Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam sumber daya mineral yang memenuhi keperluan manusia. Salah satunya sumber daya mineral ialah batugamping yang dijadikan sebagai bahan baku semen. Batugamping yang berada di Desa Ngayub, Maluku tenggara ini sangatlah melimpah sehingga perlu dilakukan penelitian agar dapat mengetahui layaknya batugamping ini sebagai bahan baku semen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah pemetaan geologi dan analisa geokimia xrf (X-Ray Flourescence ). Pemetaan geologi ini dilakukan untuk mengambil data geologi permukaan seperti geomorfologi dan tatanan litologi pada daerah penelitian sedangkan analisa geokimia xrf dilakukan untuk mengetahui kandungan unsur kimia pada batuigamping. Pada daerah penelitian , kondiri geomorfologi terdiri atas dua satuan antara lain dataran denudasioanl dan satuan perbukitan karts denudasional. Tatanan litologi yang terdapat di daerah penelitian terdiri atau tiga litologi antara lain batugamping kristalin, batugamping terumbu dan dolomit. Dari ketiga jenis litologi ini dilakukan analisis geokimia xrf (X-Ray Flourescence ) yang hasilnya CaO kisaran antara 98,51% - 99,26% dengan tidak terdeteksi MgO. Kandungan CaO pada litologi tersebut yang sangat tinggi melebihi anjuran Duda 1976 maksimal 55,6% ebagai bahan baku semen yang ideal karena semakin besar nilai Cao melebihi dari standar bahan baku semen menyebabkan campuran litologi akan pecah atau retak. Maka dari itu , litologi pada daerah penelitian ini tidak cocok digunakan sebagai bahan baku semen.