Syafi'in Mansur
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Syafi'in Mansur; Muhayat Hasan
Al-Fath Vol 8 No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v8i1.3058

Abstract

Agama selalu hadir untuk menghargai eksistensi dan martabat manusia: siapa pun, berada di bumi mana pun dan dengan identitas apa pun dia, seperti yang dijelaskan alam QS. Al-Hujurat: 13. Begitu pula keragaman syari’at adalah kehendak Tuhan sendiri, QS. Al-Mâidah: 48, QS. Al-Kâirûn: 1-6. Bahkan adanya keragaman menuntut kita untuk mengajak mereka dengan bijaksana dan nasihat-nasihat yang baik. Yakni, dengan cara berdialog dan berdiskusi, seperti dalam QS. An-Nahl: 125, QS. Al-Ankabut: 46, QS. Ali Imran: 64. Sejalan dengan arti penting dari kerukunan itu ada sejumlah nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain adalah, saling menghargai, saling menghormati, saling membantu, saling kerjasama, mengembangkan azas persamaan, kebebasan, dan keadilan, dapat bekerja-sama dalam menciptakan keamanan dan kedamaian di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang pluralistic ini.
REORIENTASI MAKNA JIHAD MENURUT MUFASIR KONTEMPORER Syafi'in Mansur; Henki Oktaveri
Al-Fath Vol 7 No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v7i1.3110

Abstract

Sayyid Qutb tidak semena-mena melepaskan kata ”Jihad fisik” dari lisannya. Konsep jihad selalu membawa kemaslahatan untuk masyarakat banyak, bukan sebagai konsep yang menakutkan pribadi manusia. keutamaan jihad Jaminan Allah terhadap orang-orang yang keluar di jalan-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Sayyid Qutb mempertegas lebih spesifik lagi bahwa hukum jihad adalah fardh ‘ain jika telah berhadapan dengan musuh.
Jihad dalam Islam Syafi'in Mansur
Al-Fath Vol 9 No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v9i1.3330

Abstract

Jihad adalah berusaha sungguh-sungguh di jalan Allah atau menegakkan agama Allah dengan harta, jiwa, kekuatan dan dakwah dengan lisan, tulisan, media dan keteladanan. Jihad tidak berarti hanya perjuangan fisik dengan mengangkat senjata, melainkan juga nonfisik dalam bentuk memerangi hawa nafsu dan juga memerangi kebodohan dan kemiskinan. Jihad adalah kewajiban yang telah disyariatkan kepada umat Islam hingga akhir zaman, karena jihad tidak berhenti pada harta, jiwa dan peperangan sebagai solusi yang terakhir. Kalau semua langkah menjadi buntu dan terus-menerus memerangi Islam, maka perang tidak dapat dielakkan lagi, namun tetap selalu dalam prinsip-prinsip ajaran Islam yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Jihad sekarang ini lebih banyak berkaitan dengan politik dari pada motif agama, sehingga menjadi keras dan radikal karena ada kepentingan kekuasaan. Walaupun Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin dan tidak mengajarkan kekerasan dan radikalisme yang membuta, namun tetap Islam dianggap sebagai agama yang keras dan menakutkan karena ulah media Barat dan Orientalis supaya Islam tetap dipandang sebagai agama keras, agama teroris dan agama pedang. Walaupun radikalisme dan terorisme itu dibuat oleh Barat dan untuk kepentingan dunia Barat, tetapi yang rusak Islam, supaya umat Islam tidak maju peradabannya.
Reorientasi Makna Jihad Menurut Mufasir Kontemporer Syafi'in Mansur; Henki Oktaveri
Al-Fath Vol 13 No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v13i2.2899

Abstract

Sayyid Qutb tidak semena-mena melepaskan kata ‛Jihad fisik‛ dari lisannya. Konsep jihad selalu membawa kemaslahatan untuk masyarakat banyak, bukan sebagai konsep yang menakutkan pribadi manusia. keutamaan jihad Jaminan Allah terhadap orang-orang yang keluar di jalan-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Sayyid Qutb mempertegas lebih spesifik lagi bahwa hukum jihad adalah fardh ‘ain jika telah berhadapan dengan musuh.
Hermeneutika: Sisi Positif dan Negatif Syafi'in Mansur
Al-Fath Vol 6 No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v6i1.3206

Abstract

Hermeneutika awalnya digunakan sebagai metode filsafat, kemudian digunakan untuk menafsirkan teks Bibel yang pada akhirnya menimbulkan pro dan kontra. Bahkan saat ini lagi tren menggunakan hermeneutika untuk studi Al-Qur’an. Sisi positif dan negatifnya tidak bisa disangkal karena heremeneutika mempunyai kelema-han dan kele-bihan sebagai metode yang dikembangkan oleh manusia sebagai makhluk Tuhan yang terbatas. Karena perdebatan tentang hermeneutika itu pada wila-yah metodologi, baik yang menyangkut bahasa, penga-rang, dan teks itu sendiri maka tergantung tujuan manusia yang menggunakannya. Jika digunakan untuk menying-kap kebenaran maka sah-sah saja, tetapi jika digunakan hanya untuk mencari kelemahan dan kesalahan maka hal itu akan menda-tangkan keburukan dan kemudaratan.
KTIRIK ATAS ORIENTALIS DALAM INTERPRETASI HADIS Syafi'in Mansur; Salim Rosyadi
Holistic al-Hadis Vol 8 No 2 (2022): July -December 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Dakwah dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/holistic.v8i2.9608

Abstract

The purpose of this research is to illustrate that Orientalist studies and interpretations of the Prophet's Hadith or Sunnah are positive and negative. Positive Orientalist studies and interpretations are not polemical, but sympathetic and academically good and enlightening. While the study and interpretation of the negative Orientalists brought polemics both among the Orientalists themselves and among Muslim intellectuals. The Orientalist who brought this polemic, is due to untruthfulness, dishonesty and objectivity so that the Orientalist gets sharp criticism from Muslim intellectuals, both inclusive, exclusive and modernist. All of that, aimed at Orientalists studying and interpreting the Hadith of the Prophet and the Sunnah with a scientific and systematic purpose, not for their personal, group and religious interests.