Aminatuz Zahroh
Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kepemimpinan Pesantren dan Perubahan Sosial Aminatuz Zahroh
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 12 No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v12i2.399

Abstract

Tulisan ini akan melihat pesantren sebagai lembaga pendidikan indegenious dari sudut pandang kepemimpinan. Sejatinya, penelitian tentang hal tersebut sudah lazim dilakukan. Tetapi koneksi antara kepemimpinan dengan perubahan sosial di dalam pesantren tidak banyak dilakukan, karena sejak awal pesantren selalu melakukan perubahan dengan sangat selektif dan adaptif. Selain itu, acapkali perubahan kepemimpinan di pesantren menyebabkan disparitas baru antara pesantren dengan pemangku kepentingan yang lain. Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan bahwa seorang pemimpin di pesantren harus menerapkan the spiritual leadership yang secara garis besar adalah berkenaan dengan upaya konsolidasi dengan niat yang suci yaitu dengan memulai dari niat diri sendiri, membangun niat secara bersama, mempertahankan niat, budaya organisasi, membangun persaudaraan dan kolaborasi serta membangun integritas yaitu dengan cara membangun integritas budaya organisasi yang sehat.
Pengambilan Keputusan di Pesantren Aminatuz Zahroh
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 12 No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v12i1.349

Abstract

Life is choice, Choice is decision (hidup adalah memilih. Memilih adalah keputusan). Sebuah organisasi adalah wadah bagi beroperasinya manajemen. Dalam konteks tugas manager, pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan decisional. Semua fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan memerlukan keputusan.Demikian halnya dengan pesantren sebagai institusi pendidikan Islam, perlu memiliki pengelola yang mampu mengambil keputusan yang tepat secara efektif dan efisien. Pada kondisi obyektifnya, sering kali kita mendapatkan pengelola pesantren dengan tidak sadar telah melakukan pengambilan keputusan yang tidak efektif bahkan kesalahan dalam mengambil keputusan. Hal ini berimbas pada kurang mapannya manajemen pesantren, bahkan dapat memicu konflik pesantren baik internal maupun eksternal. Sebagai konsekuensi logisnya, pesantren tidak dapat mencapai tujuan semestinya dan tidak mengarah pada visi dan misinya. Menyimak kondisi di atas, penulis memandang pengelola pesantren perlu mengetahui konsep dasar, model pengambilan keputusan, langkah-langkah mengambil keputusan bersama maupun personal secara efektif serta kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan. Lebih dari itu, pengelola pesantren diharapkan mampu menganalisis keputusan yang sudah diambil dan dilaksanakan di pesantren, bahkan menganalisis keputusan yang akan diambil berikutnya.
Analisis Blue Ocean Strategy dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa MI Syarifuddin Lumajang Aminatuz Zahroh
Bidayatuna Vol 4 No 1 (2021): April
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat - Islamic Institute of Syarifuddin Lumajang, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/bidayatuna.v4i1.1048

Abstract

It is an inevitability if Islamic school must participate in the competition in some aspects of Islamic schooling. Such as curriculum, human resource development, public relations and so on. One of the extracurricular curricula is the development of talents and interests. Blue Ocean Strategy is one of the right strategies used to develop students' talents and interests. However, in reality the development of talents and interests sometimes find obstacles in their implementation, such as inadequate costs, so it cannot recruet the professional coach of talent and interest development activities. In addition, it is also caused by inadequate facilities and infrastructure so that the development of talents and interests can not run smoothly. Looking at the condition, the researchers gave a way out to solve the problem.
Penerapan Moderasi Beragama Melalui Kurikulum Pendidikan Aminatuz Zahroh
Bidayatuna Vol 5 No 2 (2022): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat - Islamic Institute of Syarifuddin Lumajang, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/bidayatuna.v5i2.1833

Abstract

One of the dynamics of Muslims today is the emergence of groups prioritising textual understanding of the Qur'an and Hadith. This group does not try to bring the knowledge of the texts to the context of their time. This group becomes radical, exclusive, intolerant, rigid, easy to disbelieve in other groups, easy to express hostility and conflict and sometimes even fight with fellow Muslims who disagree and commit acts of terrorism. On the other hand, some groups put forward contextualisation in understanding the texts excessively under the pretext of harmonising Islamic teachings with the conditions of the times. As a result, teachings emerged that were out of the text's true meaning and tended to be liberal. This group even dares to sue the qoth'i texts and interpret them based on a purely rational approach. The two groups are classified as extreme groups (tathorruf), namely, the first group is called tathorruf Yamani (extreme right), and the second group is tathorruf yasari (extreme left). The existence of these two groups is incompatible and even contradicts Islam's teachings, which are contained in the Qur'an and exemplified by the sunnah of the Prophet Muhammad. To overcome this problem, there must be a middle community (ummatan wasatha), a moderate community and mediate between the extreme right and the extreme left because the best of everything is when it is in the middle (khoirul umuuri ausathuha). Applying religious moderation through the educational curriculum is a solution to print wasatha people.
Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam “E-Course” Melalui Penerapan Model Ashyncronous Milla Sulistya Wardhani; Aminatuz Zahroh
Moderasi : Journal of Islamic Studies Vol. 2 No. 1 (2022): June
Publisher : Lajnah Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.936 KB) | DOI: 10.54471/moderasi.v2i1.21

