Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Relationship between calcium and magnesium intake and blood pressure in adulthood Dwi Lestari
Ilmu Gizi Indonesia Vol 3, No 1 (2019): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.193 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v3i1.112

Abstract

Background: Hypertension occurs due to environmental factors, genetic factors and interactions between them. Environmental factors affected the most on blood pressure are food or dietary, which it plays the most important role in blood pressure homeostasis. Calcium and magnesium levels in the blood are important because calcium makes the heart contract, while magnesium functions to help the heart muscle for relaxation. Objective: This study aimed to determine the relationship between calcium and magnesium intake and blood pressure at age 18 ̶ 44 years in Kedungkandang, Malang. Methods: This was cross-sectional study with consecutive samplingon the sample of 90 people. Calcium and magnesium intakeswere obtained using weighing food record and 24-hours food recall. Blood pressure was measured using a mercury sphygmomanometer. Bivariate analysis was performed by Spearman Rank Correlation test. Results: There was no significant relationship between calcium intake and systolic and diastolic blood pressure (p>0.05). Between magnesium intake and systolic blood pressures showed a significant relationship (p=0.005, r=0.207), butfor diastolic blood pressure had nosignificant relationship (p>0.05). Daily average of calcium intakewas 208.5±123 mg and magnesium intake was 226.2±110.2 mg. Conclusion: There was a significant relationship between magnesium intake and systolic blood pressure, but the closeness of the relationship was weak and positive, meaning that the higher magnesium intake the higher systolic blood pressure. On the other hand, there was no significant relationship between calcium intake and systolic and diastolic blood pressure.
Diseminasi dan Adopsi Teknologi Pertanian Lahan Kering: Tantangan Pemenuhan Gizi Masyarakat di Indonesia bagian Timur Dwi Lestari; Lilik Triyanto
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 3, No 1 (2019): JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.221 KB) | DOI: 10.36312/jisip.v3i1.645

Abstract

Pemenuhan gizi masyarakat tidak dapat terlepas dari peran penting dari sektor pertanian, yang merupakan ujung tombak lumbung pangan nasional. Hal ini yang mendasari adanya keterkaitan yang erat antara sektor pertanian dan keberhasilan pemenuhan gizi masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan terbesar pemenuhan gizi masyarakat justru berasal dari sektor pertanian (produksi pangan). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan merumuskan rekomendasi upaya perbaikan dalam menjawab tantangan diseminasi dan adopsi teknologi khususnya pertanian lahan kering,guna mendukung produksi pangan di Indonesia bagian Timur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa memang perlu adanya optimalisasi pemanfaatan lahan kering melalui adopsi teknologi yang tepat sasaran. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk memperbaiki masalah yang ada, yaitu mulai dari peran penyuluh, pemanfaatan lahan marginal, hingga dukungan penelitian-penelitian terkait yang sifatnya lebih komprehensif.
Peran kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus (L.)) pada sel lemak retroperitoneal tikus Sprague Dawley yang diberi diet tinggi lemak Dwi Lestari; Wiryatun Lestariana; Lily Arsanti Lestari; Arta Farmawati
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 16, No 1 (2019): Juli
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1283.601 KB) | DOI: 10.22146/ijcn.41676

