Rahmad Yulianto
Dosen Prodi Studi Agama-agama UMSurabaya

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Eksistensi Kurban dalam Perspektif Islam dan Katolik Rahmad Yulianto
Al Hikmah Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.071 KB) | DOI: 10.30651/ah.v2i2.1103

Abstract

Skripsi ini mengulas tentang eksistensi kurban dalam prespektif Islam dan Katolik. dalam agama Islam maupun katolik sama sama mengajarkan syari‟ah berkurban. Akan tetapi memiliki cara dan pandangan yang berbeda. Kurban merupakan simbul penghambaan seorang muslim kepada sang kholik dan merupakan tanda kemukminan seorang muslim yang sejati dan bentuk ibadah berdimensi sosial dalam Islam. Kurban juga erat kaitannya dengan soldaritas dan soldaritas adalah salah satu tujuan dari ibadah kurban. Karena dapat menjadi instrumen dan memperkuat kebersamaan. Dalam ajaran agama Islam berkurban merupakan sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt berupa hewan sesembelihan yang di laksanakan pada hari raya Idul Adha, Sebagai bentuk dari rasa syukur seorang hamba kepada Rabbnya. Yang di perintahkan melalui surat Al-kautsar, dan untuk meneladani kisah nabi –nabi sebelumnya yang membuahkan ketaatan dan kecintaan kepadaNya. Adanya syari‟ah kurban dalam Islam merupakan salah satu bentuk dan wujud kesempurnaan Islam sebagai rahmatan lil „alamin. Sebagaimana tertulis dalam kitab perjanjian lama, dalam agama Katolik juga menerangkan tentang syari‟at kurban sebagaimana dalam bible keluaran pasal 8 ayat 2, kurban inilah yang selalu diperingati oleh umat katolik dengan mengurbankan anak domba yang merupakan gambaran dari paska kristus yang menebus umat manusia dari perbudakan dosa oleh kurban salib-Nya. Islam dan Katolik mempunyai pandangan yang berbeda mengenai sejarah kurban, Al-Qur‟an menceritakan bahwa dalam mimpinya, Ibrahim mendapat perintah dari Allah supaya meyembelih putranya Nabi Ismail, sedangkan yang diceritakan dalam Bible putra nabi Ibrahim yang akan disembelih adalah Ishaq. Kesimpulan secara umum adalah bagi umat Islam maupun Katolik yang secara kondisi ekonomi dan mempunyai kemampuan untuk berkurban hendaknya dapat memenuh syari‟at kurban dengan cara dan tujuan yang benar sesuai dengan yang dicontohkan oleh para nabi. Kata kunci : Perbandingan Agama, Kurban
Perayaan Burdah sebagai Ritual Keagamaan Rahmad Yulianto; Trifani Surya Indrasari
Al Hikmah Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.09 KB) | DOI: 10.30651/ah.v6i2.6459

Abstract

Kebudayaan yang ada di daerah Kampung Arab Ampel kota Surabaya ini salah satu bentuk tradisi turun menurun yang telah dilakukan oleh para sesepuhnya terdahulu. Seperti misalnya Perayaan Burdah yang masih berkembang di kawasan ini. Perayaan Burdah di kawasan Kampung Arab Ampel ini oleh sebagian masyarakat Arab dijadikan sebagai ritual keagamaan yang dilestarikan bagi pelaku dan yang menyakininya. Dengan tujuan untuk mengharapkan syafaat Rasulullah SAW sebagai obat alternative ketika salah satu pelaku Burdah mengalami sakit atau bahkan menghadapi sakaratul maut dan juga sebagai bentuk pengharapan agar dimudahkan hajat yang dipanjatkan oleh seseorang.
Islamisasi Ilmu Pengetahuan Dalam Perspektif Syed Muhammad Naquib Al-Attas Rahmad Yulianto; Achmad Baihaki
Al Hikmah Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.151 KB) | DOI: 10.30651/ah.v4i1.2335

Abstract

AbstrakIslamisasi ilmu pengetahuan sejak kelahirannya mengundang para ahli untuk memperbincangkannya. Kalangan cendekiawan Muslim yang berpendapat pentingnya ilmu pengtahuan meyakini bahwa ilmu pengetahuan sangat urgen untuk diislamkan, mengingat ilmu pengetahuan dalam pandangan mereka telah teracuni nilai-nilai ideologi dan filosofi Barat yang banyak bertentangan dengan ajaran Islam.Syed Muhammad Naquib Al-Attas tokoh sentral ide islamisasi ilmu pengetahuan yang secara getol mempropagandakan ide itu dengan tujuan mengembalikan ilmu pengetahuan yang dinilai telah keluar dari kerangka aksiologisnya. Dalam pikiran mereka, ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini bukan lagi untuk kemanfaatan manusia tapi telah mengarah kepada kerusakan dan kehancuran umat manusia. Kata kunci: Islamisasi, Ilmu Pengetahuan.
Islam Moderat Indonesia (Moderasi Muhammadiyah) Rahmad Yulianto
Al Hikmah Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.304 KB) | DOI: 10.30651/ah.v6i1.5413

