I Desak Ketut Titis Ary Laksanti
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BAHASA DAN KREATIVITAS: ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM MEME KAMUS KEKINIAN BAHASA INDONESIA I Desak Ketut Titis Ary Laksanti
Multilingual Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/multilingual.v18i2.115

Abstract

AbstractThis research is an effort to describe linguistic phenomena occur among Indonesian younger generation which constitute a productive users of any kind of social media. The emergence of Indonesian currents meme dictionary in various social media are becoming a place of the younger generation for creativity.The exploitation of linguistic aspects is inseperable from this phenomena. The research findings show that speech act found in the Indonesian currents meme dictionary are dominated by: 1) expressive speech acts are used for expressing anger, dissapointments, jealousy, admirations, and longing, 2) assertive speech acts are used for expressing complaint, denials, aggrements, and mocks, 3) directive speech act are used for expressing commands and request something to the interlocutors, and 4) questioning speech act are used for lip service and to assertings something from the interlocutors. All of the speech act maybe delivered directly or indirectly, literally or non-literally to the interlocutors. Those speech act are strongly influenced by 1) love relationship, 2) women characteristics, 3) degree of intimacy, and 4) the speaker’s way of beginning and ending the communications.
VARIASI NAMA-NAMA KOPI DI INDONESIA I Desak Ketut Titis Ary Laksanti
Kelasa Vol 16, No 1 (2021): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v16i1.163

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan fenomena kebahasaan yang berkaitan dengan variasi nama-nama kopi di Indonesia. Melalui kajian semantik, data-data ditelaah berdasarkan bentuk, makna, dan fungsinya. Sembilan puluh nama kopi di Indonesia diperoleh dengan teknik simak dan catat pada laman Otten Coffee dan media sosial instagram dengan memanfaatkan fitur tagar (#). Dengan kerangka teori yang relevan, data dianalisis dengan metode agih untuk mengidentifikasi bentuk kebahasaan dan metode padan untuk mengidentifikasi makna dan fungsinya. Hasil analisis membuktikan bahwa bentuk nama-nama kopi di Indonesia terdiri atas satu kata, dua kata, tiga kata, dan abreviasi. Nama-nama kopi tersebut dapat berupa kata berbahasa Indonesia, serapan bahasa asing, dan bahasa daerah. Makna atribut nama-nama tersebut mengacu pada (1) tempat, (2) jenis pohon, (3) bentuk olahan, (4) rasa dan tekstur, (5) hewan, (6) proses dan cara penyajian, (7) warna, (8) bahan campuran, (9) pemilik, (10) konsep warung, serta (11) manfaat dan efek. Nama-nama kopi di Indonesia berfungsi sebagai penanda tempat kopi dihasilkan, jenis kopi, cita rasa kopi, sajian kopi, penanda pemilik warung dan usaha, serta penanda khasiat kopi.
Peran Linguistik Forensik pada Era Perkembangan Teknologi Komunikasi Hendrokumoro Hendrokumoro; Moh. Masrukhi; Lin Shofwata D.; I Desak Ketut Titis Ary Laksanti
Bakti Budaya: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.302 KB) | DOI: 10.22146/bb.50961

Abstract

The introduction of forensic linguistics to government agencies engaged in law is a community service activity carried out by the Linguistic Masters Study Program, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada on July 18, 2019. This activity was conducted at Wonogiri Regional Police Station and was attended by participants from the Wonogiri District Police, the Wonogiri District Court, and the Wonogiri District Prosecutor's Office. The introduction of forensic linguistics was dilivered through a presentation of previous studies relating to forensic linguistic problems. As technology develops, language problems in society also develop. The next stage is a joint discussion about problems experienced by the participants in their activities related to forensic linguistic problems. The community service aims to realize the goal of the government in educating public on social media.-------------------------------------------------------------Pengenalan linguistik forensik kepada badan pemerintah yang bergerak di bidang hukum merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Program Studi Magister Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada pada 18 Juli 2019. Kegiatan ini dilakukan di Polres Wonogiri dan dihadiri oleh peserta dari Polres Wonogiri, Pengadilan Negeri Wonogiri, dan Kejaksaan Negeri Wonogiri. Pengenalan linguistik forensik dilakukan dengan tahap presentasi kajian terdahulu yang berkaitan dengan masalah lingustik forensik. Oleh karena teknologi semakin berkembang, maka masalah-masalah kebahasaan yang ada dalam masyarakat pun turut berkembang. Tahapan selanjutnya adalah diskusi bersama tentang persoalan-persoalan yang dialami oleh para peserta kegiatan terkait dengan masalah linguistik forensik. Kegiatan ini bertujuan mewujudkan cita-cita pemerintah untuk mencerdaskan masyarakat dalam bermedia sosial.