Abstract

The role of mung bean sprouts (Phaseolus radiatus (L.)) on retroperitoneal fat cells of Sprague Dawley rats fed a high-fat dietBackground: The tendency of current lifestyles with high consumption patterns of fat is one of the factors causing obesity which is a risk of cardiovascular disease. Prevention of cardiovascular disease can be done by adopting a dietary pattern that is rich in antioxidants including consumption of sources of vitamin E. Sprouts from mung beans contain vitamin E and phytochemicals rich in antioxidants, so they can be used as an alternative to prevent hyperlipidemia sourced from daily functional food.Objective: To assess the effects of mung bean sprouts on retroperitoneal fat weight, cell number and cell diameter in rats fed high-fat feed.Method: This research is an experimental study with a post-test design with the control group. Thirty-four male Sprague Dawley rats ± 2 months old were divided into five groups, group I (standard feed), group II (high-fat feed), group III (high-fat feed and intervention of feeding tube of mung bean sprout 0.67 g/ 200 g BW), group IV (high fat feed and intervention of feeding tube of mung bean sprout 1.34 g / 200 g BW), and group V (high-fat feed and 23 IU dose of vitamin E supplement with feeding tube). After adaptation for three days, the intervention was carried out for four weeks. Analysis of fat weight, fat cell number, and fat cell diameter were done after the treatments. Data analysis using the One-Way ANOVA test. Results: Mung bean sprout dose of 1.34 g given for 4 weeks did not significantly decrease fat weight and cell number, but it decreased the diameter of retroperitoneal fat cells.Conclusion: Mung bean sprouts dose 1.34 g was better than a dose of 0.67 g and vitamin E supplementation in reducing the diameter of retroperitoneal fat cells in rats fed a high-fat diet.
Penyuluhan Keamanan Pangan Rumah Tangga Pada Masa Pandemi Covid-19 di Desa Sigerongan Febrina Sulistiawati; Dwi Lestari
Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): Abdinesia: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang harus dibarengi pula dengan terjaminnya keamanan makanan tersebut. Secara umum, keamanan pangan (food safety) adalah hal-hal yang membuat produk pangan aman untuk dimakan, bebas dari faktor-faktor yang bisa menyebabkan penyakit misalnya banyak mengandung sumber penular penyakit (infectious agents), mengandung bahan kimia beracun, dan mengandung benda asing (foreign objects). Salah satu kelompok dengan sistem imunitas tubuh yang rendah sehingga lebih rentan untuk mengidap penyakit atau infeksi adalah ibu hamil. Pada masa pandemi virus covid-19 saat ini, ibu hamil perlu mengetahui dengan baik faktor resiko yang dapat meningkatkan paparan virus sehingga perlu diberikan penyuluhan terkait keamanan pangan pada proses persiapan, pengolahan dan penyajian pangan di tingkat rumah tangga. Diharapkan dengan penyuluhan tersebut muncul kesadaran untuk melakukan praktik persiapan, pengolahan dan penyajian pangan yang sesuai dengan kaidah keamanan pangan sehingga dapat membantu masyarakat terutama ibu hamil untuk mencegah tertular dari virus covid-19. Kegiatan Penyuluhan Keamananan Pangan Rumah Tangga dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya tingkat pengetahuan responden (ibu hamil) tentang keamanan pangan rumah tangga baik dari tahap persiapan, pengolahan hingga penyajian bahan pangan.
Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Serta Gizi Seimbang Pada Ibu Hamil untuk Meningkatkan Imunitas Pada Masa Pandemi Covid-19 Dwi Lestari; Febrina Sulistiawati; Dian Neni Naelasari
Abdinesia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 1 (2021): Abdinesia: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meluasnya peryebaran Corona Virus Disease (COVID-19) di Indonesia semakin meningkat. Tingkat mobilitas penduduk yang tinggi antar daerah merupakan salah satu mata rantai penularan yang sulit diputus. Sehingga fokus utama upaya pencegahan yaitu dengan memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19. Beberapa cara efektif yang dapat dilakukan yakni social distancing, isolasi mandiri, serta penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan gizi dan memiliki sistem imunitas yang rendah. Kebutuhan gizi yang kurang terpenuhi dan rendahnya imunitas selama kehamilan dapat mempengaruhi kondisi gizi ibu dan tumbuh kembang janin, termasuk mudah mengidapp penyakit infeksi. Tujuan kegiatan pengabdian yaitu untuk memberikan pengalaman belajar, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, serta perilaku sehingga masyarakat (ibu hamil) sadar, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat dan gizi seimbang. Sasaran kegiatan adalah ibu hamil yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sigerongan. Kegiatan pengabdian berupa Komunikasi Informasi dan Edukasi KIE), meliputi kegiatan pre-test, penyampaian materi, demonstrasi dan kegiatan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan phbs dan gizi ibu hamil berdasarkan hasil pre-test dan post test. Tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kategori baik saat pre-test sebanyak 4 orang, sedangkan pada saat post-test meningkat menjadi 15 orang. Kegiatan berjalan dengan lancer dan ibu hamil dapat memahami konsep tentang phbs dan gizi ibu hamil.
FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN ASAM URAT PADA LANSIA Ayu Diana Meilantika; Satiti Kawuri Putri; Trimaya Cahya Mulat; Dwi Lestari; Widya Lestari Nurpratama
Ensiklopedia of Journal Vol 6, No 3 (2024): Vol. 6 No. 3 Edisi 1 April 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/eoj.v6i3.2264

Abstract

High uric acid levels in the elderly can be a risk indicator for various chronic diseases, including heart disease and kidney disease. The problem is that out of 798 elderly people who visit the Berseri Pangkalan Kerinci Health Center, 148 elderly people suffer from gout.  This study aims to determine the factors associated with uric acid levels in the elderly at the Berseri Pangkalan Kerinci Health Center. Research is quantitative with a cross sectional approach. The population was all the elderly who visited Berseri Pangkalan Kerinci as many as 148 people. The sample size of 108 respondents was taken using purposive sampling technique.  The research measuring instrument is a questionnaire. Data analysis with chi square test. The results showed that the majority of IMT respondents were not obese as many as 62 respondents (57.4%), low purine diet 76 respondents (70.4%), no genetic history of gout 59 respondents (54.6%) and normal uric acid levels were 57 respondents (52.8%). There is a relationship between BMI (p = 0.008) and diet (p = 0.007) with uric acid levels in the elderly. There is no genetic factor relationship (p = 0.307) with uric acid levels in the elderly. It is recommended for the elderly to be able to have a healthy diet, do physical activities such as exercise and maintain ideal body weight to avoid various diseases, one of which is gout.Keywords: Uric Acid, BMI, Elderly, Diet