p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Bina Teknika
Harwan Ahyadi
Program Studi Teknik Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta Selatan, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Bina Teknika

DISAIN ERGONOMIS TEMPAT OPERASI KHITAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSKULOSKELETAL DENGAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) DAN PENGUKURAN ANTHROPOMETRI Desi Rosyati; Harwan Ahyadi; Nelfiyanti Nelfiyanti
Bina Teknika Vol 15, No 1 (2019): Bina Teknika
Publisher : Faculty of Engineering UPN "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.673 KB) | DOI: 10.54378/bt.v15i1.887

Abstract

Poliklinik khitan adalah poliklinik menangani khitan. Tempat operasi sudah didisain dengan nuansa anak-anak dengan model tempat operasi mempunyai kemiripan mobil yang mempunyai tingginya 50cm atau selutut orang dewasa, yang artinya dokter dan staff Kesehatan harus membungkuk saat menangani pasien. Dokter dan Staff kesehatan di sana pun mengeluh nyeri pada bagian tubuh, seperti punggung, pingang, leher dan kaki, yang biasa disebut dengan musculoskeletal disorders (MSDs). Maka penelitian ini bertujuan untuk mengurangi keluhan tersebut dengan cara mendisain ergonomis tempat  operasi khitan. Pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan, dokumentasi, wawancara, dan penyebaran kuisioner Nordic Body Map untuk mengetahui keluhan pada dokter dan staff kesehatan. Dari skor REBA yang di dapat yaitu 9, bahwa tindakan perbaikan yaitu perlu segera. Pengumpulan data antropometri dilakukan untuk mengetahui ukuran disain tempat  operasi yang sesuai dengan dimensi tubuh dokter dan staff kehatan. Adapun perbandingan ukuran tempat  operasi awal dengan usulan yaitu tinggi tempat  operasi awal 50 cm, dan tinggi tempat  usulan adalah 95-110 cm. Lebar tempat  operasi awal 70 cm, dan lebar tempat  usulan adalah 73 cm. Dan panjang tempat  awal 150 cm, dan tempat  usulan adalah 163 cm.
ANALISIS PERUBAHAN SUDUT BLADE FAN COOLING TOWER TERHADAP PERFORMANCE COOLING TOWER UNIT 3 DI PT.X. Harwan Ahyadi; Achmad Kurnia Aldy Prakoso
Bina Teknika Vol 15, No 2 (2019): Bina Teknika
Publisher : Faculty of Engineering UPN "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.125 KB) | DOI: 10.54378/bt.v15i2.1247

Abstract

Cooling Tower adalah alat yang digunakan untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikanya ke atmosfer. Jenis cooling tower yang dipergunakan pada unit 3 PLTP PT.X adalah Induced draft cooling tower Oleh karena itu dalam sebuah sistem pendingin perlu adanya sebuah evaluasi kinerja dari sebuah alat pendingin, penelitian yang dilakukan adalah analisis terhadap perubahan pada sudut blade fan cooling tower terhadap performance cooling tower. Dalam data spesifikasi cooling tower sebelum dilakukan perubahan sudut, maka didapat range sebesar 19,07°C,  approach sebesar 11,3°C, dan efisiensi sebesar 69,4 %, evaporation loss sebesar 347,60 m³/jam, drift loss sebesar 630,78 m³/jam , windage loss sebesar 2.523,14 m³/jam, make up water sebesar 3.532,51 m³/jam. Hasil  analisis memperoleh range sebesar 19,10°C, approach sebesar 10,8°C, dan efisiensi sebesar 72,27%, evaporation loss sebesar 348,70 m³/jam, drift loss sebesar 580,20 m³/jam , windage loss sebesar 2.374,71 m³/jam, make up water sebesar 3.312,94m³/jam. Dari hasil analisis maka didapat kesimpulan perubahan sudut fan blade cooling tower mempengaruhi nilai range, approach, efisiensi dan kerugian aliran cooling tower.
DISAIN PRODUK GANTUNGAN BAJU DENGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Harwan Ahyadi; Roby Sepri Mufty Ahmad
Bina Teknika Vol 14, No 1 (2018): Bina Teknika
Publisher : Faculty of Engineering UPN "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.6 KB) | DOI: 10.54378/bt.v14i1.270

