Abdul Wahab
Dosen Fakultas Dakwah & Komunikasi UNISNU Jl. Taman Siswa No. 9 Tahunan Jepara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MENUJU DAKWAH HUMANIS; ASIMILASI HORIZON SEBAGAI ISTIMDA Abdul Wahab
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 6, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.567 KB) | DOI: 10.34001/an.v6i1.170

Abstract

Abstract This paper was seeking to rediscover the fundamental view of al-Qur??an about who exactly had the responsibility to preach. Furthermore, what should be preached, including the procedures used.in QS. An (3): 104 and an-Nah}l (16): 125 had been considered representative verses to represent the views of al-Qur??an relating to those questions. Horizon assimilation belongs to H.G Gadamer used as a theoretical framework that was expected to place the classical spectrum interpretation and contemporary needs proportionately. Through unification between the classical and contemporary horizon to those verses, it was not only finding the answer of those questions, but also revealing a meeting point that preaching did not need to show the rigid and horrible face of Islam but humanist preaching was based on universal values that not eliminate the various cultural wisdom and not refuse the developing era. Keyword: assimilation, horizon, humanist, preaching Tulisan ini berupaya menemukan kembali pandangan fundamental al-Qur??an tentang siapa sebenarnya yang memiliki tanggungjawab untuk berdakwah, lebih jauh atas apa yang harus didakwahkan, berikut juga tata cara yang digunakan di dalamnya. QS. An (3): 104 dan an-Nah}l (16): 125 dipilih karena diasumsikan cukup representatif mewakili pandangan al-Qur??an terkait dengan beberapa pertanyaan itu. Adapun asimilasi horizon milik H.G Gadamer digunakan sebagai kerangka berpikir yang diharapkan mampu mendudukkan spektrum penafsiran klasik dan kebutuhan kontemporer secara proporsional. Melalui penyatuan cakrawala penafsiran klasik dan horizon saat ini terhadap kedua ayat itu, selain jawaban atas beberapa pertanyaan di atas, terungkap juga satu benang merah bahwa tidak seharusnya dakwah menampilkan wajah Islam yang kaku dan mengerikan, melainkan dakwah humanis berbasis nilai-nilai universal yang tidak membunuh ragam kearifan budaya serta tidak menolak perkembangan zaman. Kata kunci: asimilasi, horizon, humanis, dakwah