Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Cakrawala Pendidikan

KONSTRIBUSI KEBIJAKAN PENINGKATAN JUMLAH SISWA SMK TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA PH, Slamet
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN EDISI OKTOBER 2016, TH. XXXV, NO. 3
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.649 KB) | DOI: 10.21831/cp.v35i3.11443

Abstract

Abstrak: Untuk mendukung pembangunan ekonomi, Kementerian Pendidikan Nasional membuat kebijakan yang signifikan tentang proporsi jumlah siswa SMA dan SMK dari 57,85%:42,15% pada tahun 2007 dan menjadi 30%:70% pada tahun 2014. Kebijakan tersebut diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran. Kebijakan tersebut hanya didasarkan atas asumsi dan bukan data. Tujuan penelitian ini untuk: (1) menemukan proporsi jumlah siswa SMA dibanding siswa SMK tahun 2007 dan tahun 2014; (2) menemukan besarnya dukungan perbanyakan jumlah siswa SMK terhadap pertumbuhan ekonomi; (3) menemukan kontribusi ekspansi jumlah siswa SMK terhadap pengurangan pengangguran; (4) menyusun konsep proporsi jumlah siswa SMA dan SMK yang selaras dengan kebutuhan pembangunan ekonomi. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) proporsi jumlah siswa SMA:SMK pada tahun 2014 adalah 51%:49%; (2) peningkatan jumlah siswa SMK tidak mendukung pertumbuhan ekonomi; (3) peningkatan jumlah siswa SMK menyebabkan tingkat pengangguran lulusan SMK makin tinggi; dan (4) idealnya, proporsi jumlah siswa SMA dan SMK didasarkan atas kebutuhan tenaga kerja. Kata kunci: proporsi, konstribusi, pertumbuhan ekonomi, dan pengagguran THE CONTRIBUTION OF POLICY OF INCREASING THE NUMBER OF VOCATIONAL STUDENTS TO ECONOMIC DEVELOPMENT IN INDONESIA Abstract: To support economic development, The National Education Ministry made significant policy regarding the ratio of general secondary school students to vocational secondary school students from 57.85%:42.15% in 2007 to 30%:70% by 2014, supposedly. It is expected that the policy can support economic growth dan reduce unemployment. This policy change was decided based on assumption only and not based on accurate labor information. The objectives of this study were to find out: (1) proportion of general and vocational school students in 2007 and 2014; (2) the support to economic development from increasing the number of vocational secondary school students in 2007 and 2014; (3) to find out the contribution of increasing the number of vocational school students to unemployment reduction; and (4) the concept of link & match between vocational school and the world of work in terms of quantity.The research method used to achieve the objectives of research was descriptive quantitative. The research found that: (1) the ratio of general and vocational secondary school students was 51%:49% in 2014; (2) increasing the number of vocational school students did not support economic growth; (3) increasing the number of vocational school students increased unemployment of vocational school graduates; and (4) ideally, proportion of general and vocational students must be based on the needs of labor. Keywords: proportion, contribution, economic growth, and unemployment
PERAN PENDIDIKAN VOKASI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI PH., Slamet
Jurnal Cakrawala Pendidikan No 2 (2011): CAKRAWALA PENDIDIKAN Mei 2011, Th. XXX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.802 KB) | DOI: 10.21831/cp.v0i2.4227

Abstract

Abstract: The Contribution of Vocational Education to Economic Development. One of the challenges lying ahead is how to improve the contribution of vocational education to economic development. Several studies confirm that such contribution is very significant. In the current practices of vocational education, however, there is still a mismatch among quantitative, qualitative, location, and time requirements that stem from the world of work. The world of work requires that vocational education produce graduates that are in line with those four requirements. Efforts to maximize the contribution of vocational education to economic development can be undertaken by offering vocational education based on Indonesian characteristics, strengthening link and match with the world of work, integrating soft skills into learning, and implementing entrepreneurship education (small scale enterprise education). Keywords : vocational education, economic development, link and match, soft skills, and entrepreneurship
POLITIK PENDIDIKAN INDONESIA DALAM ABAD KE-21 Slamet PH
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN OKTOBER 2014, TH. XXXIII, NO. 3
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v3i3.2377

