Erosi pada lereng jalan merupakan awal dari terjadinya longsor yang dapat membuat kerusakan yang sangatbesar. Oleh karenanya penanganan erosi pada lereng atau tebing jalan perlu ditanggapi dengan serius. Salah satuteknologi yang dapat diterapkan untuk menangani masalah erosi yang terjadi pada lereng yang curam dan dalam arealyang luas adalah hydroseeding. Hydroseeding merupakan teknologi alternatif penaburan benih secara tradisionaldengan mencampurkan bahan lainnya seperti tackifier (bahan perekat), pupuk, mulsa, air, atau bahan lainnya yangdisemprotkan menggunakan pompa hidrolik (Siswomartono, 1989).Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosisterbaik daripada campuran mulsa serutan kayu dan polyacrylamide sebagai bahan hydroseeding untuk memperbaikikimia. Metode Penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktor tunggal antara mulsa serutankayu dengan Polyacrrylamide dengan 16 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil Penelitian menunjukkan mulsa serutan kayudan polyacrylamide yang digunakan sebagai bahan campuran hydroseeding dapat memperbaiki sifat kimia tanah Corganik,N-total, C/N rasio dan KTK (kemampuan Tukar Kation). Perlakuan P (mulsa serutan kayu 28,30 gram/pot danpolyacrylamide 0,19 gram/pot) mampu memberikan hasil terbaik terhadap C-organik dengan persentase 2,65 %, Ntotaldengan persentase 0,35 %, C/N rasio dengan persentase 7,66 dan KTK tanah dengan persentase 21,23 cmol/kg.Kata Kunci: Hydroseeding, Mulsa serutan kayu, Polyacrylamide, C-organik, N-total, KTK, dan C/N rasio