator design are concise and concise, while the Defected Ground Structure (DGS) has been applied to this system, but the existence of the DGS makes a decrease in the performance of the filter. Comparison variables that will be compared include the type of substrate. The substrate used in this study was FR-4 epoxy and Taconic substrate. The insertion loss and return loss filter values after being simulated are -0.4908 dB and -21.801 dB for Taconic RF-35 substrate while those for Epoxy FR-4 substrate are -2.405 dB and -31,116 dB. This result makes the Filter with Taconic RF-35 substrate a better performing filter. After the filter with FR-4 Epoxy substrate was realized the results became quite different with the insertion loss and return loss results being - 3.8784 dB and -20.95 dB. Keywords: BPF Chebyshev , Hairpin, DGS , Microstrip, SAR, L Band