Abstract

Moderasi islam merupakan suatu serangkaian gagasan untuk memberikan warna baru dalam khazanah pemikiran islam kontemporer. Serangkaian gagasan yang menjelaskan tentang bagaimana mengurangi kekerasan, radikalisme, ekstrimisme dan berbagai macamnya di belahan dunia manapun khususnya di tanah air tercinta yaitu Indonesia. Dalam menjelaskan serangkaian gagasan itu Haedar Nashir menjelaskan bahwa Indonesia ini mepunyai masyarakat dengan berbagai latar belakang agama, ras, suku, warna kulit,bahasa, yang beragam, menurutnya gagasan dan mempraktikkan nilai-nilai moderasi islam di indonesia sangatlah tepat dan solutif. Nilai-nilai Moderasi Islam itu antara lain; Tawassut (mengambil jalan tengah), Tasamuh (Toleransi), Syura (musyawarah) tiga nilai ini yang paling mendasar disamping nilai yang lainya, dalam mewujudkan negara yang adil, damai, aman dan sejahtera yang dirahmati oleh Tuhan yang maha Esa.Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yang mana penulis membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, serta data didapatkan dengan teknik library research. Dan kemudian hasil tersebut di analisis dengan menggunakan teori analisis wacana.Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa Moderasi islam bagi Haedar Nashir adalah jalan tengah-tengah dalam menghadapi persoalan, terutama persoalan keagamaan. Sehingga di jalan tengah-tengah itu kita dapat menjadi pemersatu atau pererai dalam dua kubu yang saling bersitegang, dan tidak terseret kepada kubu kiri maupun yang kanan. Menurut Haedar Nashir indonesia adalah bangsa yang mempunyai banyak suku, ras dan agama, maka baginya solusi yang tepat adalah dengan moderasi islam. Karena tindakan radikal jika dilawan dengan sikap yang radikal pula maka ia akan melahirkan gerakan-gerakan radikal yang lainnya.Kata Kunci : Moderasi Muhammadiyah, Islam Moderat
Studi Komparatif: Psikoterapi Dalam Perspektif Islam Dan Modern Rahmad Yulianto; Muktamirul Haq Zain
Al Hikmah Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.352 KB) | DOI: 10.30651/ah.v4i2.2647

Abstract

Abstrak Psikoterapi Islam dan modern adalah dua paralel yang berhubungan dengan psikologi manusia. Ia merupakan usaha-usaha dalam pemulihan dan perawatan gangguan mental dan ketidaksehatan mental. Psikoterapi dalam praktiknya menggunakan metode psikoterapi modern, sedangkan Islam menggunakan metode psiko spiritual Islam yaitu dengan menggali dan mengamalkan ajaran Islam yang kompleks melalui iman, ibadah, dan tasawuf. Seiring dengan dinamika perkembangan kehidupan modern yang semakin kompleks, maka perubahan psikis dalam diri manusia juga mengalami perubahan, utamanya dengan perkembangan mental atau jiwa seseorang yang telah mengalami modernisasi kultur dan gaya hidup. Tekanan psikis atau gangguan mental (psychoses) yang melanda banyak masyarakat modern saat ini memunculkan wacana tentang cara atau alternatif untuk mengatasinya dengan berbagai terapi. Melalui kajian dimensi keagamaan dan psikologi, tulisan ini menguraikan tentang psikoterapi dalam Islam dan modern sebab-sebab terjadinya masalah kejiwaan yang mengarah pada ketidakserasian hidup dan berujung pada gangguan kejiwaan (sakit jiwa). Selain itu tulisan ini juga memberikan alternatif pemecahan masalah gangguan kejiwan melalui kajian ke-Islaman dan modern dengan metode psikoterapi islam dan modern. Kata Kunci : Psikoterapi islam, Psikoterapi Modern.
Iman dan Penerapannya dalam Perspektif Islam dan Protestan Rahmad Yulianto
Al Hikmah Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.053 KB) | DOI: 10.30651/ah.v3i2.1045