Abstract

This study is the application of e-course learning media through the asynchronous model in Islamic Religious Education subjects at SMK Negeri 2 Lumajang which aims to determine the application of e-course learning media through the asynchronous model in subjects and to find out its implications. This research uses qualitative methods, namely by conducting observations, documentation, and interviews. The results showed that with the application of the e-course learning media through the asynchronous model that students preferred it because the e-course contained varied teaching materials, not only presented literacy material, but also in the form of interactive learning videos connected to social media accounts, and can be accessed at any time. Implications in the application of e-course learning media through asynchronous models, being able to foster creativity, hone teacher skills in assimilation with digitalization of education, in an effort to overcome student boredom during online learning. On the other hand, in the affective aspect, the decrease in the inner bond between teachers and students and teachers who have not grown awareness to be ready to collaborate with technology feel burdened in preparing materials while online (In the Network).
Analisis Blue Ocean Strategy dalam Pengembangan Bakat dan Minat Siswa MI Syarifuddin Lumajang Aminatuz Zahroh
Bidayatuna Vol 4 No 1 (2021): April
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat - Islamic Institute of Syarifuddin Lumajang, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/bidayatuna.v4i1.1048

Abstract

It is an inevitability if Islamic school must participate in the competition in some aspects of Islamic schooling. Such as curriculum, human resource development, public relations and so on. One of the extracurricular curricula is the development of talents and interests. Blue Ocean Strategy is one of the right strategies used to develop students' talents and interests. However, in reality the development of talents and interests sometimes find obstacles in their implementation, such as inadequate costs, so it cannot recruet the professional coach of talent and interest development activities. In addition, it is also caused by inadequate facilities and infrastructure so that the development of talents and interests can not run smoothly. Looking at the condition, the researchers gave a way out to solve the problem.
Manajemen Humas Pondok Pesantren An-Nadliriyyah Bades Pasirian Khoirotun Nisa’; Aminatuz Zahroh
Risalatuna: Journal of Pesantren Studies Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Pesantren and Community Development Studies - Islamic Institute of Syarifuddin, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/rjps.v3i2.2524

Abstract

Pesantren dan masyarakat adalah lingkungan hidup yang tidak dapat dipisahkan. Pesantren sebagai tempat belajar sedangkan masyarakat merupakan tempat implikasi dari proses pendidikan. Masyarakat diharapkan untuk mendukung dan berpartisipasi dalam mengembangkan proses pendidikan di pesantren-pesantren. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan public relation yang ada di pondok pesantren An-Nadliriyyah Bades Pasirian. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan metode fenomenologi. Hasil riset menunjukkan bahwa strategi dalam memperkenalkan pesantren dilakukan dengan merekrut dewan asatidz/ah dari sebagian saudara, masyarakat sekitar, dan daerah lain. Dengan cara mempromosikan di hadapan masyarakat umum bersamaan acara peringatan hari besar Islam, halal bi halal, haul dll. Kendala yang dialami ialah terbatasnya sarana dan prasarana pondok pesantren. Namun, hal itu diatasi dengan cara mengadakan kas per-bulan, dan sistem mandiri. Juga dibantu dengan banyaknya para donatur yang berasal dari para jamaahnya. Selanjutnya tenaga pengajar yang jarak rumahnya jauh dari pesantren, menyebabkan tidak bisa istiqomah dalam mengajar karena kendala seperti hujan, bahkan sering terlambat.
Analisis Pendidikan Cinta Rasul Pada Santri Pondok Pesantren Manarul Qur'an Sukodono Lumajang Aminatuz Zahroh
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 16 No. 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/tarbiyatuna.v16i2.2542

Abstract

Cinta pada Rasul merupakan cinta kedua yang harus dimiliki umat Islam setelah cinta pada Allah. Karena itu, Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang medidik santri 24 jam, merupakan tempat yang strategis untuk menumbuh kembangkan pendidikan cinta Rasul ini. Tujuan penelitian ini adalah Pertama, Untuk menganalisis cara membiasakan santri ittiba’ dan taat pada sunnah Rasul di Pondok Pesantren manarul qur’an Sukodono Lumajang. Kedua, untuk menganalisis cara menginternalisasikan cinta rasul tersebut. Ketiga, untuk menganalisis dampaknya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan induksi analitis. Adapun hasil penelitian ini adalah Cara membiasakan santri ittiba’ dan taat pada sunnah Rasul Di Pondok Pesantren Manarul Qur’an Lumajang dengan mengadakan kegiatan harian, bulanan dan tahunan. Cara menginternalisasikan cinta Rasul tersebut melalui pengajian kitab kuning dengan metode bandongan dan sorogan, evaluasi setiap semester, tawassul setiap selesai shalat dan ketika memulai mengaji kitab, mempraktikkan ajaran Rasul dari hal yang kecil. Dampak pendidikan cinta Rasul tersebut adalah santri shalat berjama’ah dengan istiqomah, sifat-sifat nabi terinternalisasi bagi santri, sehingga menyadari bahwa barokah didapatkan dari perbuatan dan pengabdian diri sendiri. Prestasi siswa pesantren di sekolah formal dalam bidang Al-Qur’an dan hadis lebih tinggi dari pada prestasi siswa non pesantren. Beberapa santri ada yang meremehkan materi Al-Qur’an hadis di sekolah formal karena di pesantren sudah mengkaji kitab kuningnya dan sudah menghafalnya. Banyak siswa pesantren lebih sopan dibandingkan dengan siswa non pesantren.