Abstract

Traveling merupakan kegiatan yang saat ini sedang banyak diminati oleh kaum muda.  Ada  opsi atau pilihan dalam  traveling, misalnya  menginap di tempat  hostel (home stay)  atau  dengan mendirikan tenda dilapangan, salah satunya pilihan adalah hostel(home stay). Kamar di hostel(home stay)biasanya di huni oleh 4 sampai 6 orang, kamar mandi yang disediakan pun biasanya kamar mandi bersama. Kamar mandi disediakan dalam satu ruangan yang diberi sekat–sekat sehingga terbentuk lebih dari satu kamar mandi. Ukuran kamar mandi biasanya 2 m x 1.5 m. Gantungan baju yang disediakan pun terbatas, hanya memiliki 2 cantolan sehingga tidak mampu menampung handuk, pakaian kotor, pakaian bersih, dan peralatan mandi.Dengan melakukan  wawancara kepada 10 responden tentang pengalaman mereka saat menginap di hostel diperoleh  8 atribut yang dibutuhkan untuk membuat kuesioner Kano. Kuesioner disebarkan ke 50 responden, Dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Dengan memperhitungkan bobot hubungan antara kebutuhan konsumen dan spesifikasi teknis, didapat spesifikasi yang akan diterapkan pada produk. Spesifikasi disain gantungan yang didapat dari penelitian adalah sebagai berikut: Dimensi gantungan dengan panjang 30 cm, lebar 1.7 cm, dan tinggi 4.7 cm, berat gantungan di bawah 200 gr, jumlah hook 4, kelengkungan hook maksimal 60 derajat, jarak antar hook 4 cm, gantungan bisa dilipat, memiliki lampu LED dengan tingkat keretangan 10 lumens, temperatur warna 1000-3000K lalu 7000-10000K.
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN SUKU CADANG PESAWAT B737-NG DENGAN PENDEKATAN MODEL PERIODIC REVIEW DI PT. X Harwan Ahyadi; Siti Khodijah
Bina Teknika Vol 13, No 1 (2017): Bina Teknika
Publisher : Faculty of Engineering UPN "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.41 KB) | DOI: 10.54378/bt.v13i1.23

Abstract

PT. X is one of the companies engaged in the field of an aircraft-maintenance and repairing services. PT. X classifies the aircraft spare parts into three groups namely rotable, repairable, and expandable. PT. X has a problem of having shortage inventory of the expandable spare part with 9 unit total of shortage in 2016. If this problem occurs continuously, it can increase the total inventory cost. Therefore, this study discusses the improvement of the inventory control of the expandable spare parts.The first phase of this study is forecasting the existing spare parts of the A Classes. Then, we determine the maximum inventory and the average inventory in warehouse using min-max method. After that, we determine the inventory level which covers ordering period (T), maximum inventory (R) and the average inventory in warehouse using Periodic Review Models. The final phase of this study is comparing the total inventory cost between Periodic Review Models and Min-Max method.The Classification with ABC method result 5 spare parts from A Class with a percentage of total items are 12.5% from 40 total item. Meanwhile, the total value of A Class amounted to 71.80% that had Rp 132,285,644.22 from the total price Rp 184,218,274.36. Periodic Review Models result an ordering period (T) and maximum inventory (R) which is optimal and can minimizes shortage 0 unit from 6 unit in A Class. With this decreased of shortage, it can minimizes the total inventory cost from the company. The comparative results between the total inventory cost using Periodic Review Models and Min-Max Method is Periodic Review Models has a smaller total inventory cost than Min-max Method with a total saving of inventory cost amounted Rp 81,121,836.62 and the percentage savings of 39.25%.