Abstract

Fokus penelitian ini adalah menjawab tiga permasalahan pokok, yaitu: pertama, bagaimana iman dan penterapannya menurut pandangan Islam? Kedua, bagaimana iman dan penterapannya menurut pandangan Protestan? Ketiga, bagaimana persamaan dan perbedaan antara Islam dan Protestan tentang iman dan penterapannya? Penelitian ini merupakan studi literer (library research) dengan model faktual-historikal yaitu fakta sejarah tentang dinamika keimanan dan penterapannya dalam dua agama esar dunia tersebut. Di sini teeungkapkan bahwa Islam memandang bahwa keimanan seseorang haruslah dibuktikan dengan amalaan nyata, di mana keduanya merupakan korelasi yang tak terhindarkan, sementara Protestan lebih menitiuk beratkan pada factor keimanannya dan bukan pada amalannya. Temuan penelitian ini: : pertama, dalam ajaran Islam hubungan antara iman dan amal merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan, dan saling bergantungan pada yang lain. Kedua, sesungguhnya dalam ajaran Protestan secara normative doctrinal sama dengan Islam, akan tetapi secara kontekstual telah bergese kea rah sendiri-sendiri. Ketiga, persamaan antara keduanya ialah bahwa secara tekstual kedua agama tersebut mengajarkan pentingnya amalan begi keimanan, sedangkan perbedaannya terletak pada kontekstualnya, di man Islam tetap eksis terhadap ajarannya, sedangkan Protestan lebih mementingkan adanya keimanan. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bahwa hendaklah setiap insan mukmin senantiasa menegakkan Islam dengan iman dan amalan shalihan termasuk menyebarkan Islam sebagai Rahmatan lil ‘alami dengan umat agama lain. Wa Allahu A’lam. Kata kunci: Perbandingan Agama, Iman, Islam dan Protestan
Model Toleransi Antar Umat Beragama Di Desa Gading Rwvii Kecamatan Tambak Sari Kota Surabaya Rahmad Yulianto; A. Tohari
Al Hikmah Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.777 KB) | DOI: 10.30651/ah.v5i1.3340

Abstract

AbtractIndonesia is a country rich in deversity. Differences in ethnicity, culture, custum, lnguange, and religion make Indonesia defferent from other countries. To realize and support multiculturism in Indonesia, tolerance and mutual respect are needed. This model of tolerance among religious people could be realized in Indonesia as an example in Gading, Tambaksari, Surabaya.Gading is a plural illage in terms of culture and religion. It consists of 12 RTs, te people have believed on two religions, such as Islam as the religion of the majority and one religion, Christianity. The people’s life of Gading seems very harmonious and peaceful. For centuries they have been living there without conflictson religion. For local peoole, the existence of mosquse and churches thet are almost side by side does not cause inter-religious problems. In a village of 2,500 people, this indicated that villagers were not followers of one religion. “Respect for each other has been by citizens”, the “Pancasila Village” was named after the village as a conclusion from this study  about tolerance between religious peopole in Gading and can still be well maintained.  Keywords: Interfaith Model, tolerance, tolerance, different religious people
Tasawuf Transformatif Muhammad Zuhri Solusi Problematika Masyarakat Modern Rahmad Yulianto
Al Hikmah Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.264 KB) | DOI: 10.30651/ah.v1i1.956

Abstract

This article discusses the relevance between Sufism and modernity in the perspective Muhammad Zuhri. This study concludes that transformative Sufism which has been initiated by Zuhri is a sort of Sufism which is grounded to the spirit and values of the fundamental teachings of Sufism, shown in accordance with the context of its time, and discussed with the problems of human beings in dealing with the dynamics of life. Modern life has led to the problem of alienation. Of course, the alienation does not merely occur within individual dimensions (self-consciousness) of human (alienation of consciousness), but it also occurs in their relationship to the nature (ecological alienation), and the relationship among human beings (social alienation). The point of relevance is how the human are subsequently able to build their self-consciousness toward the universe and their human brothers. Such awareness is then contextualized into the dimensions of the problems of modern man. The contextualization of this Sufi teaching makes the transformative Sufism not only actual, but also relevant in order to “liberate” the modern man from entanglement of various problems they deal with. The spirit of Sufism brought by Zuhri seems to be laden with social actions and communal aspects.
Dosa dalam Islam dan Katolik Rahmad Yulianto; Siti Tazaka
Al Hikmah Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.639 KB) | DOI: 10.30651/ah.v2i1.1097

