Alternative cement replacement are widely observed due to environmental issues. The processes of cement production are indicated as one of the highest contributors in CO2 levels in the air. One of the substances used as alternative cement is fly ash because it is similar in nature to cement and the amount is abundant because it is a residual result of coal burning process in power plants. Generally, fly ash is classified into two types namely type C and F. Type C is rarely used because it is easy to harden. However, in further research, this type C has advantages in increasing the compressive strength of premature concrete. This research was made to obtain the optimum type C fly ash ratio with cementitious material on the mortar. Technically, the research was carried out by making mortar samples with a composition ratio of 1: 3, while the cement water factor was 50%. Then, the composition of cementitious is varied between PC and fly ash, starting from 0%, 25%, 50%, 75%, and 100%. Testing is conducted only in the first and second week to observe the development of the initial forces. However, not all combinations can be tested because the strength is too low. Only the 25% fly ash combination gives 20 MPa strength at 7 days, which outperforms a control sample of 19.36 MPa. Henceforth, the strength of fly ash samples tends to be lower when compared to control samples.ABSTRAK Bahan alternatif pengganti semen mulai banyak dicari karena isu lingkungan. Proses pembuatan semen terindikasi sebagai salah satu penyumbang tertinggi dalam kadar CO2 di udara. Salah satu substansi yang banyak digunakan untuk bahan pengganti semen adalah fly ash karena sifatnya serupa dengan semen dan jumlahnya melimpah sebagai hasil residu pembakaran tungku batu hara di PLTU. Umumnya, fly ash dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu tipe C dan F. Tipe C jarang digunakan karena mudah mengeras. Namun, pada penelitian lebih lanjut, tipe ini memiliki kelebihan dalam meningkatnya kuat tekan umur prematur. Penelitian ini dibuat untuk mendapatkan rasio fly ash tipe C yang tepat dengan cementitious material pada mortar. Secara teknis, penelitian dikerjakan dengan membuat sampel mortar dengan perbandingan komposisi 1 : 3, sedangkan faktor air semen sebesar 50%. Kemudian, komposisi cementitious divariasikan antara PC dan fly ash, mulai dari 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Pengetesan dilakukan hanya pada minggu pertama dan kedua untuk mengamati perkembangan kekuatan awal. Namun, tidak semua kombinasi bisa diujikan karena kekuatannya terlalu rendah. Hanya kombinasi fly ash 25% saja yang memberikan kekuatan 20 MPa pada umur 7 hari, mengungguli sampel kontrol berkekuatan 19,36 Mpa. Sedangkan kekuatan sampel fly ash cenderung lebih rendah jika dibandingkan sampel kontrol. Kata kunci : fly ash tipe C; mortar; kuat tekan.