Haidar Idris
Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pandangan Mufassir Tentang Konsep Belajar Mengajar Adnan Syarif; Haidar Idris
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 11 No 2 (2018): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v11i2.339

Abstract

Tulisan ini ingin menunjukkan konsepsi para Ahli Tafsir dan bahkan Mufassir tentang belajar dalam Islam. Karena menggunakan sudut pandang mufassir, penelitian ini akan melihat pandangan para mufassir tentang konsep belajar secara spesifik di Alqur’an. Bagaimana cara mereka menafsiri dan seterusnya. Konsepsi belajar dalam al-Qur'a>n berbeda dengan konsepsi belajar yang biasa ditemukan dalam dunia pendidikan selama ini. Hal ini bisa dilihat pada ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw ketika bertahanus di Gua Hira'. Ayat yang pertama kali turun memerintahkan kepada beliau untuk membaca dengan menyebut nama Tuhannya yang menciptakan, Jibril berkata “iqra' bismi rabbika” (bacalah dengan nama Tuhanmu). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Al-Maraghi, Ibnu Kathir, ‘Ali al-Shabuni dan Muhammad Qurais Shihab memiliki perbedaa pendapat dalam memaknai ayat-ayat tentang konsep belajar. Perbedaan lebih terlihat dalam penentuan perintah belajar dan mengajar. Mana yang didahulukan dan apakah perintah untuk nabi secara pribadi atau untuk umatnya, termasuk konsepsi tentang belajar dan mengajar, adakah belajar lebih dulu dari pada mengajar.
Pelestarian Aspek Spiritual Santri di Madrasah Diniyah Nurul Ulum Pandansari Senduro Lumajang Haidar Idris; Miftahul Ulum
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 12 No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v12i1.354

Abstract

Artikel ini ingin melihat madrasah diniyah sebagai salah satu lembaga yang mempertahankan ukhuwah keislaman dan tradisi yang cukup kuat dalam menghadapi tantangan era modernisasi dan globalisasi, hal ini dapat dibuktikan dengan keberhasilan madrasah dalam mencetak kualitas santri yang mapan secara spiritual dan ahklaq mulia. Bahkan madrasah diniyah belakangan dicap memiliki nilai-nilai spiritualitas yang mampu sustainable. Penelitian ini menggunakan metode field research. Penelitian dilakukan di bulan Maret-Mei 2018. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan aspek spiritual yang dilakukan di madrasah diniyah Nurul Ulum Pandansari Senduro Lumajang adalah dengan mempertahankan Kurikulum klasik di madrasah itu, penerapan aspek ini tidak hanya kepada santrinya, melainkan kepada seluruh tenaga pengajar. Selain itu, kurikulum pelajaran aqidah dan akhlaq selalu diutamakan dari pada mata pelajaran lain. Mata pelajaran ini dianggap sebagai mata pelajaran pokok dalam mendukung proses implementasinya di lapangan. Proses pembelajarannya pun tidak hanya transfer of knowledge seperti pada umumnya, melainkan melibatkan dua aspek pokok, yakni dhohiriyah (baca: luar) dan bathiniyah (baca: dalam).
Nilai-nilai Pendidik dalam Perspektif KH. M. Adnan Syarif Faiqotul Maghfiroh; Haidar Idris
Moderasi : Journal of Islamic Studies Vol. 1 No. 2 (2021): December
Publisher : Lajnah Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) Kabupaten Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.059 KB) | DOI: 10.54471/moderasi.v1i2.9

Abstract

This research is based on education in Indonesia, which is considered very rigid, bureaucratic and feels like nothing and futile. Problems in the world of education cannot be separated from the role of educators and a leader in an educational institution or foundation. This research is focused on the values ​​of educators from the perspective of KH. M. Adnan Syarif and the relevance of KH's example. M. Adnan Syarif in the book For the sake of Islam and NU: Commemorating the Actions and Struggles of KH. M. Adnan Syarif and aims to find out the values ​​of educators and the relevance of the example of a Kiai as an educator figure in an Islamic boarding school-based educational institution or foundation. This study uses the Literacy Study method (library research) which uses Content Analysis data collection techniques by reviewing books, and scientific works related to the focused problem. The primary data source in this research is the book “For the sake of Islam and NU: Memorizing the Actions and Struggles of KH. M. Adnan Syarif” which focuses on the values ​​of educators and their relevance by using a descriptive analysis approach. The results of the study show that the values ​​of KH. M. Adnan Syarif, namely the value of high dedication, professional, visionary, productive and intellectual. The values ​​of educators in the perspective of KH. M. Adnan Syarif is relevant to the competence of teachers and the opinions of several experts.
Rekonstruksi Spirit Harmoni Agama di Daerah Rawan Konflik dengan Pendekatan Participatory Action Research Haidar Idris; Ahmad Ihwanul Muttaqin
Khidmatuna : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian Penerbitan Dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/khidmatuna.v2i2.1707

Abstract

Artikel ini hendak menjelaskan tentang dinamika pendampingan di daerah rawan konflik agama. Konflik dengan tendensi agama seringkali muncul di daerah yang memiliki diaspora etnis dan agama yang beragam. Hal ini pula yang terjadi di Desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, sebuah daerah dengan keragaman agama yang cukup merata. Pendampingan dilakukan untuk mewujudkan harmonisasi agama dengan pendekatan perubahan kesadaran dari masyarakat (grassroot). Pendampingan masyarakat menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Dimana dalam keselurahan proses pendampingan dari penelusuran problem hingga pemecahan masalah bersifat partisipatif. Hal ini memungkinkan harmonisasi agama terjadi dengan didahului oleh perubahan kesadasaran dan keterlibatan berbagai stakeholders dalam proses pelaksanaannya secara partisipatif. Dari hasil pendampingan didapati kesimpulan bahwa dalam mewujudkan harmonisasi agama masyarakat menggunakan dua pendekatan yakni melakukan kegiatan kebudayaan secara bersama dan kegiatan sosial secara bersama-sama. Kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama antara lain kenduri desa, pawon urip, pembentukan kelompok seni Gita Iswara Campursari dan kemah lintas agama yang direncanakan bersama dengan Forum Komunikasi Umat Beragama.
Implementasi Metode Program Pelatihan Terjemahan Al-Qur’an Safinda dalam Menerjemahkan Al-Qur’an di Pesantren Darun Najah Petahunan Haidar Idris; Amilus Sholikhati
Risalatuna: Journal of Pesantren Studies Vol. 2 No. 2 (2022): JULY
Publisher : Pesantren and Community Development Studies - Islamic Institute of Syarifuddin, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54471/rjps.v2i2.1899

Abstract

Mempelajari al-Qur’an membutuhkan metode untuk bisa memahaminya. Salah satu metode yang di teliti oleh peneliti yakni metode PPTQ Sanfinda. Metode PPTQ Safinda dapat diajarkan sejak usia dini. Akan tetapi, ketika ia lancar membaca al-Qur’an sejak usia dini, mulai mempelajari maknanya dan menanamkan dalam dirinya bacaan, pengucapan, dan makna al-Qur’an, maka terbentuklah generasi al-Qur’an. Riset ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode PPTQ Safinda dalam menerjemahkan al-Qur’an, mengetahui kemampuan santri dan menemukan faktor pendukung serta penghambat selama pelaksanaan di Pesantren Darun Najah Petahunan. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang tujuannya untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil riset menyebutkan menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode PPTQ Safinda santri Darun Najah merasa lebih muda dalam mempelajari pelajaran terjemah al-qur’an. Karena dengan metode ini santri menerjemahkan kata per-kata lebih muda dalam memahaminya.