Abstract

Fokus penelitian ini adalah menjawab tiga permasalahan pokok, yaitu: pertama, bagaimana Perspektif Dosa dalam Islam? Kedua, bagaimana perspektif Dosa dalam Katolik? Ketiga, bagaimana persamaan dan perbedaan Dosa menurut Islam dan Katolik? Penelitian ini merupakan studi literer (library research) dengan metode deskriptif, konten analisis dan komparatif yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan data secara kuantitatif. Penelitian pustaka dilakukan dengan membaca dan menginterprestasikan buku-buku dan dokumen yang memiliki kaitan erat, penulis berusaha mensistematisasi berbagai penemuan dari bermacam literature menjadi sebuah kumpulan kalimat atau paparan yang bermakna. Temuan penelitian ini : pertama, Dosa menurut Islam yaitu segala sesuatu yang bertentangan dengan hokum Allah SWT baik yang berkauitan dengan yang melakukan atau meninggalkannya. Kedua, Dosa menurut Katolik yaitu gagal untuk hidup sesuai dengan yang direncanakan oleh Allah atau meleset dari tujuan menyeleweng dari jalan yang sudah ditentukan. Ketiga, Dosa menurut Islam dan Katolik mempunyai persamaan dan perbedaan, adapun persamaannya terletak pada suatu kesalahan yang diperbuat oleh manusia yang akan mendapatkan hukuman / balasan. Adapun perbedaannya terletak pada Dosa waris dan penebusan Dosa. Rekomendasi dari penelitian ini adalah untuk mengkaji nilai dan implikasi Dosa dalam agama Islam dan Katolik. pembahasan persamaan dan perbedaan suatu agama yang satu dengan yang lain hal ini bukan berarti menyalahkan terhadap Agama serta tidak memberi kebenaran terhadap Agama, akan tetapi bersifat toleransi. Penulis mencoba menganalisa aspek-aspek persamaan dan perbedaan dari kedua agama yakni Islam dan Katolik yang berhubungan dengan Dosa sehingga memberikan pengetahuan kepada masyarakat serta diharapkan dengan adanya studi tentang Dosa ini dapat memberikan konstribusi penting baik bagi studi Agama yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan dan dapat memberikan pengayaan teradap literature penelitian di Indonesia khususnya di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Wa Allahu A’lam. Kata kunci : Dosa, Islam dan Katolik
Eksistensi Khonghucu Di Indonesia (Studi Kasus Di Klenteng Boen Bio Surabaya) Rahmad Yulianto
Al Hikmah Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.674 KB) | DOI: 10.30651/ah.v5i2.4281

Abstract

Abstrak Penelitian ini membahas tentang Eksistensi Khonghucu di Indonesia, yang mencakup tiga permasalahan pokok, yaitu: pertama, bagaimana sejarah danasal usul Khonghucu? Kedua, bagaimana Perkembangan Khonghucu diIndonesia? Ketiga, bagaimana respon masyarakat terhadap keberadaanKhonghucu             Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut penulis menggunakanstudi literer (library research) dengan metode deskriptif, konten analisis dankomparatif yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan data secarakuantitatif. Penelitian pustaka dilakukan dengan membaca danmenginterprestasikan buku-buku dan dokumen yang memiliki kaitan erat, penulisberusaha mensistematisasi berbagai penemuan dari bermacam literature menjadisebuah kumpulan kalimat atau paparan yang bermakna.Penulis juga melakukanwawancara dengan narasumber             Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Eksistensi Khonghucu diIndonesia ,tidak bisa terlepas dari sejarah dan asal usul Khonghucu (552-479SM),Khonghucu menyempurnakan ajaran agama Ji Kau dan  mengajarkan kepadamurid-muridnya,dan dari sinilah maka murid-muridnya menyebut dengan ajaranKhonghucu, Walaupun Khonghucu telah meninggal, ajarannya masihberkembang dan dirasakan masyarakat Cina hingga sekarang., Namanya dikenaldidunia dan ajarannya pun tetap dipraktekkan. Ia adalah seorang guru yangbijaksana  yang mengajarkan kepada murid-muridnya tentang arti kehidupan sertamampu merubah pola pikir masyarakat Cina. Agama Khonghucu didaratan Cinadipadankan dengan sejumlah sebutan :Kongjiao/Kung Chiao,Ru Jiao/Chiao, danJi Kau.Semua sebutan tersebut merujuk pada sejarah bahwa Khonghucumerupakan agama klasik Cina yang dibangkitkan kembali oleh KhonghucuKata Kunci : Eksistensi, Khonghucu,