Auliya Warzuqni
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KESEHATAN MENTAL REMAJA PUTRI KORBAN PERCERAIAN ORANG TUA Erlina Harahap; Sukatno Sukatno; Auliya Warzuqni; Nor Mita Ika Saputri
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 6, No 2 (2021): RISTEKDIK : JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING - JULI-DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2021.v6i2.268-272

Abstract

Perceraian tidak hanya berdampak bagi yang bersangkutan (suami-istri) namun juga melibatkan anak khususnya remaja putri dan beban tersendiri bagi anak sehingga berdampak pada mentalnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesehatan mental remaja putri korban perceraian orang tua. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) penyebab perceraian di Desa Kasik Putih Kecamatan Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat disebabkan oleh faktor ekonomi, perselingkuhan yang merambat kepada hal-hal yang lain seperti kekerasan dalam rumah tangga (kdrt). 2) Gangguan kesehatan mental yang di alami oleh remaja putri korban perceraian seperti perasaan dendam, marah juga menyalahi orang tuanya, sedih juga menyalahkan diri sendiri, perasaan tidak disukai, kehilangan rasa aman dan kehangatan, dan bersikap agresif. 3) dampak setelah orang tua bercerai hidupnya berantakan merasa kecewa dan hancur yang paling mendalam adalah putus sekolah tidak bersemangat dalam bersekolah dan merasa minder bila bersama teman-teman. Kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil penelitian ini bimbingan. Bimbingan konseling keluarga ini merupakan suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai keseimbangan dimana setiap keluarga merasakan kebahagiaan. Konseling keluarga dapat dijadikan salah satu cara atau solusi bijak mengatasi dan memberi solusi dalam permasalah keluarga dan pada dasarnya dapat menekan dan meminimalisir terjadinya gangguan kesehatan mental pada remaja putri korban perceraian. Bagi remaja putri, diharapkan agar mampu mengendalikan diri saat mengahadapi masalah dan merubah pandangan agar lebih positif  dan memperbanyak kegiatan-kegiatan yang baik dan positif untuk diri dan kehidupan serta selalu dan mendekatkan diri kepada sang pencipta yaitu Allah SWT.