Resmi Rumenta Siregar
Sekolah Tinggi Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PERBEDAAN JENIS KAYU BAKAR DAN LAMA PENGASAPAN TERHADAP MUTU SENSORI IKAN PATIN ASAP (Pangasius pangasius) Resmi Rumenta Siregar; I Ketut Sumandiarsa; Zulkhairina Zulkhairina
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 3, No 1 (2020): JKPT Juni 2020
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.011 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v3i1.8275

Abstract

Lama pengasapan dan jenis kayu yang digunakan akan mempengaruhi mutu ikan asap yang dihasilkan, karena setiap jenis kayu mengandung senyawa kimia yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan kayu bakar yang digunaan dan lama pengasapan terhadap mutu ikan patin asap. Ikan patin yang digunakan berukuran 200-300 gr/ekor. Pengujian yang dilakukan adalah uji hedonik (kesukaan) terhadap kenampakan, bau, rasa dan tekstur ikan patin asap. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan jenis kayu (kayu karet dan kayu rambutan) dan lama pengasapan (8 jam, 9 jam, dan 10 jam). Data yang diperoleh dianalisis dengan Kruskal Wallis. Dari hasil pengujian hedonik diketahui bahwa panelis lebih menyukai ikan patin yang diasap dengan kayu rambutan selama 9 jam. Uji statistik menunjukkan bahwa perbedaaan jenis kayu (kayu karet dan kayu rambutan) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai hedonik ikan patin asap (Chi Square = 3,627 dan p-value 0,057 > 0,05), sedangkan lama pengasapan pada rentang waktu 8 jam, 9 jam dan 10 jam, berpengaruh nyata terhadap nilai hedonik ikan patin asap (Chi Square = 7,506 dan p-value 0,023 <  0,05).
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG PADA PINDANG BANDENG (Chanos chanos) PRESTO Resmi Rumenta Siregar
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 2, No 1 (2019): JKPT Juni 2019
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.856 KB) | DOI: 10.15578/jkpt.v2i1.7614

Abstract

Ikan pindang adalah salah satu olahan yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari produksi ikan pindang yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Sebagai contoh di Kabupaten Bogor, produksi ikan pindang pada tahun 2013 sebesar 3.643,56 ton, meningkat menjadi 10.334,44ton pada tahun 2015. Ikan pindang disisi lain, sangat mudah mengalami kemunduran mutu disebabkan masih tingginya kadar air, pengemasan yang tidak memenuhi standar serta proses pengolahan yang pada umumnya kurang menerapkan prinsip sanitasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kapang yang tumbuh pada bandeng presto. Sampel Bandeng presto diambil dari CV. Cindy Group. Kapang diisolasi dengan metode pengenceran bertingkat menggunakan media DRBC (Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol Agar), kemudian diidentifikasi secara morfologi menggunakan media Malt Extract Agar dan Czapek’s Yeast Extract Agar. Nilai Aktivitas air (aw) bandeng presto memiliki kisaran rata-rata 0,96 – 0,97. Secara makroskopis terlihat adanya pertubuhan kapang pada permukaan ikan bandeng presto setelah penyimpanan selama 3 hari pada suhu ruang (20-250C). Sebanyak 5 isolat kapang diisolasi dari ikan pindang sampel bandeng presto. Hasil identifikasi secara mikroskopis diketahui bahwa kapang yang tumbuh ada ikan pindang tersebut adalah spesies Penicillium citrinum, Eurotium chevalieri, Fusarium solani, Fusarium sp, dan Cladosporium sp. Kadar aw ikan pindang resto yang masih tinggi (0,96-0,97) menyebabkan ikan pindang mengalami pembusukan yang diakibatkan oleh bakteri.