Kandungan senyawa metabolit sekunder pada bonggol pisang kepok seperti saponin, glikosida dan tanin bersifat sebagai zat antibakteri. Pada penelitian ini bertujuan untuk menghitung kadar saponin dalam bonggol pisang kepok serta melihat pengaruh zat antibakteri ekstrak bonggol pisang kepok terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Merupakan jenis penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil rata-rata kadar saponin total dalam ekstrak bonggol pisang kepok sejumlah 0,8397%. Hasil Ekstrak Bonggol Pisang Kepok yang dilakukan pada pengujian aktivitas antibakteri dikonsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% didapatkan rata-rata diameter zona jernih pada bakteri Staphylococcus aureus sebesar 11,3 mm; 12,2 mm; 14,5 mm; 17,2 mm, dan 19,1 mm. Hasil uji antibakteri dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA, menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap aktivitas bakteri Staphylococcus aureus (sig 0,000 0,05) dan dilanjutkan dengan uji Duncan, menunjukkan perbedaan signifikansi pada konsentrasi 100%, 80% dan 60% dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat kadar saponin dalam ekstrak bonggol pisang kepok sebesar 0,8397% serta ekstrak bonggol pisang kepok berpengaruh menghambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan 100% merupakan konsentrasi terbaik.