Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

UJI KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR SUMUR BOR DI DESA BAUMATA TIMUR KECAMATAN TAEBENU KABUPATEN KUPANG Tini Margarita Talan; Merpiseldin Nitsae; Rony S. Mauboy
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 4 No 2 (2021): Indigenous Biologi Agustus 2021
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v4i2.220

Abstract

ABSTRAK Air adalah substansi yang memungkinkan terjadinya kehidupan seperti yang ada di bumi. Penggunaan air untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari kebutuhan langsung seperti air minum, mandi, mencuci, irigasi, pertanian, perternakan, perikanan dan rekreasi. Air bersih harus memenuhi syarat kesehatan berupa faktor fisika, kimia maupun biologi. Penelitian ini bertujuan untuk Mengkaji Kualitas Air Pada Sumber Mata Air Sumur Bor Di Desa Baumata Timur Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang dengan menggunakan parameter Fisika, kimia dan biologi dibandingkan dengan PP No 82 tahun 2001 berdasarkan kelas 1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari parameter yang digunakan, TSS dari kedua Sumur Bor Bilamun dan Putun melebihi standar baku mutu, sedangakan Suhu, TDS, pH, dan total colifrom dari kedua Sumur Bor memenuhi standar baku mutu air yang telah ditetapkan pada PP No 82 tahun 2001 tentang pengelolaan Kualitas air berdasarkan kelas 1. Maka demikian hasil penelitian pada kedua Sumur Bor Bilamun dan Putun dapat digunakan sebagai air baku mutu menurut PP No 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air sesuai peruntukannya.
The Activity of Lenglengan Leaf Extract (Leucas lavandulifolia Sm.) as an Antibacterial for Staphylococcus aureus Virgolie Diknas Ximenis; Refli Refli; Djeffry Amalo; Alfred Dima; Rony Mauboy; Maria Ruma
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 2 (2022): April - June
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i2.3351

Abstract

Dafala village is one of the villages in NTT that uses lenglengan leaves as traditional medicine to treat diseases such as coughs, TBC, diarrhea and back pain.This present research aims to know the bioactive compounds and composition of the bioactive contained in Lenglengan (Leucas lavandulifolia Sm.) leaf extract, and too know the effectiveness of lenglengan leaf extract in inhibiting Staphyloccocus areus bacteria. We extracted leaves of Lenglengan by maceration method using ethanol. The extract was obtained and then tested in a qualitative way to determine the bioactive compounds are made by using reagents. While in the quantitative test to Determine of levels of flavonoids, phenols and tannins using UV-Vis spectrophotometry method, alkaloids and saponins using the gravimetric method. The Antibacterial test was carried out by disc paper method. Paper discs containing extract concentrations: 12.5%, 25%, 50%, 62.5% and 75%, positive control (gentamicin) and negative control (aquadest) were placed on MHA media containing S. aureus suspension, incubated at 37°C for 24 hours and then the diameter of the inhibition was observed. Qualititive test result show that the lenglengan leaf extract contains 5 bioactive compounds include alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and phenols. The composition of bioactive compounds in Lenglengan   leaf extract: flavonoids 23.93%, saponins: 19.05%, alkaloids: 15.28%, tannins: 5.81%, and phenols: 2,335%. The atibacterial result reveal that lenglengan leaf extract was significantly affect in inhibiting Staphylococcus aureus. The higher concentration of extract lenglengan leaves used, the higher the inhibition zone produced. The highest level response inhibition showed from level of 12.5%: 11.3 mm, 25%: 12.4 mm, 50%: 13.43 mm, 62.5%: 14.43 mm and 75%: 15.58 mm, gentamicin: 17.4 mm aquades:  0 mm.
HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK JENIS-JENIS TUMBUHAN GENUS EUPHORBIA (EUPHORBIACEAE) BERDASARKAN CIRI MORFOLOGI Maria Teresia Danong; Maria T.L. Ruma; Kristina M. Nono; Rony S. Mauboy; Theresia L. Boro; Emilia Etu
Floribunda Vol. 7 No. 2 (2023): Floribunda April 2023
Publisher : PTTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32556/floribunda.v7i2.2023.387

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kekerabatan fenetik jenis-jenis tumbuhan genus Euphorbia (Euphorbiaceae) berdasarkan ciri morfologi di Desa Oben, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel secara eksplorasi, koleksi dan dokumentasi. Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan ciri-ciri morfologi, serta gambar tumbuhan pada pustaka. Analisis hubungan kekerabatan jenis-jenis genus Euphorbia menggunakan prosedur simqual melalui program NTSYS–pc 2.02 (Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis System). Analisis pengelompokan cluster menggunakan SHAN (Sequential Aglomerative Hierarchical and Nested Clustering). Kategori pengelompokan setiap STO menggunakan kriteria indeks similaritas (IS) dengan kriteria: IS: ≥ 0.75 = sangat dekat, 0.51–0.74 = dekat, 0.26–0.50 = tidak dekat, ≤ 0.25 = sangat tidak dekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan jenis tumbuhan genus Euphorbia yaitu E. antiquorum L., E. heterophylla L., E. hirta L., E. milii Des Moul., E. pulcherrima Willd. & Klotzsch, E. tirucalli L., E. tithymaloides L., dan E. trigona Mill. Euphorbia milii memiliki 3 varian yaitu bunga merah, bunga kuning dan bunga merah jambu. Hubungan kekerabatan jenis-jenis tumbuhan genus Euphorbia berdasarkan fenogram dapat dikelompokan dalam 2 kelompok yaitu  kelompok I dengan hubungan  kekerabatan  sangat dekat dan IS = 0.82 dimiliki oleh E. trigona dan E. antiquorum; kekerabatan dekat dengan IS =  0.71–0.53 dimiliki oleh E. milii,  E. heterophylla, E. tithymaloides dan  E. tirucalli. Kelompok II dengan hubungan kekerabatan sangat jauh  atau sangat tidak dekat dengan IS = 0.49 dimiliki oleh E. hirta dan E. pulcherrima.