Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGGUNAAN 2,4-D UNTUK INDUKSI KALUS KLON KAKAO UNGGUL SULAWESI 1 Yulianti Rasud; Moh. Habil; Tony Tony
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i3.1532

Abstract

ABSTRACT The multiplication of cocoa clones in conventional Sulawesi has not yet been able to fulfill the demand for large quantities of seeds because it is limited by the number of shoots and branches ready to be tapped, connected and oculated and takes longer to produce large quantities of seeds. One alternative in overcoming this problem is plant proragation using tussue culture techniques.  The aim of this experiment was to determine the appropriate of 2,4-D for callus induction of superior cocoa clones Sulawesi via in vitro culture.  This experiment used Completely Randomized Design with five treatments, namely 0.50 ppm 2,4-D, 0.75 ppm 2,4-D, 1.00 ppm 2,4-D, 1.25 ppm 2,4-D and 1.50 ppm 2,4-D.  Parameters observed consisted of the time, percentage, color and texture of calli.  Data was analized by using analysis of variance and differences between mean treatments were determined by Honestly Significant Difference Test at 5% level.  Results of this experiment indicated that the ability of different callus induction at various concentrations of 2,4-D for superior cocoa clones in Sulawesi 1 was tried.  it was obtained the quickest callus formation at concentration 0.50ppm 2,4-D namely average 4.22 WAC with the percentage of callus formation was up to 99,33%. Keywords: Callus Induction, Clones Sulawesi 1, 2,4-D ABSTRAK Perbanyakan klon kakao Sulawesi secara konvensional saat ini belum dapat memenuhi permintaan bibit dalam jumlah besar karena sangat dibatasi oleh jumlah tunas dan cabang yang siap disetek, disambung, dan diokulasi serta dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan bibit dalam jumlah besar. Salah satu alternatif dalam mengatasi masalah tersebut adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan teknik kultur jaringan.  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh protokol yang tepat dalam menginduksi kalus sebagai upaya awal dalam perbanyakan tanaman kakao melalui embryogenesis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 level perlakuan yaitu 0,50 ppm 2,4-D, 0,75 ppm 2,4-D, 1,00 ppm 2,4-D, 1,25 ppm 2,4-D dan 1,50 ppm 2,4-D. Pengamatan dilakukan terhadap saat muncul kalus, persentase eksplan berkalus, warna kalus dan tekstur kalus.  Data diolah dengan analisis ragam dan perbedaan antar perlakuan ditentukan dengan Uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan induksi kalus berbeda pada berbagai konsentrasi 2,4-D untuk klon kakao unggul Sulawesi 1 yang dicobakan. Saat muncul kalus paling cepat diperoleh pada konsentrasi 0,5 ppm 2,4-D yaitu rata-rata 16,67 HST dengan persentase pembentukan kalus tertinggi mencapai 99,33%.  Selanjutnya, warna dan tekstur kalus yang dihasilkan yaitu remah putih dan remah kecoklatan. Kata Kunci: Induksi Kalus, Klon Sulawesi 1, 2,4-D.