Uyek Malik Yakop
Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

VARIATION IN THE RESISTANCE OF FABA BEAN (Vicia faba L.) TO ASCOCHYTA BLIGHT Uyek Malik Yakop
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Crop Agro
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Faba bean (Vicia faba L.) is important grain legumes in the world as it is a source of protein in the human diet, used as animal feed and for crop rotation to break disease cycles of cereals. Faba bean is adversely affected by a fungal disease Ascochyta blight (Ascochyta fabae) which limit productivity and production in some countries. There was variation among putatively resistant accessions in their response to various isolates of A. fabae. The present study was conducted to identify variation in the resistance of several faba bean accessions to isolates of A. fabae and variability of virulence among the isolates. The experiment was conducted in two stages using two different seed samples, namely bulk samples and single plant derived pure lines. Eight accessions tested were Acc299, 303, 342, 508, 680, 948, 970 and Ascot, while eight isolates used included 252/92, A26, 166/92, 493/92, 219/92, 260/92, 331/91 and 526/92. The reaction of pure lines of Acc 303, 680, 948, 970 and 622 or Ascot were resistant to all isolates tested, while Acc 299 and 508 were resistant to several isolates, but not all. The pathogenic variability of isolates of A. fabae was apparent. This is based on the fact that some isolates (331/91 and 526/92) caused more disease on all accessions while other isolates caused disease on either most, or only a few accessions. Isolate 331/91 resulted in the greatest discrimination between resistant and susceptible accessions and for this reason it was suggested to select for genetic studies in the resistance of faba bean (Vicia faba L.) to Ascochyta blight. ABSTRAK Kacang babi (Vicia faba L.) adalah kacang-kacang yang penting di dunia karena merupakan sumber makanan yang mengandung protein, dapat digunakan sebagai makanan ternak dan sebagai tanaman untuk pergiliran tanam serealia dalam usaha memotong siklus keberadaan penyakit. Kacang babi rentan terhadap serangan jamur bercak daun Ascochyta (Ascochyta fabae) yang dapat menurunkan produktivitas dan hasil tanaman di beberapa negara. Terdapat perbedaan respon yang nyata diantara galur-galur yang tahan terhadap isolat A. fabae. Penelitian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi vasiasi ketahanan beberapa aksesi kacang babi terhadap beberapa isolat A. fabae dan variabilitas virulensi diantara isolat-isolat tersebut. Percobaan dilakukan dua tahap dengan menggunakan sampel benih yang berbeda, yaitu sampel bulk dan tanaman tunggal berasal dari galur murni. Delapan galur yang di uji antara lain Acc299, 303, 342, 508, 680, 948, 970 dan Ascot, sedangkan delapan isolat yang digunakan antara lain adalah 252/92, A26, 166/92, 493/92, 219/92, 260/92, 331/91 and 526/92. Reaksi dari beberapa galur murni (Acc 303, 680, 948, 970 dan 622 atau Ascot) adalah tahan terhadap semua isolat yang diujikan, sementara Acc 299 dan 508 hanya tahan terhadap beberapa isolat saja, dan tidak terhadap semua isolat yang diujikan. Variabilitas virulensi dari isolat-isolat A. fabae tampak nyata mengingat dua isolat (331/91 and 526/92) menyebabkan infeksi terhadap semua genotipe sementara isolat yang lain menimbulkan penyakit hanya terhadap beberapa genotipe saja. Isolat 331/91 menunjukkan diskriminasi yang paling tinggi antara penampakan rentan dan tahan dari aksesi-aksesi, sehingga isolat tersebut dapat disarankan untuk dapat digunakan di dalam pengujian lebih lanjut untuk ketahanan kacang babi (Vicia faba L.) terhadap Ascochyta fabae.
KAJIAN DAYA HASIL KACANG BERAS YANG DITUMPANGSARIKAN DENGAN JAGUNG DAN UBI KAYU DI LAHAN KERING Taufan Febrianto; Uyek Malik Yakop; Lestari Ujianto
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 9 No 2 (2016): jurnal Crop Agro Januari 2016
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hasil tanaman kacang beras yang ditumpangsarikan dengan jagung, ubi kayu, jagung dan ubi kayu di lahan kering. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan satu perlakuan pola tanam monokultur dan tiga pola tanaman tumpangsari, masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Dengan demikian akan ada 12 petak percobaan. Perlakuan sistem tanaman tumpangsari sebagai berikut: P1: Monokultur kacang beras, P2: Tumpangsari kacang beras dan jagung, P3: Tumpangsari kacang beras dan ubi kayu, P4: Tumpangsari kacang beras, jagung, dan ubi kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwadaya hasil tanaman kacang beras yang ditumpangsarikan dengan jagung, ubi kayu, jagung dan ubi kayu tidak memberikan hasil yang berbeda nyata dengan penanaman secara monokultur,kecuali pada tumpangsari tanaman kacang berasdan ubi kayu untuk parameter jumlah biji per polong. ABSTRACT The objective of this research was to determine the yield ability of rice bean plants intercropped with maize, cassava, maize and cassava on dry land. The experimental design used was a randomized completely block design with four treatments. Each treatment was replicated three times. Thus there were 12 experimental units. The treatments consisted of intercropping system as follows: P1: monoculture rice beans, P2: Intercropping of rice beans with maize, P3: Intercropping rice beans with cassava, P4: Intercropping rice beans with maize and cassava. The results showed that the yield of rice bean plants intercropped with maize, cassava, maize and cassava was not significantly different with the cropping monocultures, except the rice bean intercropped with cassava for parameter of the seeds number per pod.
Pengujian Daya Hasil Pendahuluan Kacang Sayur Hibrida Ungu Pada Dua Lokasi Yang Berbeda Agroekosistemnya Uyek Malik Yakop
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.346 KB)

