Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EVALUATION OF THE “POLICE GOES TO SCHOOL” CAMPAIGN IN CENTRAL JAVA BASED ON KIRK PATRICK’S RULE Christa Vidia Rana Abimanyu; Endang Widyorini
Journal of Indonesia Road Safety Vol 3 No 1 (2020): Journal of Indonesia Road Safety
Publisher : Traffic Accident Research Center, Indonesia Traffic Police Corps and University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/korlantas-jirs.v3i1.16937

Abstract

This study aims to evaluate and provide input on the implementation of the "Police Goes to School" program in the region of Central Java. Program evaluation was carried out using Kirkpatrick's rules, namely the level of reaction, learning, and behavior. This study observed eight schools as the subjects, both secondary and high schools that had previously received the program and that never obtained it. The eight schools were purposively selected in the Resort Police of Semarang Regency and Municipality. Each school represented 40 students and 2 teachers / staff to the program. This research found that the students whose schools had received the program were satisfied with the implementation of the program, and the students had significantly higher knowledge and behavior scores to maintain traffic order signs than the students whose schools did not receive the program. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan masukan atas pelaksanaan program “Police Goes to School” di wilayah Jawa Tengah. Evaluasi program dilakukan dengan menggunakan kaidah Kirkpatrick yaitu tingkat reaksi, pembelajaran, dan perilaku. Studi ini mengamati delapan sekolah sebagai subyek, baik sekolah menengah pertama maupun atas yang sebelumnya telah menerima program dan tidak pernah mendapatkannya. Kedelapan sekolah tersebut dipilih secara purposif di Polrestabes Semarang. Setiap sekolah mewakili 40 siswa dan 2 guru/staf untuk program tersebut. Hasil penelitian menemukan bahwa siswa yang sekolahnya telah menerima program merasa puas dengan pelaksanaan program, dan siswa memiliki nilai pengetahuan dan perilaku yang secara signifikan lebih tinggi untuk menjaga rambu lalu lintas daripada siswa yang sekolahnya tidak menerima program.
Resilience, Post-Traumatic Growth, and Psychological Well-Being Among Adolescents Experiencing Parents’ Marital Dissolution Daniswara Agusta Wijaya; Endang Widyorini; Emiliana Primastuti; Jemerson Dominguez
Jurnal Ilmu Perilaku Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Perilaku
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jip.5.1.1-20.2021

Abstract

The marital dissolution as a traumatic event for children and adolescents might yield different outcomes for each adolescent. Previous studies suggested that adolescents who have high resilience tend to experience positive changes / post- traumatic growth following traumatic events, which results in higher well-being. Hence, it is necessary to conduct research about resilience and post-traumatic growth as predictors of psychological well-being among adolescents who have been through their parents’ marital dissolution. The recent study aims to investigate the relations among those variables. A total of 56 participants (mean age: 15.27; 66.1% female) who lived in Semarang completed three measurements. Correlational, t-test, and path analysis were applied. The result suggests that both resilience and post-traumatic growth significantly and positively correlated toward psychological well-being. Furthermore, post-traumatic growth was found to have a significant partial mediating effect on the relationship between resilience and psychological well-being. These findings suggest that though promoting resilience could improve the psychological well-being of adolescents who have been through their parents’ marital dissolution, clinicians need to ensure that adolescents experience post-traumatic growth through cognitive therapy or counseling sessions to achieve better psychological well-being.
Regulasi Emosi Sebagai Mediator Antara Insecure Attachment Dan Perilaku Agresif Pada Remaja Binar Nurani Baiduri; Endang Widyorini
JURNAL PSIKOLOGI Vol 19, No 1 (2023): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v19i1.20065

Abstract

Perilaku agresif sering menjadi permasalahan yang muncul pada remaja. Perilaku agresif berkaitan dengan kurangnya keterampilan remaja dalam melakukan regulasi emosi. Remaja dengan insecure attachment akan memiliki regulasi emosi yang kurang baik. Selain itu, insecure attachment dapat menjadi prediktor munculnya perilaku agresif remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah regulasi emosi menjadi mediator antara insecure attachment dan perilaku agresif pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melibatkan 459 responden yang masih aktif bersekolah SMP di kota Semarang dan berusia 12-15 tahun, yang diperoleh secara accidental sampling. Data diperoleh menggunakan Buss-Perry Aggression Questionnaire Short Form, The Experiences in Close Relationships —Revised General Short Form (ECR-R-GSF), dan Emotion Regulation Questionnaire (ERQ), yang kemudian dianalisis menggunakan analisis jalur. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa regulasi emosi menjadi mediator antara insecure attachment dan perilaku agresif (p = 0,000 < 0,05), selain itu perilaku agresif dapat dipengaruhi oleh regulasi emosi (β = -0,207, p = 0.000) dan insecure attachment (β = 0,255, p = 0,000). Regulasi emosi dan insecure attachment memberikan pengaruh sebesar 17,3% terhadap perilaku agresif, sisanya kontribusi dari variabel lainnya
Self-esteem, neuroticism, dan celebrity worship pada remaja penggemar K-pop Monicaningtyas Inferlambang; Endang Widyorini; Sri Sumijati
Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan Vol 5, No 1 (2023): Mei
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jptp.v5i1.25899

Abstract

Memiliki dan memuja idola merupakan hal normal pada masa perkembangan remaja. Namun, perilaku memuja idola yang berlebihan menjadi hal yang tidak wajar. Celebrity worship merujuk pada sebuah fenomena kontinum terkait kekaguman penggemar terhadap tokoh selebritis dari normal hingga psikopatologis. Salah satu faktor yang mempengaruhi celebrity worship adalah self-esteem. Faktor lain yang mempengaruhi celebrity worship adalah kepribadian neuroticism. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara self-esteem, neuroticism dengan celebrity worship pada remaja penggemar K-pop. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Populasi penelitian ini adalah remaja penggemar K-pop yang tersebar di Indonesia. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 269 remaja penggemar K-pop berusia 12-15 tahun yang tersebar di Indonesia. Alat ukur yang digunakan terdiri dari tiga skala, yaitu skala celebrity worship, Rosenberg Self Esteem Scale (RSES), dan skala NEO PI-R (faktor neuroticism) yang didistribusikan secara online. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan perolehan nilai F=3,045 dengan sign p value=0,049 (p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh antara self-esteem, neuroticism dengan celebrity worship pada remaja penggemar K-pop.
HARGA DIRI, KONFORMITAS TEMAN SEBAYA, DAN PERILAKU PERUNDUNGAN PADA REMAJA Yohana Sondang Activa Hutabarat; Endang Widyorini; Esthi Rahayu
Jurnal Psikologi Vol 14, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2021.v14i1.3668

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh harga diri dan konformitas teman sebaya terhadap perilaku perundungan pada remaja. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 124 siswa SMP di kota Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan cakupan usia 13-16 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah skala perilaku perundungan, skala harga diri, dan skala konformitas teman sebaya.. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis korelasi ganda untuk menguji hipotesis mayor, dan analisis Product Moment untuk menguji hipotesis minor. Dari hasil analisis terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara harga diri dan konformitas teman sebaya dengan perilaku perundungan pada remaja. Variabel harga diri dan konformitas teman sebaya memberikan sumbangan efektif sebesar 41% terhadap perilaku perundungan pada remaja.