Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TATALAKSANA GAGAL NAFAS AKUT AKIBAT EDEM PARU AKUT PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI Matdhika Sakti; Ferianto Ferianto; Dea Vilia Siswoyo; Fifi Candita; Ria Finola Ifani
Collaborative Medical Journal Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v4i1.2161

Abstract

Gagal nafas merupakan kondisi kegagalan fungsi sistem respirasi dalam pertukaran gas di mana PaO2 < 60 mmHg dan/ PaCO2 > 50 mmHg. Telah dilakukan tindakan kepada seorang pasien laki-laki berusia tujuh puluh satu tahun dengan berat badan 70kg yang di bawa ke IGD RSUD Kota Dumai dengan keadaan penurunan kesadaran. Dari alloanamnesa terhadap keluarga pasien, diketahui sebelumnya pasien mengeluhkan sesak nafas yang muncul tiba-tiba. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung yang diketahui sejak 6 bulan terakhir dan hipertensi tidak terkontrol. Pasien didiagnosis dengan respiratory failure type 1 et causa cardiogenic pulmonary oedem. Saat di ICU, saturasi O2 pasien turun menjadi 77% sehingga pasien diberikan bagging untuk bantuan nafas kemudian saturasi O2 naik menjadi 90%, kemudian pasien mengalami apneu, asistol dan arteri karotis tidak teraba sehingga dilakukan RJP kompresi: ventilasi 30:2 dengan total 15 siklus dan pasien mengalami ROSC. Pasien kemudian dipasang intubasi dan dibantu ventilator, saturasi O2 menjadi 99%. Sebelumnya pasien diberikan midazolam 15mg di dalam 50ml NaCl melalui syringe pump dan fentanyl 2 ampul dalam 50cc NaCl 50ml melalui syringe pump. Kemudian, pola nafas tidak efektif dan keadaan umum memburuk, ventilator diubah menjadi mode PCAC kemudian pernafasan kembali adekuat dan hemodinamik pasien stabil. Kemudian pada pasien dilakukan weaning ventilator.
SIROSIS HEPATIS & TUBERKULOSIS PARU : SEBUAH LAPORAN KASUS Evy Eryta; Doni Saputra; Dea Vilia Siswoyo
Collaborative Medical Journal Vol 4 No 1 (2021): Januari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/cmj.v4i1.2163

Abstract

Telah dilakukan tindakan kepada seorang pasien laki-laki berusia enam puluh dua tahun di bawa ke IGD RSUD Kota Dumai dengan keluhan sesak nafas sejak ±2 minggu yang lalu. Pasien mengeluhkan nyeri dada kanan dan nyeri dada dirasasakan seperti ditimpa beban dan tidak menjalar. Pasien mengeluhkan batuk disertai darah sejak 2 hari yang lalu. pasien mengeluhkan perut semakin membesar sejak 1 bulan ini. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut disebelah kiri atas. Nyeri sudah lama dirasakan sekitar 6 bulan terakhir. Penatalaksanaan yang diberikan meliputi Non-Medikamentosa yaitu edukasi kepada pasien dan keluarga untuk selalu memakai masker, menutup mulut dengan tissue atau lengan ketika batuk atau bersin, minum obat secara teratur dan tuntas, pola hidup sehat dan kontrol secara teratur. Di samping itu, dilakukan pula penatalaksanaan medikamentosa diantaranya IVFD A Fusin Hepar : Dextrose 5% 1:1 10 tpm, Omeprazole 1 ap, Furosemid 3x1 ap IV, Combivent 3x1 Resp Nebu, Spironolacton 100 mg 2x1 Tab OR, Propanolol 10 mg 2x1 Tab OR, KSR 1x1 Tab OR, Hepa Q 3x1 Tab OR, Cefotaxim 2x1Vial OR, NAC 3x1 Cap OR, Etambutol 1000mg 1x1 Tab OR, Inj streptomicyn 750 dan Ciprofloxacin 2x500 Tab OR. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka ditegakkan diagnosis kepada pasien tersebut adalah sirosis hepatis dan TB paru.
Hubungan Berdiri Lama Dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah Pada Pegawai Rotte Bakery Di Kota Pekanbaru Tahun 2020 Retno Putri; Dea Vilia Siswoyo; Nurshal Hasbi
OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol. 1 No. 6 (2023): November : OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/obat.v1i6.280

Abstract

Low back pain (LBP) is a non-specific condition of acute or chronic pain in or near the lumbosacral spines that can be caused by inflammatory, neoplastic, traumatic, or other disorders. Long standing can be caused discomfort for the worker’s body. A survey conducted by the Center for Disease Control and Prevention (CDC) in 2011, low back pain is found in the top 10 diseases in Indonesia. As for jobs that required on standing for long duration and correlation by increased risk for low back pain, one of which is in a cake company called Rotte Bakery in Pekanbaru. The production process at Rotte Bakery required a lot of human roles, especially in terms of physical aspects, allowing staffs to long standing while working which can cause ergonomic problems such as low back pain. The research conducted by observational analytic method, with a cross sectional study design. The sampling technique used accidental sampling which was statistically tested using the chi-square test. The research purposes to determine the correlation of the long standing with low back pain event on Rotte Bakery Pekanbaru city staffs 2020. The result showed that there was a relationship (p-value = 0,000) and a significant correlation (p-value < 0.05) long standing with lower back pain event on Rotte Bakery Pekanbaru city staffs. Rotte Bakery staffs advised to pay attention to standing time while working, adhere to the rules for using a complete PPE, and the company can provide education at the beginning before starting work.