This Author published in this journals
All Journal Menara Ilmu
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

SISTEM PERULANGAN BAHASA KERINCI DIALEK RAWANG Suci Maiza -
Menara Ilmu Vol 12, No 1 (2018): Vol. XII No. 1 Januari 2018
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v12i1.556

Abstract

Dalam struktur bahasa Kerinci terdapat gejala munculnya dua bentuk atau lebih padakata dasar bila kata dasar tersebut digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini secaralangsung akan berpengaruh pula terhadap reduplikasi dan kata ulang yang dihasilkan. Karenaadanya variasi bentuk kata ulang BKDR maka makna perulangannaya akan berbeda sesuaidengan kalimat yang digunakan. Contoh kata nyibik „cubit‟ memiliki variasi bentuk nyibungk,cibungk, dan cibik. Pada kata ulang bentuk pertama akan menghasilkan makna yangberhubungan dengan pekerjaan, makna bentuk kata ulang yang kedua adalah perbuatan yangdilakukan berulang-ulang, makna kata ulang ketiga adalah perbuatan yang dilakukan denganenak santai. Meskipun begitu, kata ulang ini berasal dari kata dasar yang sama yaitu cibik(cubit). Oleh karena itu, penelitian kata ulang bahasa kerinci dialek Rawang penting dilakukan.Hal ini dikarenakan 1. Dalam BKDR terdapat gejala munculnya dua bentuk atau lebih padasebuah kata dasar yang akan berpengaruh pada proses pengulangan, 2. Kata ulang BKDR tidakhanya memiliki makna gramatika tetapi juga memiliki makna non gramatika pada bentuk kataulang yang samaJenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Jenis datadalam penelitian ini adalah data lisan berupa kata ulang yang digunakan informan sebagaipenur bahasa Kerinci Dialek Rawang. Sumber data adalah informan yang dipilih bedasarkankriteria tetentu berusia pertengahan, pendidikannya tidak terlalu tinggi tetapi tidak pula butahuruf, penduduk asli dan menguasai dialeknya dengan baik, karena data bersifat homogenmaka informan hanya dibatasi 4 orang yang dipilih secara acak dari beberapa desa diHamparan Rawang. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yangdilengkapi dengan alat tulis dan alat perekam. Instrumen pembantu berupa alat pedomanwawancara yaitu daftar tanyaan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknikcakap. Teknik cakap terdiri dari a. Teknik dasar, b. Teknik pancing, c. Teknik lanjutan cakapsemuka, d. Teknik cakap tan semuka dan e. Teknik lanjutan dan f. Teknik catat. Pengumpulandata dilakukan dengan melakukan wawancara dengan informan. Teknik analisis data berupa 1.Mengumpulkan dan mencatat data, 2. Data yang terkumpul diklasifikasikan dan dipisahkanmenurut kriteria data yang telah ditentukan, 3. Data yang terkumpul dianalisis dengan langkahlangkahsesuai dengan masalah penelitian.Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa munculnya dua bentuk atau lebihpada kata ulang BKDR merupakan bentuk khusus. Maksudnya ialah perubahan pada bentukperulangan merupakan komponen bunyi, jadi meskipun bentuk dan maknanya berubah namunakan tetap memiliki kesatuan morfologis. Bentuk kata ulang BKDR yaitu kata ulang utuh, kataulang sebagian, Karena adanya variasi bentuk kata ulang BKDR maka makna perulangannayaakan berbeda sesuai dengan kalimat yang digunakan memiliki bentuk yang beragam yaitu kataulang utuh, kata ulang sebagaian, kata ulang berkombinasi dengan afiks dan kata ulangperubahan fonem. Makna yang dihasilakn oleh kata ulang BKDR adalah makna gramtikamenyatakan banyak, menyatakan berhubungan dengan kata yang diterangkan, menyatakanmakna tak bersayarat, menyatakan menyerupai, menyatakan saling, menyatakan hal yangberhubungan dengan pekerjaan, menyatakan intensitas perasaan, menyatakan tingkat palingtinggi, menyatakan agak, menyatakan perbuatan berulang-ulang, dan menyatakan perbuatanyang dilakukan dengan santai. Makna non gramatika yang dihasilkan pada kata ulang BKDRadalah makna idiomatis yang tidak bisa diprediksi secara langsung. Makna tersebut munculberdasarkan konvensi kesepakatan berbahasa masyarakat penuturnya