Abstract

Kacang sayur berpolong ungu ini telah mengalami 7 kali seleksi, sehingga sudah menunjukkan keseragaman yang cukup tinggi, warna polongnya sudah lebih dri 95% berwarna ungu. Warna polong ungu sangat terkait dengan kandungan anthosianin. Semakin ungu warna polongnya menunjukkan semakin tinggi kandungan anthosianinnya. Oleh karena itu perlu adanya pengujian daya hasil pendahuluan beberapa galur kacang sayur hasil seleksi pada dua lokasi yang berbeda agroekosistemnya yaitu di lahan kering dan di lahan Sawah untuk melihat indek sensitifitas dan adaptasinya. Kacang sayur hibrida ini diperoleh melalui hibridisasi antar spesies kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp.) varietas lokal NTB dengan kacang panjang (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth). Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan varietas unggul baru kacang sayur hibrida ungu yang kandungan Protein dan Anthosianinnya tinggi, toleran terhadap kekeringan, tanpa lanjaran dalam sistem budidayanya serta produksinya tinggi. Kegiatan penelitian ini merupakan rangkaian penelitian sebelumnya yang telah dilakukan berupa hibridisasi antara kacang tunggak dengan kacang panjang yang dilanjutkan seleksi hingga generasi ketujuh. Sepuluh galur akan ditanam untuk pengujian pada lahan kering di Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara dan lahan sawah di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Karakter yang diamati yaitu warna polong, jumlah polong per tanaman, panjang polong, diameter polong, kelunakan polong, bobot polong segar, jumlah biji per polong, diameter batang, jumlah cabang produktif, dan umur panen.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Galur kacang hibrida nomor 85 (GKH85) mempunyai daya hasil yang paling tinggi dibandingkan galur yang lain tetapi tidak berbeda nyata dengan galur kacang hibrida nomor 51 (GKH51); 2). Koefisien keragaman genetik adalah berkisar 7,04 hingga 46,30. Nilai heritabilitas arti luas adalah berkisar antara 17,9 hingga 86,2 lebih besar dibandingkan dengan heritabilitas arti sempit berkisar antara 11,8 hingga 67,9; 3). Jumlah polong per tanaman memiliki korelasi yang positif nyata terhadap hasil sehingga dapat dijadikan sebagai kreteria seleksi untuk perbaikan hasil