laboratorium virtuil ditinjau dari aktivitas belajar dan kemampuan berpikir abstrak terhadap hasil belajar.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi penelitian adalahseluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Plupuh Sragen. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknikcluster random sampling terdiri dari dua kelas. Kelas eksperimen I diberi perlakuan menggunakan laboratoriumriil terdiri dari 32 siswa dan kelas eksperimen II diberi perlakuan menggunakan laboratorium virtuil terdiri dari32 siswa. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk data hasil belajar kognitif, psikomotor dankemampuan berpikir abstrak, angket untuk data aktivitas dan hasil belajar afektif, lembar observasi untuk datapsikomotor dan afektif. Uji hipotesis penelitian menggunakan anava tiga jalan sel tak sama dengan bantuansoftware SPSS 17. Hasil penelitian didapatkan bahwa: (1) hasil belajar pembelajaran POE melalui laboratoriumriil lebih tinggi daripada laboratorium virtuil, baik aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif; (2) siswa denganaktivitas belajar tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar rendah; (3)siswa dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada siswa dengankemampuan berpikir abstrak rendah; (4) terdapat interaksi antara pembelajaran model POE melalui laboratoriumriil dan laboratorium virtuil dengan aktivitas belajar terhadap hasil belajar; (5) tidak terdapat interaksi antarapembelajaran model POE melalui laboratorium riil dan laboratorium virtuil dengan kemampuan berpikir abstrakterhadap hasil belajar; (6) terdapat interaksi antara aktivitas belajar dan kemampuan berpikir abstrak terhadaphasil belajar; (7) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran model POE melalui laboratorium riil danlaboratorium virtuil, aktivitas belajar, dan kemampuan berpikir abstrak terhadap hasil belajar.Kata kunci: Model POE, Laboratorium Riil, Laboratorium Virtuil, Aktivitas Belajar, Kemampuan Berpikir Abstrak