Abstract

Abstrak: Arah politik pendidikan Indonesia masih mosaik dan kurang meng-Indonesia, yang ditunjukkan oleh kebijakan, perencanaan, dan penganggaran yang kurang berpijak pada bumi nusantara. Idealnya, arah politik pendidikan Indonesia harus meng-Indonesia yaitu pembangunan pendidikan yang berpijak pada Pancasila, UUD 45, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, karakteristik, kekayaan, dan ragam kebutuhan Indonesia yaitu kebutuhan peserta didik, keluarga, masyarakat, dan berbagai sektor pembangunan dan sub-sub sektornya, selain harus mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal seraya memenuhi kebutuhan nasional dan tuntutan global. Indonesia tidak perlu kuatir terpelanting dalam era kesejagatan, asal tingkat kesiapan untuk menghadapinya memadai. Strategi politik pendidikan yang harus ditempuh untuk menghadapi abad ke-21 adalah menyeleksi nilai-nilai yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk diajarkan kepada peserta didik dan secara aktif memberikan kontribusi terhadap pembangunan pendidikan dunia. Kata Kunci: arah politik pendidikan Indonesia, pendidikan yang meng-Indonesia, strategi politik pendidikan IndonesiaINDONESIAN EDUCATION POLITICS IN THE TWENTY FIRST CENTURY Abstract: The direction of Indonesian education politics is still mosaic and lacks of Indonesian based education, showed by policies, plans, and budgets which are not based on real needs of the country. Ideally, the direction of Indonesian education politics must be based on Pancasila, Constitution 1945, United Indonesia, Diversity in Unity, characteristics, resources/capitals, and diversified needs of Indonesia i.e. student, family, community, and development sectors and their subs sectors, and at the same time accommodating local wisdoms, complying national requirements and fulfilling national needs and actively contributing to the world education development. It is not necessary for Indonesia to worry about global challenges as long as Indonesia is well prepared to confront them. The chosen education political strategy to confront the twenty first century is by selecting values relevant to the needs of Indonesia and actively contributing the world education development. Keywords: direction of Indonesian education politics, Indonesia based education, political strategy of Indonesian education PENDAHULUAN Kehidupan yang diciptakan oleh-Nya selalu berpasang-pasangan. Kalau ada sebab (tujuan yang akan dicapai), pasti ada akibat (upaya-upaya yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan). Kehidupan adalah perubahan dan siapa yang tidak mau berubah akan punah. Perubahan akan terus berlangsung, dengan atau tanpa kita. Untuk mengikuti perubahan, manusia harus selalu berjuang, memperbaiki diri melalui belajar, belajar ulang, dan bahkan melupakan pembelajaran masa lalu yang tidak lagi selaras dengan tuntutan zaman. Pendidikan nasional dapat dikategorikan sebagai kehidupan karena memiliki 324 sifat untuk berubah, baik dalam tuj
PENGEMBANGAN SMK MODEL UNTUK MASA DEPAN Slamet PH PH
Jurnal Cakrawala Pendidikan No 1 (2013): CAKRAWALA PENDIDIKAN Februari 2013, Th. XXXII, No. 1
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.353 KB) | DOI: 10.21831/cp.v5i1.1256

Abstract

Abstrak: Praktik penyelenggaraan SMK di Indonesia saat ini menunjukkan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: menyelenggarakan fungsi tunggal, yaitu menyiapkan siswa untuk bekerja, untuk menjadi karyawan, dan kurang menyiapkan untuk menjadi wirausahawan, kurang cepat tanggap terhadap tuntutan-tuntutan pembangunan ekonomi, lemah keselarasannya dengan dunia kerja, dan tidak ada jaminan untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Tekanan-tekanan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap SMK sangat banyak, tetapi beberapa hal berikut harus segera ditanggapi, yaitu rencana pembangunan jangka panjang nasional, cetak biru insan Indonesia cerdas dan kompetitif 2025, master plan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia, keanekaragaman kebutuhan masyarakat, kemajuan teknologi, dan tuntutan globalisasi. Agar SMK dapat memainkan peran lebih penting dalam pembangunan ekonomi, SMK harus memperluas fungsinya dari fungsi tunggal menjadi SMK Model yang menyelenggarakan fungsi majemuk yang selaras dengan kemajemukan kebutuhan masyarakat. Transisi dari SMK fungsi tunggal menjadi SMK Model (fungsi majemuk) memerlukan restrukturisasi dalam kebijakan, perencanaan, penganggaran, kelembagaan, dan sumber daya. Kata Kunci : kelemahan SMK, tekanan dan faktor yang berpengaruh terhadap SMK, fungsi tunggal, SMK Model, fungsi majemuk DEVELOPING VOCATIONAL SCHOOL MODEL FOR THE FUTURE Abstract: The current practices of vocational schools in Indonesia mostly show the following weaknesses: offering single function of preparing students for gainful employment, preparing students to become employees and lack of entrepreneurship preparation, slow response to economic development, weak link and match with the world of work, and no guaranttee for graduates to get decent work. The external forces and factors influencing vocational schools are numerous but the followings must be urgently responded: national long range development plan, blue print for national education long range development plan, master plan for accelerating and enlarging national economic development of Indonesia, diversity of society needs particularly the world of work, technological development, and globalization. In order vocational schools to be able to play more important roles in Indonesian economic development, they have to enlarge their functions from solely single function to vocational school model having multiple functions of serving diverse needs of society. The transition from single function to multiple functions requires restructuring policy, planning, budgeting, institutions, and resources required to run vocational school model. Keywords : vocational school weaknesses, vocational school challenges, vocational school model, single function, and multi-functions