Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH DAN ‘AISYIYAH DALAM MENURUNKAN STUNTING DI KENAGARIAN TANJUNG BUNGO Yuliza Anggraini; Lisa Ernita
JOMIS (Journal of Midwifery Science) Vol 6 No 1 (2022): JOMIS (Journal Of Midwifery Science)
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jomis.v6i1.2146

Abstract

Stunting toddlers in Indonesia reach a prevalence of 30.8%, this figure is 8.9 times higher than the world. Stunting has an impact on the inhibition of the child's height, the child's intelligence level, the decreased role of the immune system, immune function, and metabolic system disorders. It takes cooperation from various parties to deal with stunting, one of which is building partners with various sectors. Muhammadiyah and Aisyiyah are one of the largest organizational partners in Indonesia and are located throughout Indonesia, both cities and villages that can help the government reduce the incidence of stunting. One of them is Kenagarian Tanjung Bungo which has more than 500 charities and members of Muhammadiyah and Aisyiyah. Family and health development is one of the institutional programs of Muhammadiyah and Aisyiyah, with the awareness movement for stunting from the Muhammadiyah and Aisyiyah organizations it is hoped that it can reduce the incidence of stunting in Kenagarian Tanjung Bungo. The research design is a qualitative research with a phenomenological descriptive approach, namely a study that seeks to describe and interpret a phenomenon or concept from the life experiences of several individuals. The purpose of this study was to determine the role of Muhammadiyah and Aisyiyah charities in reducing stunting in Kenagarian Tanjung Bungo. The results showed that the role of Muhammadiyah and Aisyiyah's charitable efforts in Tanjung Bungo Kenagarian was not maximized because there were no policies or appeals from PDM or PDA to participate in helping the government in reducing stunting by making government programs successful. Conclusions PDM or PDA needs to develop policies or rules in order to support government programs so that the participation of Muhammadiyah and Aisyiyah Charities is maximized, especially in order to reduce the incidence of stunting in Indonesia.
PENGARUH INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI PMB HJ HENDRIWATI, S.ST TAHUN 2022 Izra Yunura; Pagdya Haninda NR; Lisa Ernita
Jurnal Ners Vol. 7 No. 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v7i1.9196

Abstract

Bayi yang baru lahir lebih  rentan  dan  tidak  stabil  dalam mengendalikan suhu tubuh, sehingga menyebabkan kehilangan panas. Hipotermi terjadi karena paparan suhu rendahataubayi dalamkeadaanbasah atau telanjang. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di dunia menurut perkiraan global WHO adalah kurang dari setengah (42%) dari semua bayi baru lahir. IMD membuktikan dapat mengurangi kematian neonatus. Penelitian ini bertujuan untuk. diketahuinya suhu tubuh bayi baru lahir sebelum dan sesudah dilakukan Inisiasi Menyusui Dini di klinik Hj. Hendriwati, S.ST tahun 2022 serta mengetahui pengaruh Inisiasi Menyusui Dini terhadap suhu tubuh bayi baru lahir di klinik Hj. Hendriwati, S.ST Tahun 2022 Adapun jenis penelitian ini adalah metode eksperimen dengan metode pengambilan sampel non random sampling yaitu accidental sampling yang berjumlah 10 orang (5 bayi dengan IMD dan 5 bayi tanpa IMD)dan dengan menggunakan uji T test. Hasil penelitian ini menunjukkan suhu tubuh bayi baru lahir sebelum dengan  IMD yang paling rendah yaitu 34,0°C dan suhu tubuh bayi yang paling tinggi yaitu 36,5°C, suhu tubuh bayi baru lahir sebelum tanpa IMD suhu paling rendah 363°C sedangkan suhu paling tinggi yaitu 36,9°C.
Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Pelecehan Seksual Pada Remaja Di SMAN 1 Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau Tahun 2023 Yuly Ratna Efendi; Mega Ade Nugrahmi; Lisa Ernita
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.7897

Abstract

Pelecehan seksual merupakan tindakan yang berkonotasi seksual yang hanya diinginkan oleh salah satu pihak seseorang untuk memuaskan hasrat seksualnya, Tujuan penelitian ini di lakukan adalah untuk mengetahui Faktor-faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual pada remaja yaitu faktor internal yang timbul dari diri pelaku, faktor eksternal yang timbul dari korban pelaku pelecehan seksual. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan tektik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dengan menggunakan rumus slovin, jumlah sampel yang di dapat sebanyak 86 orang responden, Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian di dapat sebanyak 44 siswa/I (51,2%) siswa/I Sangat Setuju faktor internal dorongan seksual pelaku penyebab terjadinya pelecehan seksual pada remaja, sebanyak 50 0rang siswa/i (58,2%) Sangat Setuju Faktor eksternal peranan orang tua penyebab terjadinya pelecehan seksual pada remaja, sebanyak 51 0rang siswa/I (59,3 %) Sangat Setuju Faktor eksternal kurangnya pendidikan seks dari orang tua penyebab terjadinya pelecehan seksual pada remaja, dan sebanyak 50 0rang siswa/i (58,1%) Sangat Setuju Faktor eksternal lingkungan penyebab terjadinya pelecehan seksual pada remaja. Kesimpulan dari variable yaitu faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual pada remaja di SMAN 1 kecamatan Mandau adalah faktor Internal yaitu dorongan seksual pelaku dan faktor Eksternal yaitu peranan orangtua, kurangnya pendidikan seks dari orang tua dan lingkungan. Saran penelitian ini bagi tempat penelitian yaitu dapat menjadi referensi tambahan apa saja faktor- faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual pada remaja serta dapat mencegah terjadinya tindakan pelecehan seksual baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan