Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

CITRAAN LIMA PUISI RITUS KONAWE KARYA IWAN KONAWE Nuryadin Nuryadin
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol 3 No 3 (2018): Agustus
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research uses Structural approach. With this structural approach, the researcher can see the extent to which a literary work has a moral value in the novel to be analyzed. The source of data in this research is Konawe's ritual poem by Iwan Konawe and its contents. The form of data in the form of elements of images in five poems contained in each of five poems by Iwan Konawe. The research process is done by data collection and data analysis. Data obtained by way of reading and recording. The analysis is presented in the description. The result of this research is submitted as a whole that Iwan Konawe poem image, is a poem image contained in five poems Konawe ritus Iwan Konawe work can be used as learning and inspiration in real life. Keywords: image of five poems in the Konawe Rite.
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI FIKIH PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNARUNGU DI SMPLB DHARMA WANITA PERSATUAN BANJARMASIN Nuryadin Nuryadin
Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol 9, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.353 KB) | DOI: 10.18592/jtipai.v9i1.3098

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha menuturkan masalah yang ada berdasarkan hasil wawancara ataupun observasi dengan informan. Objek penelitian ini adalah Problematika pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Fikih pada anak berkebutuhan khusus tunarungu di SMPLB Dharma Wanita Persatuan dan subjeknya satu orang guru agama dan siswa/i berjumlah 17 orang dengan kategori Tunarungu.Teknik pengumpulan data dalam penilitian ini diambil dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data diolah dengan teknik editing dan Interpretasi data. Selanjutnya dianalisis secara kualitatif yang bersifat deskriftif dengan mengacu kepada landasan teoriHasil penelitian menunjukkan bahwa problematika yang dihadapi  antara lain kurangnya komptensi guru (guru pengampu mata pelajaran PAI adalah guru lulusan S1 Biologi), kondisi siswa, perencanaan pembelajaran yang kurang sesuai dengan kondisi siswa, penggunaan alokasi waktu yan kurang efektif, penggunaan/pemanfaatan media yang kurang maksimal. solusi yang dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan memahami karakteristik siswa tunarungu, menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan menggunakan waktu sebaik mungkin, dan penggunaan media yang sesuai dengan kebutuhan anak. Kata Kunci: Problem, Pembelajaran Materi Fikih, Tunarungu dan SMPLB
Urgensi Pengaturan Lame Duck Session (Sesi Bebek Lumpuh) dalam Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nuryadin Nuryadin
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Vol 9, No 6 (2022)
Publisher : Faculty of Sharia and Law UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjsbs.v9i6.26798

Abstract

During the transition of power, a phenomenon known as the lame duck session occurred, in which an official whose term of office was about to expire, and his successor had been elected. The change of leadership from an active official to a new official who has been elected based on the election results, basically creates a time gap between the day of determining the election results and the day of the inauguration of the elected officials. Problems that then arise as a result of this are the policies taken by officials who are still active at the end of their term of office, and legal uncertainty in making policies that benefit certain parties. Based on the comparisons made, the lame duck session arrangement contained in the constitutions of other countries is in the form of tightening the election schedule and the appointment of members of parliament, which is aligned with the period of the parliamentary session. The shorter the schedule, the shorter the duration of the parliamentary lame duck session. In Indonesia, setting limits on the holding of general elections, the appointment of elected members of parliament and the schedule for holding the session period need to be contained in the constitution of the Republic of Indonesia. Considering that this arrangement is political in nature, if it is only stated in legislation, it will be easy for the House of Representatives to make changes in accordance with the interests of the majority of members of parliament.Keywords: lame duck session, Indonesia AbstrakPada masa transisi kekuasaan, terjadi sebuah fenomena yang dinamakan sebagai lame duck session, di mana pejabat yang masa jabatannya akan segera berakhir, dan penggantinya telah terpilih. Pergantian kepemimpinan dari pejabat yang masih aktif ke pejabat baru yang telah terpilih berdasarkan hasil pemilu, pada dasarnya menimbulkan sebuah celah waktu antara hari penetapan hasil pemilu dan hari pelantikan pejabat terpilih. Permasalahan yang kemudian muncul akibat hal tersebut adalah terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pejabat yang masih aktif diakhir masa jabatannya, dan ketidakpastian hukum dalam pengambilan kebijakan yang menguntungkan pihak-pihak tertentu. Berdasarkan perbandingan yang dilakukan, pengaturan lame duck session yang dimuat dalam konstitusi negara-negara lain berupa pengetatan jadwal pemilu dan pengangkatan anggota parlemen, yang diselaraskan dengan masa persidangan parlemen. Semakin singkat jadwalnya, maka durasi lame duck session parlemen menjadi lebih singkat pula. Di Indonesia pengaturan batas penyelenggaraan pemilihan umum, pengangkatan anggota parlemen terpilih dan jadwal penyelenggaraan masa sidang perlu dimuat dalam konstitusi Republik Indonesia. Mengingat pengaturan ini bersifat politis, jika hanya dituangkan dalam peraturan perundang-undangan, maka Dewan Perwakilan Rakyat akan mudah untuk melakukan perubahan sesuai dengan kepentingan mayoritas anggota parlemen.Kata kunci: Periode Bebek Lumpuh; Lame Duck Session; Indonesia