Jaringan komunikasi memiliki peran penting dalam difusi inovasi pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tipe jaringan komunikasi petani bunga Krisan, dan menganalisis hubungan antara struktur jaringan tersebut dengan penerapan teknologi irigasi tetes yang merupakan inovasi yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian setempat. Survei dilakukan terhadap seluruh anggota dari sebuah kelompok tani yang berjumlah 16 petani (intact sampling) ditambah dengan beberapa aktor pertanian lain di luar kelompok tersebut. Lokasi penelitian adalah di Kota Batu, yang merupakan salah satu pusat hortikultura di Jawa Timur. Ditemukan bahwa pola jaringan komunikasi yang terbentuk oleh kelompok tani adalah saling mengunci (interlocking), mengindikasikan bahwa arus informasi terpusat pada beberapa aktor penting. Aktor-aktor penting dalam jaringan komunikasi tersebut adalah ketua kelompok tani, pengelola kebun kelompok tani, dan penyuluh pertanian. Sentralitas keperantaraan (betweenness centrality) mememiliki hubungan positif yang sangat signifikan dengan penerapan teknologi irigasi tetes. Hal ini mengindikasikan bahwa ketua kelompok tani dan beberapa petani kunci bertindak sebagai jembatan penghubung dengan stakholder di luar kelompok. Kami menyarankan agar diseminasi teknologi tersebut tersebut perlu mempertimbangkan seluruh aktor kunci tersebut.