Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I – Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan Teguh Irawan; Siwi Sri Widhowati
Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Vol 28, No 2 (2015): Pena Maret 2015
Publisher : LPPM Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/jurnalpena.v28i2.145

Abstract

Latar Belakang: Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi  klinis. Dokumentasi keperawatan yang lengkap menjadi  prasyarat dalam melaksanakan perawatan yang baik dan untuk efesiensi dari kerjasama dan komunikasi antar profesi kesehatan dalam pelayanan kesehatan professional. Kualitas pendokumentasian asuhan keperawatan banyak dikaitkan dengan berbagai  faktor di  berbagai  ruangan  dan  rumah  sakit. Tujuan: Penelitian  bertujuan  untuk mengetahui  perbedaan  kelengkapan  pendokumentasian  asuhan  keperawatan di  Ruang  Kelas  I – Utama  dan  Kelas  III  RSUD  Benda  Kota  Pekalongan. Metode: Penelitian  ini  adalah  penelitian survei  analitik  dengan  pendekatan  waktu  cross  sectional.  Sampel  dalam  penelitian  ini  adalah  19 perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas I-Utama dan 21 perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap  Kelas  III  RSUD  Bendan  Kota  Pekalongan. Data  mengenai  pendokumentasian  asuhan keperawatan didapatkan dengan pemeriksaan dokumen asuhan keperawatan sesuai dengan standar dokumentasi  asuhan  keperawatan  dari  instrumen baku  Departemen  Kesehatan RI. Perbandingan kelengkapan  dokumentasi  asuhan  keperawatan  di  dua  ruangan  perawatan  dilakukan  dengan menggunakan  uji  chi  square. Hasil: Responden  yang  menerapkan  standar  dokumentasi  asuhan keperawatan dengan lengkap di ruang kelas I-utama (63.2%) lebih besar dibanding di ruang kelas III (28.6%). Berdasarkan hasil uji chi square, diperoleh p value = 0,028, nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang  berarti ada perbedaan yang  signifikan  antara kelengkapan  dokumentasi  asuhan keperawatan  di  ruang  kelas  I-Utama  dengan  kelas  III RSUD  Bendan  Kota  Pekalongan. Kesimpulan: Perawat di ruang kelas I-Utama lebih lengkap dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan dibanding perawat di ruang kelas III. Kata Kunci: Perbandingan, Kelengkapan, Dokumentasi, Keperawatan, Kelas
KAJIAN KUALITAS LINGKUNGAN TERKAIT KEJADIAN ISPA DI KELURAHAN SIMBANG KULON KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN Teguh Irawan
Pena Medika Jurnal Kesehatan Vol 5, No 1 (2015): PENA MEDIKA JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pmjk.v5i1.349

Abstract

Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia diantaranya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). ISPA merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung hingga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Tingginya kasus ISPA dapat dipengaruhi banyak faktor, salah satunya yaitu faktor Lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas lingkungan terkait kejadian ISPA di Kelurahan Simbang Kulon Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan.Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 303 orang yang diambil dengan menggunakan teknik sampel  “Simple Random Sampling”. Data primer dikumpulkan dengan observasi dan wawancara sedangkan data sekunder dengan cara melihat dokumen Puskesmas Buaran dan dokumen Kelurahan Simbang Kulon. Pengolahan data melalui editing, coding, skoring, entry data, tabulating. Analisis data dilakukan secara univariat yaitu  mendiskripsikan setiap variabel penelitian dengan cara membuat tabel distribusi  frekuensi.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan dari 303 responden yang di ambil secara acak (Simple Random Sampling) di Kelurahan Simbang Kulon Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan ditemukan kasus ISPA sebanyak 25 kasus (8,3%). Kejadian ISPA lebih banyak terjadi pada rumah yang memiliki langit-langit dalam kondisi kotor dan sulit dibersihkan, dinding semi permanen / setengah tembok / pasangan bata atau batu yang tidak diplaster, lantai plester yang retak dan berdebu, tidak memiliki jendela kamar tidur, tidak memiliki jendela ruang keluarga, ventilasi yang tidak memenuhi syarat yaitu < 10% luas lantai, lubang asap dapur  dengan luas <10% luas dapur, sarana pembuangan air limbah yang disalurkan ke selokan terbuka, sarana pembuangan sampah kedap air dan tidak tertutup,  anggota keluarganya merokok di dalam rumah, dan memakai obat nyamuk bakar.Saran: Bagi Masyarakat; agar menjaga kebersihan langit-langit, lantai dan dinding rumah., memperluas ventilasi untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam rumah, Tidak membakar sampah di sekitas lingkungan perumahan, tidak merokok di dalam rumah, mengurangi kebiasaan menggunakan obat nyamuk terutama obat nyamuk bakar, lebih baik menggunakan kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. Bagi Instansi Kesehatan Terkait; Melakukan kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) kepada masyarakat tentang kesehatan lingkungan khususnya rumah sehat, Melakukan pemantauan rutin terhadap kualitas lingkungan di sekitar perumahan warga agat tidak menjadi faktor resiko terjadinya penyakit berbasis lingkungan khususnya ISPA. Keywords: Kualitas Lingkungan, ISPA