Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TANTANGAN MEMBANGUN DI LAHAN RTH (KAJIAN TATA RUANG PEMBANGUNAN EDUTORIUM DI EDUPARK UMS) Indrawati Indrawati; Alfa Febela Priatmono; Nurhasan Nurhasan
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2019
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.676 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v3i1.191

Abstract

Abstract: The objective of this paper is the approval of the development of Edutorium on Edupark land which has been designated as RTH on the Surakarta City regional planning. This study was presented descriptively using content analysis methods. After being analyzed, conclusions are obtained; (a) The UMS must obtain permission from the Surakarta City Government to obtain Edupark land; (B) If UMS agrees to permit the construction of Edutorium with a simple building category and has an open land of at least 70%, it is expected that permit will be issued so on. But if Edupark has a building character is not simple and important for the environment, the management of permit for more than 4 months; (c) If no open space rules are accepted, the permit is not issued; (d) UMS has a significant opportunity to submit a request for changes in Edupark's land function through the regional planning revision process. This revision process estimates 1 to 2 years; (e) if UMS applies the green concept of public space in Edutorium buildings, it is truly one of the advantages of UMS in applying Islamic architecture. Based on the conclusions above, the following are recommended: (1) Requirement documents and development permits need to be approved before construction is carried out in the field; (2) In order to be more flexible, this year, the approved UMS immediately requested a change in Edupark from green open space to a cultivation area (yellow); and (3) Before the Edutorium is built, the fulfillment of convention needs can be done by using convention buildings around the UMS. Keywords: Green Open Space, Spatial Planning, UMSAbstrak: Tulisan ini bertujuan memahami regulasi pembangunan Edutorium  di lahan Edupark yang telah ditetapkan sebagai RTH dalam RTRW Kota Surakarta. Penelitian ini dipaparkan secara deskriptif menggunakan metode analisis konten. Setelah dianalisis diperoleh kesimpulan; (a) UMS harus mendapat ijin dari Pemkot Surakarta untuk memanfaatkan lahan Edupark; (b) Jika UMS mengajukan ijin pembangunan Edutorium dengan kategori bangunan sederhana serta memiliki lahan terbuka minimal 70%, diperkirakan IMB terbit dalam waktu dekat. Namun jika Edupark memiliki karakter bangunan tidak sederhana serta berdampak penting bagi lingkungan, pengurusan IMB memakan waktu lebih dari 4 bulan; (c) Jika tidak mengikuti kaidah-kaidah RTH, dimungkinkan IMB tidak akan terbit; (d) UMS memiliki peluang cukup besar untuk mengajukan permohonan perubahan fungsi lahan Edupark melalui proses revisi RTRW. Proses revisi RTRW diperkirakan 1 hingga 2 tahun; (e) jika UMS menerapkan konsep public space yang hijau pada bangunan Edutorium, sesungguhnya merupakan salah satu kelebihan UMS dalam mengaplikasikan arsitektur Islam. Berdasarkan kesimpulan di atas, direkomendasikan beberapa hal berikut: (1) Dokumen persyaratan dan perijinan pembangunan perlu dipenuhi sebelum dilakukan pembangunan di lapangan; (2) Agar lebih fleksibel, pada tahun ini UMS sebaiknya segera  mengajukan permohonan perubahan fungsi lahan Edupark dari RTH (hijau) menjadi kawasan budidaya (kuning); dan (3) Sebelum Edutorium terbangun, pemenuhan kebutuhan konvensi dapat dilakukan dengan menyewa gedung-gedung konvensi yang ada di sekitar UMS. Kata Kunci: RTH, Tata Ruang, UMS
Pengembangan Desa Wisata Bumi Arum Majasto berbasis Histori, Lingkungan, dan Ekonomi Indrawati Indrawati; Nurhasan Nurhasan; Rini Hidayati; Fadhilla Tri Nugrahaini; Dwi Haryanti; Zaini Musthofa
Warta LPM WARTA LPM, Vol. 26, No. 3, Juli 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v26i3.1454

Abstract

Majasto village was designated by the government as a Religious Tourism Area through the Sukoharjo Regency Spatial Plan. However, to support this, Majasto Village does not have a good management system and regional planning of village-owned enterprises (Badan Usaha Milik Desa/Bumdes) to encourage its economic acceleration. This program aims to develop a tourism village area plan and optimal financial management for Bumdes. The method used is through mapping both physical and non-physical potentials of the village to obtain detailed information, which is done by conducting a mapping or survey to identify natural and artificial physical potential, as well as socioeconomic and historical aspects to understand the potential and problems through SWOT analysis. The results of this program are in the form of a Tourism Village Master Plan and a Priority Area Plan. The second result is the initiation of financial digitization training through Bumdes Financial Accounting System. This is done to ensure that Bumdes can record transactions and financial reporting properly. The integration of the development of Bumdes business unit based on the Tourism Village Master Plan and the Priority Area Plan (the first stage result) and the Bumdes Profile (the second stage result).
Pengaruh Makam Punden terhadap Perkembangan Desa Wisata (Kajian Master Plan Desa Wisata Majasto Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah) Indrawati Indrawati; Nurhasan Nurhasan; Zaini Musthofa
JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) Volume 7 No. 2 September 2023: JRST
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jrst.v7i2.15286

Abstract

Di Desa Majasto terdapat Makam Punden Ki Ageng Majasto (KAM) dan beberapa tempat sacral lainnya yang banyak dikunjungi peziarah. Berdasarkan potensi ini kemudian Pemerintah Desa Majasto  menyusun master plan Desa Wisata. Terdapat hal unik dan menarik untuk diteliti karena potensi wisata ziarah berupa makam punden dan tempat-tempat sacral lainnya tidak menjadi kawasan yang diprioritaskan. Oleh karenanya permasalahan penelitian dirumuskan menjadi: Bagaimana pengaruh Makam Punden terhadap pengembangan atraksi Desa Wisata Majasto? Adapun tujuannya: mengetahui seberapa besar peran Makam Punden dalam pengembangan Atraksi Desa Wisata Majasto. Master plan dan profil desa sebagai data utama dalam penelitian ini memiliki metode yang berbeda-beda sesuai tahapan kegiatan. Metode masing-masing tahap sebagai berikut: (1) Penyusunan profil Desa menggunakan metode sekunder (penelusuran dokumen) dan primer (wawancara dan observasi); (2) Identifikasi potensi unggulan dan strategi pengembangan menggunakan metode SWOT; (3) Perumusan konsep dasar master plan menggunakan metode FGD; dan (4) pendembangan rencana menggunakan metode eksplorasi desain. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konten. Konten potensi tempat-tempat sacral di profil desa dikomparasikan dengan kawasan prioritas yang ada di master plan. Setelah dilakukan penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Secara substantif, Makam Punden tidak berpengaruh pada pengembangan jenis atraksi wisata baru yang dikembangkan, namun demikian 2) Secara branding, Makam Punden menjadi satu-satunya sumber ‘brand’ atau ‘citra’ atau ‘legenda’ yang digunakan untuk memberi nama masing-masing objek agar lebih terkesan ‘bermakna’ dan unik, yaitu: Taman ‘Bumi Arum’, Pemancingan ‘Sutawijaya’, Lapangan OR dan Taman  ‘Sutawijaya’, serta Sentra Busana ‘Majasto’.