Syamsul Bakhri
Institut Agama Islam Negeri Pekalongan; Jln.Kusuma Bangsa No. 9 Kota Pekalongan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Pekalongan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENERIMA INFORMASI HOAX COVID-19 Teddy Dyatmika; Syamsul Bakhri; M. Rikzam Kamal
An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/an.v12i2.1611

Abstract

The ability to access and share student information via the internet and social media is very good. Information about hoax content is also very massive by the government and anti hoax activists. However, hoax information and news during Covid-19 was very much and made the public fear. This research tries to find out why there are still many hoaxes. This study uses quantitative methods using linear regression analysis. The theory used is the elaboration likelihood model. The sample in this study was 317 students of SMA / SMK / MA in Tegal Regency using cluster sampling. The results showed that there was an effect of students 'internet useability (X1) and hoax content socialization (X2) together on students' behavior in receiving information (Y) of 37.8%. This study has new findings where students do not know how to report hoax news and information. They automatically do not report if they receive information and news that are indicated as hoaxes. Another factor that causes students not to report is the lack of motivation, namely in the form of rewards. The government needs to make it easier for access to report news and information that are indicated as hoaxes. Besides, providing rewards for whistleblowers is an important thing and has not been done so far. The sooner someone reports, the hoax information and news can be handled quickly and not spread to the wider community Kemampuan mengakses dan membagikan informasi siswa melalui media internet dan media sosial sangat baik. Informasi mengenai konten hoax juga sangat masif dilakukan oleh pemerintah dan para pegiat anti hoax. Akan tetapi informasi dan berita hoax saat covid-19 sungguh sangat banyak dan membuat ketakutan masyarakat. Penelitian ini mencoba mencari tahu kenapa hoax masihbanyak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier. Teori yang digunakan adalah elaboration likelihood model. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 317 siswa SMA/ SMK/MA di Kabupaten Tegal dengan menggunakan cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh kemampuan penggunaan internet siswa (X1) dan sosialisasi konten hoax (X2) secara bersama-sama terhadap perilaku siswa dalam menerima informasi (Y) sebesar 37,8%. Penelitian ini memiliki temuan baru dimana siswa tidak mengetahui bagaimana cara melaporkan berita dan informasi hoax. Secara otomatis mereka tidak melaporkan jika menerima informasi dan berita yang terindikasi hoax. Faktor lain yang menyebabkan siswa tidak melaporkan adalah karena tidak adanya motivasi yaitu berupa reward. Penting bagi pemerintah untuk lebih mempermudah akses melaporkan berita dan informasi yang terindikasi hoax. Selain itu, memberikan reward bagi pelapor merupakan hal yang penting dan selama ini belum dilakukan. Semakin cepat seseorang melaporkan maka informasi dan berita hoax dapat tertangani dengan cepat dan tidaktersebar ke masyarakat luas.